Aero tersenyum kecil. Tangan kanannya yang semula masuk ke dalam saku celana ia keluarkan, menjabat tangan Teddy—seniornya saat di kampus dulu.
"Hallo, Teddy. Atau harus gue panggil Kak Teddy?"
Teddy tergelak. Laki-laki itu mengibaskan tangannya di udara. "Just Teddy, please. Aneh banget denger lo manggil kak sedangkan cewek satu ini." Teddy menunjuk Kaelyn yang duduk di hadapannya. "Manggil gue Teddy doang tanpa embel-embel kak."
"Lo sendiri yang nggak mau gue panggil kak," protes Kaelyn. Ia sudah berniat memanggil Teddy dengan sopan, tapi Teddy sendiri yang melarang. Bukan salahnya lagi kan?
"Loh, kalian saling kenal?" Chlava tampaknya menjadi satu-satunya orang asing saat ini. Gadis itu melihat bolak-balik pada Aero lalu Teddy dengan wajah bingungnya.
"Kita bertiga dulunya satu univ. Khusus gue sama dia." Teddy menunjuk Aero. "Satu fakultas. Beda angkatan doang."
"Iya, dia seniorku," sahut Aero kalem. Chlava membulatkan mulutnya—ber-oh ria.
"Kalian mau makan juga? Ayo, gabung sama kami," ajak Teddy bersemangat. Ia pindah duduk di samping Kaelyn, memberi ruang untuk sepasang kekasih itu untuk di duduk di hadapannya. Teddy bahkan sudah memindahkan semua pesanannya, padahal pasangan kekasih di hadapannya itu belum mengiyakan.
"Eh ... apa kita nggak ganggu mereka? Siapa tahu mereka lagi kencan." Kaelyn sedikit keberatan bergabung dengan Aero dan Chlava. Bukannya dia jahat, tapi tahu saja lah alasannya.
"Kami bakal cari me–" Itu Aero tapi kalimatnya segera dipotong Chlava.
"Ide yang bagus! Aku setuju kita makan bareng mereka, Mas. Kapan lagi kamu ketemu teman lamamu, kan?" Chlava menatap Aero dengan mata berbinar sehingga wajahnya jadi menggemaskan. Aero menghela napas. Jika sudah begini, ia tidak bisa menolak lagi.
"Baiklah."
"Yes!" Chlava duduk di hadapan Teddy dan Aero duduk di hadapan Kaelyn. Saat mata Kaelyn dan mata Aero saling bertemu, Kaelyn buru-buru menunduk. Ia pura-pura menyeruput minumannya.
Setelah memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman untuk dirinya dan Aero, Chlava mulai membuka topik pembicaraan. Arahnya sih ia mau tahu kehidupan masa lalu Aero. Aero sangat pelit membagi cerita masa lalunya. Setiap ditanya, laki-laki itu selalu menjawab "tidak ada yang menyenangkan." Chlava juga sudah pernah bertanya pada Kaelyn, tapi jawaban Kaelyn yang sedikit dan singkat tidak membuat gadis itu puas.
"Jadi lo seniornya Mas Aero di kampus?" tanya Chlava semangat pada Teddy.
"Yap, betul."
"Ceritain dong Mas Aero itu gimana dulu. Dia selalu pelit ngasih tahu gimana masa lalunya."
Aero mendelik kesal pada tunangannya. Ia tidak suka kehidupannya yang dahulu diungkit-ungkit. Aero sudah lama bangkit dari sana dan enggan menoleh lagi. "Chla, kenapa nanya itu, sih? Kan aku udah bilang, biasa aja. Nggak ada yang se–"
"Nggak ada yang seru?" potong Teddy. Laki-laki itu berdecak tidak setuju. Ia menyimpan sendok penuh makanan ke piring yang tadinya hampir masuk ke mulutnya. "Jadi gubernur BEM dan terkenal di kampus lo bilang nggak seru? Wah, parah lo, Ro. Nggak mensyukuri nikmat."
"Ck, nggak selebay itu," decak Aero. Bergabung bersama Teddy merupakan hal yang buruk. Harusnya tadi ia menolak dengan tegas keinginan Chlava.
"Mas Aero pernah jadi gubernur BEM? Terkenal di kampus juga?"
"Chlava," tegur Aero tidak suka. Namun, Chlava tidak peduli dengan teguran tersebut. Ia tetap ingin mengorek masa lalu Aero lewat Teddy.
"Lo beneran nggak tahu? Asal lo tahu, salah satu alasan dia terkenal—selain karena dia gubernur BEM—karena dia pernah–"

KAMU SEDANG MEMBACA
Voltar
Romance[Sequel of Amare] Biasanya di cerita romance novel, tokoh utama yang menjadi pihak tersakiti saat pasangannya masih bertaut dengan masa lalunya. Sayangnya di kisah hidupnya, Kaelyn tidak berada di posisi si tokoh utama yang tersakiti, melainkan sang...