[Sequel of Amare]
Biasanya di cerita romance novel, tokoh utama yang menjadi pihak tersakiti saat pasangannya masih bertaut dengan masa lalunya.
Sayangnya di kisah hidupnya, Kaelyn tidak berada di posisi si tokoh utama yang tersakiti, melainkan sang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tangan Kaelyn bergetar hebat ketika pesan dari Aero yang mengirimkan kartu undangan digital pertunangan masuk ke ponselnya. Sebenarnya undangan yang sama sudah ia dapatkan dua minggu yang lalu, tapi dalam bentuk kartu. Kaelyn segera membuang undangan itu ke tempat sampah begitu mendapatkannya. Hatinya tidak sekuat itu melihat nama Aero bersanding dengan gadis yang bukan dirinya di undangan. Melenyapkan undangan tersebut dari pandangannya adalah cara paling baik untuk menjadi pelipur laranya. Namun, siapa sangka ia malah mendapatkan undangan yang sama dalam bentuk digital hari ini? Tepat sehari sebelum pertunangannya diadakan.
Aero Jangan lupa datang besok malam ya. Gue berharap banget liat lo di acara gue.
Pandangan Kaelyn perlahan mengabur. Sesak di hatinya makin menjadi setelah membaca pesan dari Aero. Bagaimana mungkin ia bisa hadir di acara yang menghancurkan hatinya itu? Kuatkah hatinya melihat Aero bersanding dengan Chlava di hadapan banyak orang dan saling bertukar cincin? Tentu saja jawabannya tidak. Ia sudah cukup tersiksa selama ini. Rasanya ia tidak akan sanggup menahan semua yang ia pendam jika hadir besok malam. Lagipula, kenapa Aero bisa sesantai itu mengundangnya? Tidakkah Aero ingat bahwa mereka dahulunya adalah sepasang kekasih? Tidakkah laki-laki itu merasa canggung? Atau Kaelyn saat ini benar-benar hanya dianggap teman, makanya Aero mengundang dan menginginkannya untuk hadir?
Aero Kok diread doang? Hallo? Are you still there?
Akan tetapi, bagaimana cara Kaelyn menolak jika Aero seperti ini? Laki-laki itu seperti ingin sekali ia hadir besok. Aero tentu akan sangat kecewa bukan jika Kaelyn mengatakan tidak?
Kaelyn tahu ia bodoh. Sudah tahu dirinya akan tersakiti, masih saja nekat mengiyakan permintaan Aero. Sayangnya dibanding memikirkan rasa sakitnya, ia lebih tak kuasa menolak keinginan orang yang ia cintai itu. Kaelyn akan merasa bersalah jika mengatakan tidak pada Aero. Kesalahan di masa lalu membuatnya menghukum diri seperti ini. Melakukan apapun agar Aero bahagia meskipun ia harus melukai dirinya sendiri.
Aero Udah konfirmasi ke Ela?
Sebelum membalas pesan Aero, ia buru-buru mengirim pesan pada Mikaela. Mengkonfirmasi kehadirannya besok pada sahabatnya. Setelah itu baru lah ia membalas pesan Aero.
Kaelyn Udah dong.
Aero Barusan ya?
Kaelyn Yah ketahuan😕
Setelah itu, Kaelyn menyimpan ponselnya di dalam laci, membiarkan pesan balasan dari Aero tidak terbaca. Sudah cukup menyiksa diri untuk hari ini. Ia perlu healing sebentar agar membuatnya tetap waras.