Biasanya saat mantan pacar dan pacar bertemu akan menimbulkan sebuah kecanggungan yang berkepanjangan, tapi berbeda dengan Jenny, Johnny dan Tama. Ketiganya tampak begitu santai dan melempar obrolan tanpa ada ketidakenakan ataupun kecanggungan yang membunuh atmosfer. Semuanya terlalu baik-baik saja hingga Dony sedikit bingung ah tidak sedikit, tapi banyak.
"Koreksi gue kalo gue salah ya," kata Dony membuat tiga manusia yang sedang makan bersamanya menoleh.
"Tama ini mantan Jenny dan Johnny pacar Jenny, iya kan?"
"Iya nggak salah, kenapa?" tanya Jenny.
"Nggak gitu harusnya Tama kesel nggak sih? Dia baru aja putus dari lo dan lo tiba-tiba udah punya cowok." Tama mendengus menahan tawanya keluar. Bagaimana dia mau kesal jika ia tak punya perasaan lebih kepada Jenny?
"Lo mau gue jelasin?"
"Panjang nggak?"
"Lo mau pance apa cerpen?" tanya Johnny.
"Cerpen aja dah."
"Singkatnya Tama sama Jenny pacaran bukan karena saling suka, tapi saling memanfaatkan dan Jenny suka dan sayangnya sama gue." Memang yang dilihat Dony seperti itu, tapi dia tak ingin percaya karena cerita seperti itu sangat sinetron yang aneh jika ada di dunia nyata.
"Terus Tama?" tanya Dony.
"Dia? Ah dia pacaran sama gue buat nutupin kalo dia suka sama pacar sahabatnya sendiri. Si Anne." Tama hanya senyum-senyum sendiri sekarang salah satu bebannya terangkat, setidaknya dia tak perlu berpura-pura menyukai Jenny.
"Anjir, padahal gue pikir lo sama Jisa."
"Pikiran macam apa itu? Kagak lah, Tama mending sama Anne ketimbang sama Jisa." Memang Jenny sudah baik-baik saja perkara orang tuanya, tapi ia masih tak suka dengan Jisa yang menurutnya sangat obsesi pada Tama.
"Oh ya ngomong-ngomong soal Anne sama Jisa. Di departemen gue ada gosip kalo Anne putus sama Yudi gegara Jisa." Jenny ingat dengan gosip yang tengah berkembang di antara anak tekling itu.
"Nggak mungkin, Jisa sukanya sama Tama bukan sama si tukang nembak."
"Ya, gue juga nggak tau. Tapi, kemaren pas gue rapat sama Yudi juga tuh si Jisa nungguin Yudi depan ruang HM abis itu pergi berdua. Tapi, kalo misal mereka beneran lo udah bebas Tam."
Tama tampak kaget dengan berita itu. Jika berita itu benar maka Tama perlu membuat perhitungan pada Yudi. Dia pikir Yudi memutuskan Anne karena masalahnya dengan sang ayah, dan itu yang membuatnya tetap diam sampai sekarang. Namun, jika Jisa adalah alasannya, maka dengan senang hati Tama akan memberikan memar pada tubuh Yudi.
"Eh Tam mau kemana?" tanya Johnny saat Tama sudah beranjak dari kursinya.
"Pulang." Tama langsung pergi begitu saja meninggalkan tiga manusia yang masih menikmati makanan dan pergibahan.
"BTW ini kalian yang bayar kan? Pajak jadian."
"Kalo gini aja lo cepet."
"Btw kalian mulai deket kapan?" tanya Dony sedikit penasaran, siapa tahu setelah mendengar penjelasan dari Johnny dia bisa tahu kiat-kiat mendapatkan pacar dalam waktu singkat. Bosen cuy jomblo terus.
"Oh waktu itu di tempat makan, gue lagi nungguin Tama dan Johnny dateng terus kita ngobrol dan ternyata kita nyambung. Awalnya gitu."
"Oh gue inget, itu pas lo disuruh Jisa nemuin pacarnya Tama kan?" Demi Tuhan saat itu Johnny ingin merobek mulut Dony.
"Jisa?" Jenny mengucapkan nama itu sambil menatap kesal ke arah Johnny.
"Jadi, lo deketin gue dulu karena Jisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?