36. Perang Strategi part 1

704 184 31
                                    

Anne adalah jenis manusia bossy yang sering mengekploitasi sumber daya manusia, lihat saja bagaimana dia membuat Jevon kesusahan dengan menyuruhnya menjadi mata-mata secara dadakan. Lelaki itu bertugas untuk mengikuti kemana pun Renita pergi. Dan ketika ia mendapat kabar dari Jevon bahwa adik kesayangannya itu akan mengunjunginya, maka Anne akan melakukan sebuah sandiwara kecil.

"Berlebihan Lis, yang keliatan natural dong make up-nya." Anne tampak protes karena Lisa berniat menambahkan make up luka koreng persis seperti para pemain sinetron azab. Padahal Anne hanya meminta luka memar saja, tapi bagi Lisa semakin mengerikan lukanya maka semakin simpati adik Anne nanti.

"Ih gini doang mah mana mempan." Anne melirik Lisa garang.

"Lo pikir korengan itu gara-gara ditabok? Dih gila."

Lisa mengerutkan alisnya karena dia sendiri tak tahu bagaimana manusia bisa terkena koreng. Dia bahkan berniat untuk mengunjungi google hanya saja Anne menghentikannya.

"Udah gini aja. Yang penting make up-nya waterproof soalnya gue bakal nangis kayak banjir bandang."

"Tenang aja make up-nya dijamin tearsproof, waterproof, dan soundproof," katanya penuh dengan percaya diri.

Seperti biasa Anne akan selalu percaya dengan Lisa.

"Mata gue udah keliatan kayak orang depresi belum?" tanya Anne.

Dan tentu saja matanya sudah terlihat seperti orang yang patah hati, dari semalam dia terus menangis secara sengaja bahkan ia juga tak tidur untuk membuat efek menderita yang natural.

"Iya, mata lo udah keliatan abis dipipisin kecoak."

"Udah di lift kata Jevon." Anne memberitahu Lisa. Dalam dalam kecepatan kilat Lisa membereskan segala make up kembali.

"Lo inget script-nya kan?" tanya Anne memastikan.

"Tenang aja, gini-gini dulu gue pernah jadi ibu tirinya Cinderella pas drama." Anne mengangguk dia ingat dulu Lisa terlalu menghayati hingga menampar Tere yang berperan sebagai Cinderella padahal itu tak ada di skenario hingga membuat para pemain nge-bug untuk beberapa saat.

"Oke sip. Lo yang bukain pintu ntar." Lisa memberikan jempolnya.

Beberapa menit berlalu dan akhirnya bel apartemen Anne berbunyi. Menunggu hingga bel berbunyi lagi Lisa baru membuka pintu.

Seperti skenario yang tertata, Lisa akan memberikan wajah tak sukanya pada Renita.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Lisa galak.

"Kak Anne ada?"

"Mau ngapain? Nggak cukup kemaren nyokap lo mau bunuh Anne sekarang lo mau ikut-ikutan? Udah balik sana!" Renita tampak kaget dengan tuduhan Lisa.

"Kak Lis, aku nggak mau ngapa-ngapain Kak Anne. Aku cuma mau ketemu Kak Anne mau ngobrol."

"Anne nggak ada sana—"

"Siapa Lis?" Suara sang bintang utama terdengar.

"Bukan siapa-siapa," kata Lisa dan seperti tebakan mereka Renita akan menerobos masuk.

"Ren?!" Anne tampak kaget, kemudian gadis itu menutupi bibir dan pipinya setelah memastikan Renita melihat semua itu.

"Ya Tuhan Kak Anne kenapa?" Renita mendekat ke arah Anne berusaha untuk menggapai Anne.

"Nggak apa-apa cuma jatuh."

"Jatuh apaan! Nyokap lo tuh yang bikin dia kayak gitu!"

"LISA!" Anne berteriak seolah ingin Lisa berhenti bicara.

✅hopeless loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang