Ball room hotel Roses tampak begitu hidup dengan banyaknya bunga-bunga yang terpasang menghiasi setiap sudut tempat resepsi pernikahan Patricia dan juga Garda. Di pelaminan ada sepasang manusia yang telah secara sah mengikat janji pernikahan.
Sementara itu di pojok ada Anne yang duduk sembari memperhatikan makanan mana yang akan ia ambil setelah menghabiskan sop buah, benar-benar tukang selingkuh makanan. Sementara di sampingnya ada Tama yang terus memperhatikan tata panggung dan segala macam hal di pernikahan itu seolah sedang mempelajari bagaimana jika kelak ia menikah.
"Nyokap lo pake WO, Ne?" tanya Tama.
"Iya," jawab Anne singkat masih berfokus pada makanan.
"Gampang nggak tuh?"
"Gampang. Dia ngasih katalog terus gue asal tunjuk. Jadi deh." Anne tak berbohong, kala itu dia memang asal tunjuk karena baginya asal mama dan papanya menikah semua beres.
"Catering?"
"Sama. Gue juga asal nunjuk."
"Biayanya?" tanya Tama.
"Nggak inget gue, gue cuma gesek kartu bokap udah kelar. Lo kenapa tanya-tanya sih? Mau nikah lo?" tanya Anne sesungguhnya hanya untuk bercanda.
"Iya. Lo besok sibuk nggak? Kalo nggak kita nikah."
"Bacot!" Tama tertawa dengan respon Anne.
"BTW temen lo nggak ada yang lo undang kok nggak pada dateng?" tanya Tama yang belum melihat batang hidung sahabat semonyetnya Anne, siapa lagi jika bukan Lisa.
"Tuh Lisa." Anne menunjuk Lisa yang sedang antre untuk bersalaman dengan orang tua Anne.
Setelah dari sana dia langsung menuju Anne.
"Nyokap lo mirip banget sama lo Ne. Bedanya dia beradab lo kagak. Harus banyak belajar lo biar jadi manusia yang sesungguhnya." Anne hanya tersenyum kesal dan bersiap membalas Lisa.
"Lis, lo bisa gini nggak sama Jevon." Anne mencium pipi Tama berniat pamer karena Lisa tak bisa mencium pipi Jevon yang terhalang ruang dan waktu.
"Ne!" Lisa mengeram kesal.
"Oh nggak liat. Ulang-ulang ya. Sini, Sayang." Tama menyodorkan pipinya dan Anne kembali menciumnya.
"Aduh indahnya punya pacar yang bisa dicium langsung. Mau liat lagi nggak?"
"Ne!" Lisa kembali memperingatkan, tapi dasar Anne malah kembali menarik Tama dan menciumnya lagi.
"Kalian nyebelin ya!" Lisa beranjak dari sana meninggalkan pasangan gila untuk menghubungi Jevon dan mengadu tentang kelakuan Anne meskipun Jevon tak akan bisa berbuat banyak.
"Nangis nggak tuh anak orang?" tanya Tama masih melirik Lisa dengan ekor matanya.
"Nggak bakal. Dia pake maskara, jadi nggak bakal nangis. Moo, sini."
"Mau cium lagi? Ini pake bibir."
"Bibir pala lo! Sini pipinya ada bekas lipstik gue ntar pada ngira gue cewek agresif lagi," kata Anne sambil mencoba membersihkan lipstiknya yang menempel di pipi Tama.
"Kan lo emang agresif."
"Gue siram pake sop buah nih!"
"Apa nih pake siram-siram sop buah?" tanya Johnny yang baru datang bersama rombongan.
"Nggak apa-apa," jawab Tama tanpa ada keinginan membuat konflik baru.
"Weh, pasang-pasangan nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?