Suasana kantin begitu ramai oleh orang-orang yang membutuhkan pertolongan pertama pada kelaparan. Banyak yang ribut karena ingin pesanannya dilayani, khas negeri +62 dimana rakyatnya kadang suka bar-bar.
Di antara puluhan orang di sana terdapat seorang lelaki yang hanya diam menatap ke arah meja tanpa selera. Bukan dia tak lapar, dia sangat lapar hanya saja dibanding makan dia butuh tidur dan saat dia hendak tidur di perpustakaan teman bangsatnya—Abraham—menariknya hanya karena tak makan sendiri takut diganggu tante-tante girang dan bodohnya Jevon percaya, mana ada tante girang masuk ke wilayah kampus.
"Loyo amat tuh muka gak tidur lo semalem?" Jevon tak menjawab pertanyaan Tegar dia lebih memilih meletakkan kepalanya yang berat.
"Diam lo jangan ganggu semalem abis tidur sama ... ehem Mbak Anne dia," bisik Abam sambil meletakkan makanannya, jangan harap dia membelikan Jevon makanan, Abam itu orangnya pelit minta ampun.
"Weh, habis berapa ronde semalem? Pantes kayak kurang tidur."
Kepala Tegar langsung digetok oleh Jevon dengan sendok milik Abam yang sudah terkontaminasi dengan kuah rames.
"Anjir rambut gue bau sayur bego!"
"Ya lo kalo ngomong suka goblok."
"Tapi, emang si Anne putus sama Bang Yudi sampai tidur sama lo?" Jevon malah menatap Abam yang sudah memulai ritual makannya.
"Nggak, itu anak emang gitu kalo abis nonton film horor nggak bisa tidur. Dianya bisa tidur guenya yang ketar-ketir."
"Kenapa nggak Yudi yang diajak bobok bareng." Jevon menghela napas.
"Karena kalo bobok bareng Yudi dia mungkin nggak jadi tidur alis mantap-mantap."
"Lah emang kalo sama lo nggak gitu? Nggak napsu doi sama lo?" kekeh Tegar.
"Dia nganggep gue gay. Gara-gara si kampret ini." Jevon melempar tisu yang secara kebetulan bisa masuk ke dalam piring Abam.
"Jevon gue nggak makan tisu anjing!" Orang lapar seperti Abam ini memang suka banget mengumpat.
"Gue nggak peduli tuh." Jevon dan Abam memulai dramanya sementara Tegar diam-diam mundur takut jika Jevon benar-benar gay.
"Gue nggak gay ya. Kalo pun gue gay pasti sasaran gue bukan lo, tapi si Raka," kata Jevon yang paham kenapa teman sekelasnya itu kembali mundur.
"Gara-gara lo nih!" Lagi-lagi Abam kena semprot dari dari Jevon.
"Kalo aja waktu itu lo nggak bilang ke Anne kalo gue gay gue nggak bakal kayak gini."
"Ya elah gue typo itu pas ngechat dia."
"Typo apaan anjing? A sama u jauh, lo bisa nggak usah sok inggris kalo lo nggak bisa Bahasa Inggris." Tegar tentu tak mengerti apa yang diributkan oleh Abam dan Jevon.
"Guy sama gay itu beda jauh ya artinya. Lo bisa aja bilang 'dia cowok', nggak usah sok bilang 'he is guy', tapi ngetik lo 'he is gay' gini kan jadinya." Ya itu memang awal Anne memperbolehkan Jevon menjadi roomate-nya karena menganggap Jevon gay.
"Lah Yudi nggak ngelarang? Itu anak kan posesif anjir."
"Nah tuh, itu bukan salah gue sepenuhnya. Itu salah lo juga." Jevon mengacak-acak rambutnya.
"Kenapa emang?"
"Dia ketahuan ena-ena sama Bang Toil dan Yudi ikut liat waktu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?