"Lo beneran balik? Pas gue nginep di sini?" tanya Lisa pada Anne.
"Bokap balik Lis, bisa berantem mereka kalo bokap tau gue nggak tinggal di rumah." Anne memasukkan beberapa buku dan bajunya ke dalam koper.
"Bokap lo nggak tau kalo lo sama nyokap lo nggak akur?" Lisa sebenarnya tak mengerti Anne dalam banyak hal. Gadis itu tak terbaca sama sekali.
"Tau, tapi namanya keluarga walaupun berantem, saling benci harus tetep bareng. Gitu kata bokap. Emang kolot banget sih. Jangan lo tiru ya." Lisa merasa omongan ayah Anne benar adanya.
"Emang bener kata bokap lo."
"No no no salah! Sekali pun itu keluarga, kalo dia nyakitin lo, lo nggak harus maafin dia ataupun tinggal bareng dia kalo lo nggak mau. Nggak masalah jadi egois."
"Sekarang lo lagi nggak mau egois?"
"Gue egois udah tiap hari, sekarang gantian biar nggak bosen hidup gue." Dengusan Lisa menandakan bahwa gadis itu sedang tak percaya dengan ucapan Anne.
"Ne," panggil Lisa.
"Apa?"
"Kenapa lo sama nyokap lo nggak akur sih?"
Ini adalah pertanyaan yang pernah Lisa tanyakan pada Anne sebelumnya, saat itu Anne mengatakan bahwa ia akan mengatakan saat Anne siap. Tapi, untuk saat ini apakah Anne siap menceritakannya.
"Apa ya? Lupa gue." Anne belum siap, tapi kali ini Lisa sedikit tak sabar. Anne selalu tahu tentangnya sementara Lisa tak tahu apa-apa.
"Ne!" Anne tersenyum sembari menutup kopernya.
"Karena gue lebih cantik dari dia."
"Anne lo mah becanda mulu!" Anne terkekeh gemas dengan reaksi Lisa.
"Gue serius Lis, kalo ibarat dongeng nih ya gue tuh Putri Salju dan dia itu ratu yang mau ngeracunin gue pake apel, sayangnya yang makan malah pangeran gue."
"Ne, gue nggak paham. Kadang gue nggak ngerti lo itu lagi serius atau bercanda." Anne kembali mengeluarkan tawanya.
"Elah gitu aja nggak paham lo. Makanya kuliah jangan bolos. Percuma lo part time duit buat bayar kuliah, tapi lonya bolos." Anne mengalihkan topik dengan menceramahi Lisa.
"Ngapa jadi kuliah gue lo bawa-bawa."
Ocehan Lisa tak didengar Anne, gadis itu lebih memilih menegakkan kopernya dan mengambil jaket bersiap untuk pergi.
"Udah nggak usah cerewet, Putri Salju mau ke medan perang dulu. Jangan lupa minum obat, sama kalo butuh apa-apa bilang Jevon, anggep aja dia babu lo sendiri." Itu pesan Anne sebelum gadis itu menghilang di balik pintu.
Jika ada kalkulasi tentang berapa banyak waktu yang digunakan Tama untuk singgah di rumah maka jawabannya adalah sangat amat jarang, bahkan ia juga tak tahu bahwa warna gerbangnya sudah berganti. Hampir saja dia mengira salah rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?