24. Takut

883 204 41
                                    

Langit begitu cerah padahal ramalan cuaca hari ini akan turun hujan deras, tapi itu lebih baik bagi Yudi yang sedang ingin bertemu dengan pengacara yang ia sewa untuk membebaskan ayahnya di sebuah mall. Agak aneh saat bertemu di mall, bukan di kantor atau tempat lainnya. Namun, Yudi bisa apa jika pengacara itu mengajaknya untuk bertemu di sana. 

Di tengah perjalannya menuju ke food court, dia bertemu dengan Jisa yang tampak memandang sebuah counter. Dia jelas melihat bagaimana gadis itu mengeram kesal sambil mengepalkan tangannya. Yudi juga manusia yang punya rasa penasaran, ia melangkahkan kki panjangnya mendekat ke arah Jisa.

Siapa sangka bahwa ia akan melihat sebuah adegan yang selalu ia takutkan dulu. Tama dan Anne berdua, bercanda dan tampak bahagia. Walaupun tampak jelas bahwa Anne sedang kesal pada Tama terlihat dari wajahnya, tapi dari situ ia juga melihat bagaimana wajah Anne berseri saat "bertengkar" dengan Tama.

"Jangan dilihat!" suruh Yudi kemudian pergi setelah Jisa mengetahui bahwa manusia yang baru saja memerintahkannya adalah Yudi.

Namun, Jisa tetaplah Jisa dia memang berhenti memandang Tama dan Anne, tapi gadis itu terus melangkah mengikuti Yudi hingga akhirnya kaki kecilnya bisa mendahului Yudi dan menghadang jalannya.

"Apa sih yang salah sama lo, Yud?" Yudi menyibakkan rambutnya membuat dahi paripurnanya terekspos begitu saja.

"Gue tau lo juga kesel liat Anne sama Tama. Gue bisa liat dari muka lo." Yudi berusaha untuk menetralkan ekspresinya, tapi tentu saja semuanya terlambat karena Jisa sudah menangkap ekspresi kesal dan tak relanya.

"Gue kesel apa nggak udah nggak penting. Gue bukan pacar Anne, itu yang penting."

"Sumpah gue nggak ngerti sama lo, Yud. Lo sama Anne nggak ada masalah dan tiba-tiba lo putusin dia. Lo tau nggak lo tuh kayak bajingan di mata Anne."

Yudi mencengkeram tangannya kuat-kuat dia marah karena semua yang dikatakan Jisa benar. Dia marah karena ia tak bisa membalas kata-kata Jisa.

"Lo nyakitin Anne dan lo pikir dia bakal gampang sembuh? Nggak Yud. Cewek bakal inget semua sakit yang diterima dan mungkin itu bakal bawa trauma buat Anne." Yudi tak berpikir sampai sana.

"Yud, kalo emang lo cinta sama Anne. Lupain ego lo, demi Anne. Balikan sama dia. Anne butuh lo."  Mata Yudi bergetar dan dari sana Jisa tahu kali ini dia mungkin akan berhasil membujuk Yudi.

Hasil memang tak akan mengkhianat usaha.

-o0o-

"Gue denger lo lagi deket sama Jevon." tanya Tendra yang bertandang ke gedung hukum hanya untuk menghampiri Lisa yang lama tak ia hubungi.

"Gue deket sama dia dari dulu." Jawaban Lisa terdengar dingin bagi Tendra hingga lelaki itu berpikir bahwa Lisa sedang marah padanya.

"Lo marah sama gue?" tanya Tendra dan Lisa hanya diam tak ingin bicara dengan Tendra. Bicara dengan Tendra akan membuat pacar-pacar lelaki itu mendatanginya lagi, dia sedang tak bersemangat untuk baku hantam sejak tugas yang menumpuk.

"Hai Lis." Jevon tiba-tiba muncul dan duduk dengan nyaman di samping Lisa kemudian memberikan Lisa Pepsi.

"Oh lo bareng sama cowok lo."

"Dia bukan cowok gue. Duduk aja," kata Lisa mencegah Jevon untuk pergi, sementara Tendra agak tak nyaman dengan keberadaan Jevon.

"Anne mana?" tanya Lisa karena ia ingat bahwa Jevon dan Anne memiliki kelas yang sama.

"Cabut, katanya mau nonton premier film artis itu. Dia nggak bilang lo?"

✅hopeless loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang