13. Semprawut

1.3K 269 36
                                    

Dunia Abam begitu tenang, duduk di taman hukum menatap manusia lalu lalang sekalian mencari cewek cantik yang mungkin bisa gebet. Berhubung dia jomblo alias tak laku maka semuanya tak akan masalah, tak ada yang marah kecuali dia ngegebet pacar orang.

Namun, ketenangan itu tiba-tiba menghilang saat ada seseorang duduk di sampingnya. Bukannya tak suka, tapi Abam tipe yang jika ada manusia yang banyak di hujat netijen dia lebih baik menjauh karena dia bukan manusia tangguh yang tahan dengan mulut kasar netizen.

Hal itulah mengapa saat seorang Lisa duduk di sampingnya dia ingin kabur, tapi etikat kabur yang sopan adalah duduk dulu sebentar ajak ngobrol basa-basi lalu buat alasan untuk pergi agar tak menyinggung perasaan.

"Eh lo Lis, nungguin Anne?" Lisa menoleh dan menggeleng.

"Nggak, dia lagi ngebucin makanya gue ke sini." Oke sudah basa-basinya sekarang saatnya kabur.

Awalnya Abam akan membuka mulut untuk pamit dengan alasan dia mau ngangkatin jemuran padahal aslinya dia selalu menggunakan jasa laundry. Namun, semuanya tak akan mudah karena niat awal Lisa adalah bicara dengan Abam.

"Kenapa lo bohongin Anne dan Jevon?" Abam terpancing alasan yang tadi sudah disiapkan kini pergi bersama kupu-kupu.

"Maksud lo?"

"Lo bilang ke Anne kalo Jevon diusir dari rumah gara-gara gay padahal nyatanya nggak. Jevon nggak gay." Abam diam sebentar dan Lisa kembali membuat sebuah pernyataan yang mengguncang sisi Abam.

"Dia sendiri yang bilang kalo dia nggak gay dan untuk apa yang lo bilang ke Anne itu, Jevon sama sekali nggak tau." Matilah Abam, dia tak bisa berkutik lagi sekarang kabur juga akan percuma karena ia yakin Lisa tak akan membiarkannya kabur dengan indah.

"Lo dikasih tau Jevon?"

"Ya, dia ngasih tau semuanya." Abam mengusak rambutnya yang sepertinya sudah beberapa hari tak keramas.

"Kenapa lo ngomong gitu ke Anne?" Abam berdecak ia pikir semuanya akan aman karena Jevon sendiri sudah memberi tahu Lisa.

"Jevon bilang dia mau ngawasin Anne, dan hubungan mereka yang hanya sekedar temen sekelas tentu nggak akan mudah buat Jevon, dan dia pikir akan lebih mudah buat deket sama Anne dengan jadi roomate jadi gue boongin Anne biar jalan Jevon lancar."

Lisa tersenyum miring ternyata benar Jevon berbohong tentang alasannya kemarin yang mengatakan bahwa dia tinggal di tempat Anne karena ingin tahu bagaimana Anne yang katanya akan dijodohkan dengannya. Padahal sejak awal Jevon memang ingin dekat dengan Anne.

"Jadi, Jevon bohong waktu bilang dia tinggal di rumah Anne karena dia pengen tahu Anne yang katanya dijodohin nyokapnya Anne sama dia. Padahal aslinya dia emang mau deketin Anne?"

"Iya. Eh—" Abam rasanya ingin menjedotkan palanya pada pohon trembesi di sana. Bodoh, kenapa dia langsung terpancing pada Lisa?

"Lis, itu tadi gue salah ngomong. Lagi latian ngedrama buat UKM gue ahahhah," elaknya, tapi walaupun IPK-nya tak besar, Lisa bukan orang tak peka seperti Anne.

"Oh ya? Tapi, bukannya lo ikut UKM hapkido ya? Mantan gue ada yang anak drama juga lho, mau gue tanyain ke dia?" Keringat membanjiri pelipis Abam, semuanya semakin sulit untuk menutupi rahasia Jevon.

"Gue—"

"Bam! Lo diminta Pak Bagas ke ruangannya, makalah lo kena masalah," teriak Jevon yang kemudian berlari ke arah Abam, lelaki itu sudah memiliki firasat bahwa Lisa akan mengecek alasannya beberapa hari yang lalu.

"Ehm Lis, gue cabut dipanggil." Lisa tersenyum miring begitu Abam kabur dan digantikan oleh Jevon.

"Lo tuh ya, bisa nggak nyampurin urusan gue sama Anne nggak sih?"

✅hopeless loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang