Tangan Yudi terus bergerak mengambil foto-foto yang tertempel pada dinding kamarnya. Dia selalu ingat setiap momen yang ada di sana. Setiap rasa yang tercipta, manis, tapi kini terasa pahit.
Netra madunya kini terpaku pada sebuah foto yang menampakkan wajahnya dan wajah sang mantan kekasih yang penuh dengan coretan eyeliner. Melihat potret dirinya membuatnya menyadari bahwa Anne adalah orang yang mampu membuatnya melakukan hal bodoh dan menertawakan kebodohannya. Ia pasti sangat mencintai Anne sampai rasanya begitu sakit.
"Yudi, cepetan!" Anne merengek pada Yudi tatkala Yudi tampak masih menimbang-nimbang kartu mana yang akan dikeluarkan yang akan menjadi penentu siapa yang akan menang dalam pertarungan uno ini.
"Bentar kan aku masih mikir."
"Duh, jangan mikirin uno mending mikirin aku. Cepetan!!!"
Dari sudut matanya Anne melihat Yudi sedang berpikir apa ia harus mengeluarkan kartu 3 merah atau 6 kuning dan Anne dengan cepat menghentikannya.
"Kalo kamu sayang sama aku jangan keluarin warna merah!" Yudi terbelalak kenapa tiba-tiba permainan uno mereka menjadi ajang pembuktian sayang-sayangan.
"Aku sayang kamu, tapi aku juga mau menang. Abis ini aku ke lapangan tembak aku nggak mau muka aku coret-coretan."
Yudi mengeluarkan 3 merah. Sayangnya Yudi sepertinya lupa siapa Anne, gadis bar-bar yang licik itu kini mengeluarkan warna kuning dan dalam seketika Yudi kalah.
"Dih, padahal harusnya kamu ikutin kata aku lho. Sini muka gantengnya." Yudi pasrah mendekat ke arah Anne yang kini menorehkan karya fantasticnya ke wajah Yudi.
"Sayang jangan banyak-banyak. Aku nanti mau ke lapangan tembak, mau dimana aku taro muka aku kalo corat-coret gini?" Anne hanya tertawa dan kembali mencoret wajah kekasihnya.
"Tetep ganteng kok tenang aja."
"Anne!!" renggek Yudi pada Anne yang kini semakin heboh mencoret wajah Yudi.
"Tenang aja, aku ada make up remover kok." Yudi bisa bernapas tenang karena takut jika eyeliner yang digunakan Anne yang menurut para beauty adalah eyeliner yang anti badai itu tak bisa hilang dari wajah machonya.
"Ya udah ayo bersihin." Yudi yang merengek seperti ini adalah kesukaan Anne, melihat sisi Yudi yang seperti anak kecil membuat Anne merasa bahwa Yudi terbuka untuknya dan tandanya lelaki itu benar menyukainya.
"Foto dulu ih." Anne mengambil polaroid miliknya dan memfoto dirinya dan Yudi. Lucu dan Anne suka.
"Ini buat kamu, taro di dompet biar kalo kamu bayar apa pun inget aku."
"Tanpa itu juga aku selalu inget kamu."
"Halah bohong! Kemaren aja kamu lupa jemput aku." Yudi menggaruk tengkuknya, bukannya dia tak ingat hanya saja saat itu ia sedang bertengkar dengan ayahnya yang membuatnya menghindar dari Anne agar gadis itu tak melihat wajahnya yang lebam.
"Maaf," ucap Yudi dan Anne langsung menghela napas, dia tahu kejadian itu dia hanya diam.
"Buat nebusnya, kamu jadi sopir aku seminggu!" Yudi tersenyum kecil lalu menarik Anne untuk lebih dekat dengannya.
"Bukannya aku udah jadi sopir kamu ya?"
"Iya, tapi sekarang kamu jadi sopir plus-plus aku." Alis Yudi naik sebelah, ia tak bisa menghilangkan pikiran kotor yang baru saja lewat dipikirannya hanya karena ucapan Anne.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?