BonChap: posesif

1.1K 149 52
                                    

Anne adalah makhluk bebas yang selalu bertingkah sesuka hati layaknya kera sakti. Namun, pergerakannya menjadi terbatas sejak Tama menjadi kekasihnya.

Jika dulu Yudi tak begitu peduli ke manapun Anne pergi, tapi sekarang Tama seolah ingin tahu kemanapun Anne pergi. Bahkan kadang Anne curiga bahwa menjadi salah satu konsultan pengawas adalah perkerjaan paling gabut mengingat Tama selalu menyempatkan diri untuk sekedar bertanya Anne ada di mana.

Beruntung Tama tak melakukan hal yang lebih dari sekedar bertanya, seperti mendatangi Anne dan menyeretnya pulang atau mungkin Tama tak berani melakukan itu mengingat reputasi Anne sebagai manusia bar-bar since 2k13.

Namun, sepertinya kali ini Tama sedikit memberanikan diri untuk bertindak lebih pada Anne yang pergi ke club untuk menghadiri pesta lajang teman sekantor gadis itu. Jika saja Anne mengabari Tama dulu mungkin lelaki itu akan diam saja, tapi gadis itu lupa mengabarinya dan a baru tahu saat Tendra mengirim foto Anne yang sedang duduk di club. Tanpa pikir panjang Tama pun menyusul Anne. Sementara itu Anne di club sedang berusaha mengusir lelaki yang tampak menggodanya.

"Gue Dendy. Lo?" Seorang lelaki yang bisa dibilang tampan memperkenalkan diri pada Anne.

"Sorry gue nggak punya nama," jawab Anne dengan senyum yang bisa diartikan pergi sebelum bola lo gue tendang.

"Kalau WA punya dong."

"Nggak punya." Anne melirik kanan kiri mencari Siska agar ia bisa pamit dari pesta tak menyenangkan ini. Ia lebih memilih berada di apartemen Tama dan membuat lelaki itu marah. Bicara tentang Tama Anne mulai merindukannya.

"Instagram? Punya?" Anne kembali menggeleng. Lelaki di depannya ini benar-benar membuatnya ingin mengeluarkan jurus-jurus taekwondo.

"Terus punyanya apa?"

"Pacar."

"Gue nggak liat."

"Balik badan dan lo bakal liat pacar dia." Anne hanya tersenyum kecil melihat pacarnya tiba-tiba berada di sana.

"Dia pacar lo?"

"Iyap. Pacar kesayangan gue."

"Masih gantengan gue." Anne mendengus mendengar hal itu.

"Masa lo dibilang jelek sama ikan kembung." Lelaki itu melotot tak selow pada Anne yang mengatainya ikan kembung.

"Lo bilang apa?"

"Ikan kembung ada kuping nggak sih, Tam? Kok dia budek?" Tama menghela napas, padahal dia sudah berencana untuk membawa Anne tanpa keributan, tapi gadis itu yang memang suka sekali membuat keributan.

"Kenapa lo suka banget bikin ribut sih. Badan dia gede," bisik Tama.

"Lo kan dulu jago tawuran." Tama menghela napas lagi, apa Anne tak tahu bahwa tawuran itu mainnya keroyokan kalau berantem satu lawan satu beda cerita.

"Cewek lo mulutnya rusak ya?" tanya lelaki itu.

"Iya, lumayan. Jadi, sorry gue bawa dulu takut tambah rusak." Tanpa persetujuan Tama langsung menyeret Anne keluar untuk mencegah segala baku hantam yang terjadi.

"Lo nih hobi banget ngomporin orang. Mana nggak bilang lagi ke club." Anne seperti biasa mendengarkan kuping kanan keluar kuping kiri. Dia lebih tertarik mendengar nama orang yang melaporkannya pada Tama.

"Siapa yang cepu?" tanya Anne begitu Tama memasukkannya ke dalam mobil.

"Lo bawa mobil atau nebeng tadi?" tanya Tama sama sekali tak peduli dengan pertanyaan Anne.

✅hopeless loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang