Jevon tak henti-hentinya mengutuk dirinya yang kesiangan dan Abam yang tak bisa dihubungi sejak semalam. Ia khawatir Lisa akan menemui temannya itu dan melakukan cross check yang akan membongkar kebohongannya selama ini. Lisa tak sepolos Anne yang walaupun terlihat galak, Anne tak peka, sedangkan Lisa adalah gadis yang sangat peka bahkan saat malam Lisa meminta penjelasannya Jevon terus dicecar layaknya seorang kriminal. Meskipun memang di mata Lisa, Jevon seorang kriminal.
Langkahnya besar-besar sambil terus bertanya pada warga kampus apa dia melihat Abam, banyaknya orang yang tak melihat batang hidung Abam membuatnya kesal. Namun, setelah ada yang mengatakan bahwa dia melihat Abam, Jevon malah menjadi semakin kesal, apalagi saat itu Abam ternyata bersama Lisa dan wajah Abam jauh dari kata baik-baik saja.
Secepat kilat Jevon mendekat ke arah mereka, dia harus menyelamatkan ceritanya dengan menyuruh Abam pergi dari Lisa.
"Bam! Lo diminta Pak Bagas ke ruangannya, makalah lo kena masalah," teriak Jevon yang kemudian berlari ke arah Abam, lelaki itu sudah memiliki firasat bahwa Lisa akan mengecek alasannya beberapa hari yang lalu.
"Ehm Lis, gue cabut dipanggil." Lisa tersenyum miring begitu Abam kabur dan digantikan oleh Jevon.
"Lo tuh ya, bisa nggak nyampurin urusan gue sama Anne nggak sih?"
"Nggak! Urusan Anne urusan gue juga. Sekarang alasan lo apa?" Jevon tak pernah menyangka bahwa ia harus mengungkap semuanya pada Lisa.
"Nggak mau bilang? Oke Anne bakal langsung ngusir lo bahkan dalam waktu kurang dadi satu menit." Jevon menghela napas kemudian menatap Lisa.
"Gue sama Anne saudara kembar."
"Oke drama mana lagi yang lo adopsi buat nutupin kebohongan lo?" Tentu saja Lisa tak akan langsung percaya.
"Gue serius Lis. Gue bahkan udah tes DNA."
"Mana?"
"Ada di apartemen."
"Oke kita ke sana sekalian lo jelasin di jalan." Lisa menyeret Jevon ke arah parkiran dan masuk ke dalam mobil.
"Lo nyetir sambil jelasin ke gue."
"Tapi—"
"Gue telpon Anne nih!" Jevon tak berdaya dengan ancaman dari manusia seperti Lisa.
"Waktu itu gue masih enam tahun, Anne juga."
"Iya lah kan kata lo kalian kembar gimana sih Bambang?!" Jika tidak karena Lisa adalah teman Anne dan jika Jevon tak kehilangan akhlaknya mungkin Lisa sudah di dorong dari mobil.
"Kok diem sih? Lanjut!"
Ceritamu kembali tertutur dari mulut Jevon.
Hari itu langit menghitam, bukan karena hari menuju malam, tapi karena matahari sedang bersembunyi di balik punggung awan mendung yang kini merajai langit. Dua sosok anak kecil baru saja memasuki rumah karena takut akan terkena sambaran petir di siang hari yang gelap. Mereka pikir mereka akan mendapatkan sambutan hangat yang biasanya mereka dapat. Mereka malah melihat sang ayah yang duduk sambil memegangi kepalanya dan tak lama kemudian sang ibu muncul dari arah kamar sambil menyeret koper.
"Mama mau ke mana?" tanya Jevon kecil sambil mendekat ke arah mamanya, sementara sang saudara kembar ikut mengekor dari belakang.
Jevon dipeluk sang mama, pelukan hangat yang mungkin akan selalu anak itu rindukan.
"Dek Jevon baik-baik ya sama Papa, jangan nakal, jangan jajan sembarangan, dengerin semua omongan Papa. Ya." Jevon mengangguk masih tak mengerti apa maksud mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?