35. Permainan Dimulai

748 186 21
                                    

Tanpa sebuah pemberitahuan Anne menyambangi kantor papanya seorang diri, padahal dua hari ini dia tak mengontak papanya dan sekarang dia sudah ada di sana berdiri di depan papanya yang sejujurnya tak bisa berkonsentrasi dengan tumpukan dokumen di depannya. Pikiran lelaki separuh baya itu terus saja tertuju pada sang anak tertua.

Dalam hatinya ia selalu bertanya-tanya apa yang Anne ketahui hingga gadis itu membencinya. Apa dia sudah tahu tentang kebenaran dari kasus Winar? Namun, Anne tahu dari mana? Tak ada yang tahu tentang kebenaran kasus Winar selain dia, Vina dan juga ayah Winar.

"Kamu da—" Ucapan Garda terhenti ketika Anne menyerahkan sebuah undangan pernikahan dengan model rustic.

Awalnya Garda menyangka bahwa undangan itu adalah undangan pernikahan Anne dengan lelaki yang membawa Anne pergi, tapi setelah melihat namanya dan juga nama Patricia tertoreh di sana ia malah lebih kaget.

"Apa ini?"

"Undangan. Anne udah booking hotel, WO sama katering, Anne juga udah daftarin Papa sama Tante Cia ke KUA. Sepuluh hari lagi Papa sama Tante Patricia nikah, Papa tinggal bawa badan aja," jelas Anne.

Keberadaan undangan saja sudah membuat Garda kebingungan, kini ditambah Anne yang tiba-tiba menyiapkan segala hal yang berhubungan tentang pernikahannya yang dia sendiri baru tahu beberapa detik yang lalu.

"Sebentar, kenapa Papa tiba-tiba nikah?"

Anne tersenyum kecil kemudian mengeluarkan sebuah kertas dari tasnya yang menunjukkan sebuah hasil laboratorium yang tak lain adalah tes DNA.

"Patricia ibu kandung Anne." Tentu saja Garda tahu, dia berkontribusi dalam terciptanya Anne, jadi dia sangat tahu bahwa Patricia adalah ibu Anne. Hanya saja ia tak habis pikir kenapa tiba-tiba ada sebuah pernikahan?

"Anne nggak mau di sebut anak haram. Jadi Anne mau mama Cia sama Papa nikah secara hukum."

"Anne, pernikahan nggak sesimpel itu. Papa perlu ijin dari Mama Vina. Dan juga belum tentu Cia mau." Anne mengangguk mengerti. Mungkin Garda berpikir bahwa anaknya itu akan menyerah, tapi sepertinya ia tak mengenal si ambisius Anne.

"Mama Cia setuju, untuk Mama Vina, Papa bisa bilang kalo ini adalah syarat yang Anne kasih untuk melupakan kasus Winar. Kasus dimana Mama Vina nyewa pembunuh buat bunuh Anne. Itu syarat dari Anne."

Garda terkejut bukan main, bahkan jika saja ia memiliki riwayat penyakit jantung apa yang dikatakan Anne bisa membuatnya mati di tempat saking kagetnya.

"Gimana Pa? Bisa kan?" tanya Anne dengan bibir yang menyungging senyum.

"AHHHHJHHH," teriak Vina dari dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AHHHHJHHH," teriak Vina dari dalam kamar.

Dia baru saja mendapat undangan pernikahan Patricia dan Garda. Jika dulu ketika Garda mengemukakan konsep menikah secara hukum dengan Patricia dia bisa menggagalkannya dengan sangat mudah, kali ini ia harus menelan pil kekecewaan karena ancaman Anne sudah sangat sempurna hingga bibirnya tak bisa mengatakan tidak.

✅hopeless loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang