Jika membicarakan kisah cinta, maka kisah cinta Tama yang paling miris. Saat SMP dia menyukai Jisa, sayangnya gadis itu jelas memberi batas antara mereka. Di saat itulah dia mencoba untuk move on, dan terima kasih pada Anne yang menjadi gadis tidak normal yang membuatnya berpaling dari Jisa.
Itu bukan kisah cinta pada pandangan pertama, Tama masih merasa bahwa Jisa lebih cantik dari Anne. Dia hanya sedikit terkesan dengan kejahilan Anne yang berkomplot dengan Lisa. Bagaimana keduanya bisa hidup dengan cara mereka sendiri dan tak peduli dengan aturan yang mengekang.
Anne bagaikan burung pipit yang bebas terbang kemana pun, berkicau sesukanya tanpa berpikir bahwa itu akan menyakiti gendang telinga orang.
Anne manusia bebas, gadis tangguh yang tak segan untuk menyuarakan ketidaksukaan.
Tama ingat saat SMA dulu dan dia menjadi pemimpin upacara, di musim kemarau yang panas dan lapangan yang belum di paving membuat debu dengan mudahnya beterbangan, suasana yang ingin cepat diakhiri.
Namun, Kepala sekolah yang menyampaikan amanat terlalu menggebu-gebu hingga tak memperdulikan apa yang dirasakan murid-muridnya mentang-mentang dia berada di tempat yang teduh.
Jika saja Tama punya nyali besar dia pasti akan memberontak. Sayangnya, sebelum Tama melakukan itu ada anak gadis yang melakukannya lebih dulu. Ya, kalian tak salah menebak dia Anne. Gadis itu berada di barisan paling depan dan menghadap ke timur pas ke arah matahari, tapi dia dengan sangat berani berjalan menyebrangi tengah lapangan sampai semua orang heran dan dengan cengiran khasnya dia mengatakan.
"Maaf Bu saya mau pipis. Ibu kelamaan sih pidatonya," katanya lalu berlari ke dalam gedung, bukan kamar mandi, tapi kelas.
Tak ada yang menduganya bahwa itu kala pertama Tama tertarik pada Anne.
Hanya tertarik tanpa ada keinginan untuk mengejar karena menurutnya gadis seperti Anne pasti memiliki banyak cowok seperti rumor yang ia tahu tentang sahabat Anne—Lisa. Cukuplah dia memperhatikan dari jauh, lagi pula dia akan melupakannya seperti ia melupakan Jisa.
Hingga suatu ketika Lisa meledek Anne yang jomblo dari lahir dengan suara toanya hingga seluruh sekolah langsung tahu dan di situ, Tama mulai merasa harus bergerak.
Namun, pengalamannya dalan percintaan adalah nol besar. Dan di situlah dia bertanya pada Jisa, lelaki seperti apa yang disukai wanita. Lalu, tanpa pikir panjang Jisa menjawab Gu Jun Pyo. Di situlah awal kenapa Tama bertingkah seperti Gu Jun Pyo yang mengganggu wanita yang ia sukai.
Mendapat perlakuan seperti itu membuat Anne sedikit merasakan bahwa Tama sedang berusaha menarik perhatiannya, tapi sayang seribu sayang gosip telah menyebarkan bahwa Tama dan Jisa telah menjalin hubungan, jadi saat itu Anne yang bukan jenis wanita pelakor mundur alon-alon dan berpaling pada Yudi, senior tampan penuh karisma yang selalu baik padanya.
Mendengar berita itu, Tama langsung mendapatkan serangan patah hati yang kedua dan bagian mirisnya adalah Yudi sahabat baiknya dan mau tak mau ia harus terus bertemu dengan Anne.
Rasa bersalah karena menyukai pacar temannya sendiri membuat Tama mengaku pada Yudi. Layaknya seorang lelaki sejati. Reaksi Yudi kala itu sangatlah mengagetkan bagi Tama.
"Lo mau berjuang atau mau move on?" tanya Yudi, sementara Tama menelan ludah ia belum tahu jawabannya.
"Kalau mau berjuang silahkan dan kalo mau move on gue bantu. Apapun pilihan lo gue tetep temen lo. Asal lo pakai cara yang bener jangan bikin gue keliatan buruk depan Anne."
Yudi terlalu baik, lelaki itu terlalu bagus untuk Anne yang begitu bar-bar dan lebih cocok dengannya yang tak kalah menyebalkan. Namun, apa dia tega menikung sahabatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?