Ada yang mengatakan bahwa cinta itu sejuta rasanya dan memang benar ada sejuta rasa di dalamnya, hanya saja bagi Jenny rasa sakit lebih dominan dibandingkan rasa lainnya. Ini mungkin bukan pertama kali Jenny merasakan sakit, hanya saja ia tak pernah menyangka bahwa pemberi rasa sakit itu adalah Johnny.
Ia pikir Johnny adalah lelaki yang baik dan tak akan membuatnya terluka. Jika seperti ini pandangannya terhadap lelaki akan berbeda jauh dari sebelumnya.
Lelaki makhluk brengsek. Seperti ayahnya, Tendra, dan Johnny. Ia ingin memasukkan Tama ke dalam daftar, tapi ia urungkan karena sadar bahwa Tama tak termasuk ke dalam lelaki bajingan.
"Lo kenapa sih?" tanya Tendra yang kebingungan kenapa sepupunya itu berada di rumahnya dengan wajah seperti habis menangis.
"Gue kena karma gegara lo!" Tendra tentu kebingungan mengapa sepupu terdekatnya itu tiba-tiba menyalahkannya. Apa terjadi sesuatu pada Jenny.
"Karma apa anjir?'
"Jangan ngomong kasar sama gue, gue lagi sedih!'
"Oke oke sorry. Karma apa sayang?"
"Nggak usah sayang-sayang gue bukan cewek lo!" Tendra sang veteran dalam hal memahami wanita hanya bisa pasrah, ia yakin bahwa Jenny sedang mengalami hal buruk dan menggunakannya sebagai bahan pelampiasan.
"Johnny?" tanya Tendra dan Jenny langsung memberikan reaksi yang diharapkan oleh Tendra
"Tuh cowok brengsek, sialan, kampret, apalagi yang belum?" tanya Jenny merujuk pada umpatan yang belum ia keluarkan untuk Johnny.
"Anjing, babi, kambing?" Tendra menawarkan beberapa kata umpatan, tapi Jenny menolaknya.
"Dia bukan binatang!" Tendra tersenyum kecil, sok benci, tapi berbeda masih peduli dasar kucing! Pikir Tendra.
"Ya udah langsung aja cerita, gue nggak ada waktu mau nge-date gue." Jenny menunjukkan wajah kesalnya yang terlihat begitu menggemaskan, pipinya mengembung mirip seperti bakpao jika saja Anne di sana mungkin gadis itu sudah mengigit pipi Jenny.
"Johnny ternyata disuruh Jisa deketin gue." Tendra tentu saja tak kaget dia sudah tahu sejak awal dan dia juga sudah memperingatkan Johnny sebelumnya.
"Terus?"
"Nggak ada terusnya Ndra! Gue marah udah."
"Lo nggak dengerin penjelasan dia?" tanya Tendra, ia sangat yakin bahwa Jenny langsung pergi begitu saja tanpa mau mendengarkan penjelasan Johnny.
"Nggak! Buat apa? Udah jelas dia disuruh Jisa. Emang kampang si Jisa, licik banget!"
Lo juga licik kampret. Pikir Tendra, tapi tentu saja dia tak ingin ada perang, jadi dia tak mengatakannya.
"Emang imbalan yang dikasih Jisa apa? Duit?"
"Gue nggak tau."
"Itu kenapa lo harus dengerin penjelasan dia. Gimana kalo imbalannya itu pacaran sama lo? Gimana kalo dari awal dia emang mau deketin lo? Cuma pas itu aja si Jisa bilang bakal bantuin dia karena sama-sama bermanfaat buat dia." Jenny terdiam. Ia mengigit jarinya dan itu menunjukkan bahwa Jenny bingung.
"Gue harus nemuin Johnny?" Tendra menggeleng.
"Nggak! Lo cewek jangan cari dia. Dia yang salah dia yang harus nyari lo. Kalo dia bener sayang sama lo dia harus take action." Jenny berkaca-kaca ia tak tahu bahwa saudara sepupunya ini peduli padanya.
"Tendra," panggil Jenny sambil berusaha memeluk Tendra.
"Jangan peluk-peluk ntar parfum lo nempel dan cewek gue marahin gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?