Biasanya hari jadian yang masih baru selalu diselimuti dengan hal-hal uwu bukan hal yang membabukan. Namun, tentu saja ada yang harus menghancurkan stereotip itu dan orang itu adalah Anne.
Hari minggu yang secerah wajah Rosé Blackpink, Tama mendapat telpon dari kekasih tercinta untuk fatang ke apartemennya. Mendapat undangan dari kekasih hati tentu akan membuat Tama berbunga-bunga, anggapan Tama mungkin mereka akan melakukan kegiatan uwu couple goals atau netflix chill atau mungkin jika mereka khilaf bisa sampai nabi boreo galle?
Namun, apa yang diharapkan jika itu Anne. Gadis itu sengaja datang untuk meminta Tama membantunya pindahan. Gadis itu akan pindah ke rumahnya.
"Seriously, lo manggil gue buat pindahan?" tanya Tama, tapi tak urung lelaki itu membantu Anne pindahan.
"Iya, biar lo jadi pacar yang berguna bagi bangsa dan negara." Tama memutar bola matanya kesal.
"Kenapa iba-tiba pindah sih?"
"Karena gue nggak suka tinggal sendiri. Jevon pindah." Satu sisi Tama sennag karena setelah tahu bahwa Jevon pura-pura gay dia ingin menonjok lelaki itu.
"Ya udah nggak usah pindahan, gue tinggal sama lo." Anne berkacak pinggang menatap sang kekasih yang juga sedang menatapnya menunggu persetujuan.
"Lo gila? Lo cowok."
"Kenapa emang? Jevon juga cowok, tapi kenapa dia boleh?" Anne mendengus, lelaki di depannya ini lebih merepotkan dibandingkan Yudi dulu.
"Karena dia gay dan lo nggak."
"Gue bisa pura-pura jadi gay kalo itu syaratnya." Tama langsung bertingkah seolah banci taman lawang.
"Serously Tama?"
"Gue serius Ne." Sebenarnya ide Tama tak buruk, lagi pula Anne suka berdekatan dengan Tama, hanya saja ada kemungkinan jika mereka berada dalam ruangan teruup berdua akan ada orang ketiga.
"Lo cowok gue."
"Gue tau. Lo nembak gue kemaren makanya kita pacaran. Terus hubungannya apa?" tanya Tama.
"Gue suka sama lo dan lo juga sama gue dan bukan nggak mungkin kita jadi nabi boreo galle. Iya, 'kan?" Tama tahu istilah yang dikatakan Anne berkat acara menonton drama bersama kelompoknya atas paksaan Jisa.
"Iya, sih."
"Karena udah jelas silahkan kembali bersih-bersih."
"Nyuruh orang lain aja sih! Nggak ada duit lo buat bayar orang?" Tama melayangkan protes.
"Iya, nggak punya. Lo ada duit? Sana bayarin!" Jangan harap jika keduanya akan bertingkah seperti manusia dimabuk asmara walaupun dalam hati sebenarnya iya, tapi gengsi dong kalau fisampaikan, nanti pasangan mereka jadi semena-mena apalagi Anne.
"Gue juga nggak ada duit. Biasanya juga lo nyuruh babu lo." Tentu saja semua tahu siapa babu Anne.
"Jevon lagi nge-date sama Lisa. Udah lo bantuin aja ribut amat mulut lo." Tama berdecak, status boleh pacar mulut masih seperti preman pasar.
"Tumben amat lo baik hati sama dia biasanya juga lo nggak nerima permintaan dia. Biasanya lo paksa," kata Tama masih memasukkan beberapa benda pajangan ke dalam kardus.
"Doi mau ke luar negeri, paling nggak kasih waktu buat pacaranlah mereka sebelum ldr."
"Jevon mau ke luar? Dapet beasiswa?" Anne menggeleng.
"Bukan beasiswa, dia nggak sepinter gue. Emang nyokapnya aja kaya jadi gampang lah buat transfer-transfer gitu." Anne masih sempat-sempatnya memuji diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?