Ruang tengah rumah Tendra sepertinya adalah tempat yang dibuat khusus untuk melamun. Lihat saja kelakuan Tendra yang membiarkan TV melihatnya sementara matanya tertuju pada udara kosong. Jika saja mama Tendra ada di rumah mungkin anak itu dikira ketempelan. Namun, nyatanya Tendra begitu karena lelaki itu sudah berteman dengan galau yang diperkenalkan oleh Lisa sejak gadis itu hanya menganggapnya teman.
Helaan napas terus keluar dari mulut Tendra, lelaki itu sepertinya benar-benar memikirkan apa yang dikatakan Lisa. Mereka hanya teman.
"Temen? Dia bilang gue cuma temen? Temen mana ada yang ciuman?"
"Ada, temen gue ciuman tuh." Tendra menatap Jenny kesal. Agak heran kenapa gadis itu masih saja mengungsi di rumahnya dengan alasan Johnny sekarang suka siskampling di depan rumahnya.
"Diem lo atau gue kasih tau Johnny kalo lo di sini." Gadis bermata kucing itu hanya mendengus kemudian merebut remote TV dari tangan Johnny.
"Jen," panggil Tendra pelan tak ngegas seperti biasanya.
"APA?!!" Beginilah Jenny jika bersama Tendra, suka tidak mengontrol suara.
"Menurut lo gue brengsek nggak?" Perkataan ini sama seperti kemunculan pelangi ganda dimana langka terjadi.
"Ngapain sih lo?" tanya Tendra saat Jenny mengarahkan ponselnya ke wajah Tendra.
"Coba bilang sekali lagi apa yang lo tanyain ke gue." Tendra berdecak, memang sepupunya ini jurang ajar padahal saat Jenny galau dia yang menghiburnya sekarang giliran dia yang galau malah dibikin video.
"Gue serius kucing!!" Melihat wajah galau Tendra yang bisa dibilang sangat amat langka terjadi akhirnya Jenny mengurungkan niatnya menggoda sang sepupu fan mencoba menjadi sepupu yang baik.
"Kenapa sih lo?"
"Lo kenal Lisa nggak?" tanya Tendra kepada Jenny, sementara Jenny agak familiar dengan nama itu tapi ia tak yakin.
"Kayak pernah denger."
"Dia temennya pacar temennya mantan lo." Istilah seperti ini membuat Jenny bingung terlihat dari dahinya yang ia kerutkan.
"Pake bahasa yang gue pahami."
"Dia temennya Anne, pacar Yudi temennya Tama. Paham?"
"Terus? Kenapa si Lisa?"
"Lo taukan selama ini pacar gue nggak cuma satu?"
"Seluruh Indonesia juga tau kalo pacar lo bukan cuma satu. Dasar bajingan." Tendra langsung tak mood untuk menceritakannya saat Jenny mengatainya bajingan, oke dia tahu bahwa dia memang lelaki brengsek, tapi jangan katakan itu di depan mukanya.
"Lo sensi banget sih! Gue galau ini!" Jenny melakukan pernapasan singkat kemudian memulai sesi curhat dong Ndra.
"Ya udah cerita aja, cepet! Kalo nggak mau ya udah."
"Dengerin jangan dipotong. Lo tau kan kalo gue itu pacarnya ada banyak dan waktu itu Lisa juga tau dan kami sering jalan bahkan gue pernah nyium dia juga. Dan lo tau dia bilang apa ke gue pas gue bilang dia selingkuhan gue?" Sebenarnya Jenny agak ingin memukul kepala Tendra saat lelaki itu mengatakan bahwa lelaki itu memanggil Lisa sebagai selingkuhannya.
"Dia bilang gue sama dia cuma temen yang kebetulan main bareng! Gila anjir dia bikin gue baper dan dia bilang gue cuma temen dia!"
Jenny mengelus dahinya, otaknya sedikit panas mendengar cerita Tendra bahkan tangannya kini rasanya ingin menampar wajah Tendra.
"Masalahnya dimana?"
"Dimana? Ya dia nggak hargai perasaan gue lah! Mana ada cowok yang bilang ke gue buat jauhin Lisa." Sebenarnya Jevon tak mengatakan hal itu, semua itu hanya imajinasi Tendra yang kesal dengan interaksi Jevon dan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?