"Gue bisa jelasin Yud." Tama melepas pelukannya, sementara Anne beranjak ke arah Yudi lalu memeluknya.
"Kamu nangis?" Hal pertama yang diperhatikan Yudi adalah wajah Anne yang terlihat dramatis dengan maskara yang luntur karena air mata.
"Cup cup cup. Lo apain cewek gue?" Yudi balik memeluk Anne lalu menatap Tama yang memutar bola matanya.
"Kenapa?" tanya Yudi tanpa suara.
Dan karena kelewat pintar Tama menjawabnya dengan memperagakan kata, "si macan betina tahu lo digebukin" Awalnya Yudi tak begitu mengerti, tapi Tama dengan telaten memperagakan macan lalu menunjuk Anne, mulutnya mengatakan kata "tahu" Dan dilanjutkan menunjuk Yudi kemudian membuat adegan dipukuli.
"Aku nggak apa-apa," kata Yudi akhirnya setelah tahu maksud Tama, sementara Tama butuh oksigen setelah bermain tebak kata yang sebenarnya bisa saja ia katakan secara langsung, dia hanya mencari hal-hal yang sulit. Mungkin dia penganut moto selama ada yang susah kenapa harus cari yang gampang.
"Udah ah urus sendiri gue capek." Tak ada yang peduli dengan Tama yang aneh itu.
"Udah jangan nangis, aku nggak apa-apa. Yudinya Anne itu kuat." Anne mencubit pinggang Yudi dan pemilik pinggang itu langsung menjerit.
"Katanya kuat dicubit gini sakit." Anne melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Yudi.
"Ke rumah sakit ya," pintanya, tapi Yudi menggeleng.
"Aku nggak apa-apa, nggak usah khawatir. Diobatin juga udah sembuh nanti."
"Kalo gitu udah diobatin?" Yudi menggeleng membuat Anne geram.
"Ih kayak gini bilangnya nggak usah khawatir. Ayo masuk aku obatin." Anne kembali garang dia menarik sang kekasih masuk ke dalam lalu berteriak memanggil Tama seolah-olah itu adalah rumahnya sendiri.
"Tama tukang selingkuh!! P3K lo mana?" Yudi hanya bisa geleng-geleng kepala saat Anne berteriak.
"Jangan teriak-teriak Mak Lampir! Dan gue bukan tukang selingkuh. Kalau Jenny marah awas lo."
"Lo marah Jen?"
"Nope, gue udah tahu dia suka selingkuh kok," kata Jenny santai, sambil membalas pesan Johnny yang sepertinya menjurus menuju perselingkuhan.
"Jen, gue nggak selingkuh." Jennie sedikit terkejut saat Tama menggunakan gue-lo, tapi ia berpikir mungkin dia terbawa karena habis bicara dengan Anne.
"Oh, oke." Respon datar Jenny membuat Tama menatap tajam Anne.
"Nggak usah melotot, gue colok mata lo. Cepet ambilin P3K."
"Gue nggak punya P3K."
"Miskin amat lo," kata Anne lalu mengambil kunci mobil dari dalam tasnya dan melemparnya ke arah Tama.
"Ambil noh di mobil gue."
"Yud, lo nggak ada rencana ganti cewek gi-" Ucapan Tama tak bisa dilanjutkan karena Anne sudah melemparinya dengan cushion yang ada di dekat Yudi.
"Anjing, muka gue ini."
"Cepetan cabut sebelum gue lempar pake vas bunga." Tama mengomel dalam hati, kenapa ia selalu saja jadi bahan bully-an Anne.
"Dia kayaknya nurut banget ya sama lo," kata Jenny pada Anne, dia merasa bahwa jika saja Anne dan Yudi tak pacaran mungkin Tama dan Anne akan sangat cocok, dan itu berarti dia tak perlu susah payah mendekati Tama dan berpacaran dengan Tama.
"Namanya babu pasti bakalan nurut sama majikan," jawab Anne dia sendiri tak punya jawaban lain karena seingatnya semua orang yang disuruhnya akan melakukan apa yang ia inginkan. Entah itu Lisa, Jevon, Tama ataupun Yudi. What she want, she get it.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅hopeless love
RomanceIni kisah tentang 4 gadis yang saling berhungan. Namun, kisah cinta mereka tak pernah semulus seperti cerita di novel. Selalu saja ada halangan yang mengganggu. Bisakah mereka menemukan cinta mereka?