Part 52

13.5K 824 214
                                    

Play dulu videonya biar makin ngefeel :)
















Dengan diselimuti perasaan gelisah, Gracia menggigiti kuku ibu jarinya. Setelah menyaksikan keadaan Shani yang tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka memasuki sebuah ruangan yang tak memperbolehkan Gre turut masuk ke dalamnya, gadis itu melangkah mendekati taman rumah sakit dan berniat menghirup udara segar. Meski dirinya masih merasa cemas, bingung, kaget, dan tidak tenang, pada akhirnya Gracia mengeluarkan berbagai perasaannya yang campur aduk itu menjadi beberapa tetes air mata yang mengaburkan pandangannya.

Dadanya terasa sesak mengingat setiap detail insiden yang entah membuatnya harus merasa terharu karena Shani berusaha menyelamatkannya atau sedih karena dirinya selalu menjadi penyebab mengapa seseorang harus celaka. "Aaarrggh", geram Gracia sambil mengusap kasar wajahnya. "Gue harus lakuin sesuatu, gue gak mau kejadian ini keulang lagi," ucapnya sambil mengetik sebuah pesan singkat kepada seseorang yang harusnya tau diri untuk tidak menjumpainya lagi.

'Pergi dari hidup gue Dyo, kalo bisa selamanya. Jangan temui gue atau shani lagi. Keadaan di sini sekarang lagi-lagi kacau karena lo'.

Tak sampai lima menit, Gracia menerima panggilan telfon dari cowok itu.

"Keadaan kacau karena gue?" Dyo mendengus meremehkan, "Karena gue, atau karena Shani?"

Gracia terdiam sesaat sebelum menjawab, "Pergi".

"Gue gak akan kaget kalo lo bentar lagi bakal gila karena tertekan punya pacar kayak dia."

"Jangan ikut campur." Jawab Gre dengan rahang yang mengeras.

"For your information, gue emang gak berencana stay lama-lama di Indonesia. Jadi lo tenang aja. Lo cukup jinakin aja pacar lo yang control freak itu. Karena biar gimanapun, dia sangat berlebihan menyikapi seorang teman lama yang cuma pengen nyapa dan ngasih tau beberapa hal ke lo. Lo tau itu, lo tau dia bermasalah. Dan dengan hati malaikat yang pengen jadi penyelamat bagi semua orang, lo ladenin dia agar yang namanya sebuah konflik itu gak ada. Meskipun lo harus terus menahan diri." Dyo berdecak dari seberang sana, "Great, pilihan yang sangat bagus dan bijak ya Gre. Bikin gue penasaran sampe kapan lo bakal tahan jadi pacar dia." Sarkasnya kemudian sebelum mematikan sambungan.

Gracia menunduk, dalam batinnya ia bertanya 'memangnya gue harus gimana lagi? Terjebak dalam hubungan toxic gak akan buat diri gue hancur kan? Gue masih bisa tahan ini karena gue sayang sama Shani, iya kan?'

Gracia juga tak mengerti kenapa dirinya ragu, bahkan disaat ia melihat Shani dengan mata kepalanya sendiri rela mengorbankan nyawa deminya. Maka itu artinya dia harus membalas kebaikan Shani kepadanya. Dengan terus berada di sisinya.

Ah masa bodohlah, Gre yang sedang tidak ingin berpikir rumit di tengah emosi kalutnya pun segera memblokir nomor Dyo dan menghapus nomor cowok itu beserta semua jejak-jejak komunikasi dengannya, entah dari riwayat panggilan maupun chat untuk jaga-jaga jika saja Shani memeriksa ponselnya, agar pacarnya itu takkan marah dan kembali kehilangan kendali atas emosinya sendiri.

"Dasar perempuan gak tahu malu". Gumam seorang wanita di sampingnya.

Gracia menoleh. Tepat seperti dugaannya, Mama Shani yang dari dulu terlihat tak pernah menyukainya pasti akan mengomelinya seperti saat ini.

"Bisa-bisanya ya kamu setenang ini setelah membuat anak saya luka-luka. Malah main hp lagi!" Tunjuk Mama Shani. "Saya udah tau kabar gimana kecelakaan tadi bisa terjadi, ternyata hanya demi nyelametin orang yang gak pernah besyukur dapet pacar kayak anak saya. Shani rela ngorbanin dirinya. Cinta mati dia sama kamu sampe kayak gini, tanggung jawab gak kamu!" Mama Shani mendengus, seolah Gre tak pantas dicintai oleh siapapun termasuk anaknya. "Bahkan mobil kesayangan dia yang harganya gak murah itu juga hancur. Seneng kamu ya bikin anak saya kayak gini? Kalo gak bisa nyetir ya gak usah bawa mobil, gak usah bikin anak saya menderita. Sekarang pokoknya saya gak mau tau, kamu harus ngurusin segala keperluan Shani sampe dia sembuh total. Apapun yang dia mau, harus kamu turutin. Kamu ngerti kan dia jadi begini itu karena siapa? Kalo kamu masih punya nurani sih harusnya merasa bersalah gitu ya. Dan untuk menebus perasaan bersalah itu, lakuin aja yang saya minta. Lakuin aja semua yang Shani minta. Ngerti kan?"

Pacar Shani ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang