Hari itu, sudah beberapa hari berlalu semenjak kemarin.
Hari terakhir dimana ponsel Gracia masih belum wafat.
Dan kini, saat Gracia sedang asyik menonton acara serial TV kesukaannya di ruang keluarga, Shani datang sambil melemparkan box merk smartphone ternama di atas meja di hadapannya.
"Nih, sorry kalau mesti nunggu lumayan lama. Aku sibuk banget akhir-akhir ini."
Sambil memakan keripik yang ia ambil dari toples di genggamannya, Gracia yang masih duduk santai bahkan tidak mengalihkan pandangan sama sekali. "Iya taruh di situ aja."
"Gre,"
"Hm?"
Shani menghela nafas, Gre masih tidak memperhatikannya.
"Kamu gak nanya kapan aku sampai?"
"Oh ya, kapan kamu sampai?"
Fokus Gre sama sekali hanya berpusat kepada televisi saja.
Bahkan Shani tidak tau ia harusnya kesal atau tertawa mengetahui Gracia bahkan tidak menyuruhnya duduk. Bagaimana mau duduk, kalau seluruh sofa sudah penuh ditempatinya dengan cara berbaringnya yang tidak karuan seperti itu.
Benar-benar, Gracia mungkin tak perlu berpikir ia harus jaga image di depan Shani.
"Hahaha lucu banget, aduh perut gue," Gracia tertawa sambil menunjuk TV dengan ekspresi tidak habis pikir. Shani mengernyitkan dahi, kenapa ia bisa sangat menyukai gadis gila ini?
"Lucu banget Kak, ketawa dong!" Gracia bahkan berani menepuk punggung tangannya sambil tertawa dengan berisik.
"Hahaha," Garing Shani. "Udah ketawanya?"
Gre yang masih tersenyum geli mengangguk. "Iya udah." Jawabnya masih sambil terkekeh kecil.
"Bahagia banget hari ini."
"Iya, bahagia."
"Gre, aku di sini. Kenapa mata kamu sama sekali gak lihat aku dari tadi?" Melirik saja tidak.
"Sssttt, diem dong jangan ganggu. Aku tuh lagi fokus." Tatapan serius Gracia masih berkonsentrasi pada layar kaca. Jari telunjuknya bahkan ikut teracung untuk memberi interupsi.
"Aku juga lagi fokus," Dengus Shani. "Aku fokus liatin kamu dan kamu fokus liatin TV," Tangan Shani bergerak mengambil remote dan mematikan TV itu satu detik setelahnya. "Kamu juga harus fokus respon aku balik."
"Ck," Decak Gracia. "Sama TV aja cemburu, apa-apaan sih." Sinis Gre sambil melirik Shani dengan kesal.
"Kenapa kamu belum siap-siap?"
"Emang kita mau ke mana?"
"Kita jalan, sekarang."
"Kok gak bilang-bilang!" Gracia memberi pelototan tajam.
"Makanya itu, sana cepet ganti baju." Kata Shani melirik piyama spongebob yang masih dipakai Gre. Piyama andalan kesukaannya kata Gracia.
"Ganti baju aja tapi gak usah mandi ya?" Jawabnya sambil cengengesan.
"Ya pake mandi lah. Udah cepet sana! Aku tungguin."
"Mau ke mana dulu?" Gracia menaikkan satu alisnya.
"Jangan banyak tanya. Turutin aja," Tegas Shani.
"Yaudah kalau gitu aku gak mau ikut." Gracia kini duduk sambil bersedekap.
"Kamu bakal menyesal mengharapkan ancaman balik dari aku."
Gre menganga. Ia semakin kesal melihat wajah datar Shani yang menantangnya. Ia pun lantas berdiri dan menghentakkan kaki sebelum pergi ke lantai atas tempat kamarnya berada setelah berteriak penuh emosi. "OKEH, AKU MEMANG GAK PERNAH BOLEH PUNYA PILIHAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Shani ✔
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Gre, she loves you" "Who?" "Kalva Shani Indira. Siapa lagi?" "So.... What? Rasa suka aku udah hilang semenjak aku tahu siapa Kakak yang sebenarnya" ### Menjadi pacar Shani mulanya membuat Gracia hanya merasa muak. Tidak sampai ia tahu j...