Tatap mata Gracia menerawang di antara lalu lalang keramaian orang yang berjalan di sekitarnya. Gre dan Shania saat ini sedang berada di Australia, mereka baru sampai sekitar 30 menit yang lalu, masih di bandara dan menunggu seseorang menjawab panggilan yang sejak tadi berulang kali dilakukan oleh Shania.
"Gak diangkat-angkat nih. Lagi meeting kali ya." Shania berdecak.
Gracia menoleh dan hanya menatapnya acuh. "Yaudahlah naik taksi aja. Langsung ke apartemennya, gue tau kata sandinya."
"Lo tau? Kenapa gak daritadi bilang ke gue? Tau gitu mah gue gak perlu nelfon terus-terusan buat minta jemput."
"Lo gak nanya." Jawab Gre yang membuat kakaknya memutar bola mata.
Namun seberapapun menyebalkannya Gre, Shania bersyukur dan merasa ditemani olehnya yang selama ini selalu berada di sisinya ketika ia melalui fase terberat dalam hidup. Luka itu jelas masih ada, meski beberapa minggu belakangan Shania sudah berusaha untuk menyembuhkannya. Dan Shania pun tahu jika Gre sendiri sama terlukanya seperti dirinya. Mereka yang sama-sama patah hati karena cinta, sama-sama terkhianati karena percaya, dan sama-sama berupaya memperbaiki sakitnya sendiri.
Selama di perjalanan, Gracia kembali melamunkan keputusan dalam hidupnya yang secara tiba-tiba ini. Ia sendiri juga tak mengira bahwa dirinya sekarang menjalani hidup dengan spontanitas hingga kini belum punya tempat tinggal yang tetap. Beberapa minggu ia lalui bersama Shania, yang ia lakukan untuk menghibur dirinya sendiri hanyalah jalan-jalan, menginap di hotel, belanja dan mengalihkan pikiran serta rasa penatnya dengan menjelajahi tempat-tempat indah di Korea Selatan. Ayahnya yang merekomendasikan hal itu, setelah beliau mengetahui masalah keretakan rumah tangga anak keduanya Shania. Dari semua orang, hanya Shania yang tahu tentang masalahnya dengan Shani. Namun untuk masalah Shania, keluarganya sudah tahu mengingat Shania memanglah anak yang terbuka sejak dulu, berbeda dengan dirinya yang lebih memilih untuk memendam apa yang ia rasakan sendirian.
Shania telah bercerita kepada keluarga yang lain mengenai Boby dan mendapat respon dari ayahnya yang workaholic itu, "Lakuin apa yang kamu mau selama itu gak menyakiti kamu. Refreshing sana," sambil memberi kartu kredit. Dari dulu, apalagi sejak meninggalnya ibu mereka, ayahnya merupakan sosok orang tua yang dingin. Daripada memberi pelukan menenangkan atau mengusap air mata Shania, beliau lebih memilih untuk langsung saja memberikan solusi. Dulu Gre pernah membenci ayahnya karena mengira ayahnya tak pernah peduli atau bahkan berusaha untuk terlihat peduli tapi untunglah sekarang Gre sudah terbiasa dengan hal itu.
Ayahnya juga tipikal orang tua yang memberi kebebasan untuk anaknya mengenai keputusan hidup, mengajarkannya untuk bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Ketika dulu Shania memutuskan tinggal di Indonesia karena itu pilihan Boby yang ingin tetap dekat dengan keluarganya, ayahnya memperbolehkan. Ketika Gracia lebih memilih sekolah di Indonesia daripada di luar negeri, ayahnya pun memperbolehkan. Dan kemarin ketika Gracia berkata jika ia tak lagi mau bekerja di Indonesia namun juga tak mau bekerja di perusahaan ayahnya dan memilih mencari kerja sendiri di luar negeri, ayahnya pun memperbolehkan. "Tapi sebelum cari kerja, Gre juga mau nemenin Kak Shania liburan", setelah ayahnya mendengar itu, Gracia tersenyum karena mendapat kartu kredit seperti kakaknya. Inilah salah satu keutamaan enaknya menjadi anak bungsu. Gre yang dulu mungkin enggan menerima pemberian seperti ini yang sering ditawarkan oleh ayahnya, dengan alasan bahwa ia tak ingin memiliki teman yang hanya mendekatinya karena kekayaan harta. Itu sebabnya sejak dulu ia selalu bersikap sederhana, bahkan teman-temannya tak tahu jika Gre sebenarnya tak pernah mengalami kesulitan finansial andai saja Gre mau memanfaatkan apa yang keluarganya miliki. Namun untuk sekarang, Gre mau berpikir realistis saja, ia baru saja kehilangan pekerjaan, rumah, dan ia bahkan tak memiliki teman. Jadi tak ada alasan baginya untuk bersikap seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Shani ✔
Fanfiction[COMPLETED] "Gre, she loves you" "Who?" "Kalva Shani Indira. Siapa lagi?" "So.... What? Rasa suka aku udah hilang semenjak aku tahu siapa Kakak yang sebenarnya" ### Menjadi pacar Shani mulanya membuat Gracia hanya merasa muak. Tidak sampai ia tahu j...