Part 40

13.7K 1.1K 302
                                        

Jam 10 malam.

Shani sedang mondar mandir di kamarnya dengan risau. Ponselnya berada di telinga. Dimana Gracia? Kenapa panggilannya tidak terhubung? Kenapa ponsel pacarnya itu tidak aktif?

Tadi katanya disuruh duluan aja, dia sendiri yang ijin cuma bentar soalnya mau ke toilet. Tapi sampai jam segini kok dia gak muncul-muncul buat tidur. Mau begadang sampai jam berapa emangnya?

Shani menggeleng pusing. Ada-ada saja. Cewek itu selalu bikin khawatir. Lebih baik dia cari sendiri saja. Pasti Gre Ada di sekitaran sini.

Shani tersentak kaget saat melihat Dyo di depan pintu.

"Ngapain lo di sini?" Bentaknya curiga.

Dyo juga berdiri dengan tidak nyaman. Sorot matanya terlihat cemas. Ia tadi juga berekspresi kaget seperti orang yang tertangkap basah akan sesuatu. Tangan kanannya menggenggam ponsel. "G-gue mau tanya," Dyo mulai memberanikan diri. Shani yang ragu terus menatap gerak-geriknya. Cowok itu terlihat gugup dan bingung sekali.

"Sebelum itu gue juga mau tanya," Shani menghela nafas, lalu bersedekap. "Liat Gracia gak?"

Dyo mengggeleng lesu. "Gue tadi mau tanya itu."

"Hah? Jadi lo juga nyariin dia?"

Dyo mengangguk.

"Kenapa lo nyariin Gre? Ada urusan apa?"

"Tadi dia di telfon aneh banget. Gue khawatir." Ucap Dyo sambil menggerakkan ponselnya di depan Shani.

"Dia tadi nelfon lo?"

"Bukan. Gue yang nelfon dia. Tapi setelah itu, gue telfon lagi gak bisa. Mungkin ponselnya sengaja dimatiin."

"Dia tadi aneh gimana maksudnya di telfon?"

"Ya gitu, gue juga gak tau. Dia kayak marah, trus tiba-tiba dia mutusin sambungan secara sepihak padahal gue belum selesai ngomong. Gue kirim pesan singkat gak dibales. Gue cari, dia gak ada. Gue telfon lagi malah gak bisa. Makanya gue ke sini mau mastiin kalau dia udah tidur." Dyo melongokkan kepalanya agar ia bisa melihat ke belakang Shani.

Shani memutar bola mata. "Dia gak ada. Buat apa coba gue nanya sama lo, kalau dia ada di sini?"

"Apa lo... gak hidupin GPS gitu di ponselnya? Lo gak mungkin gak kayak gitu."

Shani menghembuskan nafas kasar.

"Kenapa? Lo gak mungkin lupa kan?"

"Ponsel Gre kemaren baru diganti. Lo tau kan nomor dia aja baru gitu? Waktu dia masih pakai ponsel yang dulu, dia gak tau gimana cara matiin GPS nya. Sekarang pas ponselnya udah makin canggih, dia malah makin pinter maininnya dan setelah dia paham soal GPS, dia bisa hapus sendiri di ponselnya. Dia juga pernah minjem ponsel gue cuma karena pengen hapus itu. Katanya dia gak mau privasinya diganggu."

Dyo berdecak. "Terus gimana dong?"

Shani sendiri tidak menyangka. Dalam diamnya ia berpikir, ternyata ia bisa bersikap seperti ini juga kepada Dyo. Tidak bisa dibilang bersahabat juga sih. Tapi setidaknya nada bicaranya tidak sejudes yang ia kira. Dan tatapannya tak setajam yang ia mau.

Mungkin karena Dyo telah memberikan informasi penting seputar Gre? Dan cowok itu juga terlihat beneran khawatir dari gelagatnya.

Shani kembali meneliti Dyo yang ada di depannya.

"Kenapa lo natap gue kayak gitu?"

"Gak usah geer. Lo abis berantem ya sama Gre?"

"Gak bisa dibilang gitu juga, gue gak tau salah gue apa. Tapi pokonya dia marah."

Pacar Shani ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang