✯
"Jaga diri kalian baik-baik." Narcissa menatap Grace dan Draco dengan senyuman hangat.
Sebelum pergi Grace dan Draco memeluk keduanya dengan erat. Grace melambaikan tangannya ke arah Narcissa dan Lucius.
Saat ini mereka sudah berada di dalam kereta, Draco menggenggam tangan Grace dengan erat dan menuntunnya untuk duduk di kompartemen slytherin.
Sudah ada Pansy dan Blaise yang duduk di dalam, keduanya menatap Draco dan Grace dengan menggoda.
"Jadi, bagaimana liburan kalian??" Tanya Pansy sambil menyeringai dengan lebar ke arah keduanya.
"Menyenangkan, bagaimana dengan kalian??" Jawab Grace dengan senyuman lebar.
"Tidak ada yang menarik selain penyerangan Piala Dunia Quidditch." Jawab Blaise.
Mereka kemudian membicarakan pertandingan Quidditch yang serang, Draco, Pansy dan Blaise tentu saja tau siapa yang menyerang pertandingan malam itu. Tentu saja karena orang tua mereka merupakan anggota Death Eaters.
Kereta melaju dengan cepat, saat ini mereka sudah sampai di Hogwarts. Bertepatan dengan itu kereta terbang melintasi langit membuat murid-murid tercengang. Kemudian di susul dengan munculnya perahu dari dalam air.
"Siapa mereka??" Tanya Grace yang berdiri di samping Pansy, gadis itu menatap berbinar ke arah kereta terbang yang sangat cantik.
"Entahlah Grace, aku tidak peduli dengan orang-orang di dalamnya. Yang aku pedulikan hanya kereta terbang yang sangat cantik itu, aku menginginkannya!! Father harus membeli kereta terbang yang secantik itu." Jawab Pansy dengan menggebu-gebu.
Grace sudah tidak heran lagi dengan sifat Pansy yang satu ini, saat ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya maka ia harus mendapatkannya.
Seperti Hippogriff, Pansy benar-benar memilikinya sekarang. Hippogriffnya bernama Cornelia, Grace belum pernah melihatnya tapi menurut cerita Pansy, Hippogriff itu pasti sangatlah cantik.
"Apanya yang menarik dari melihat kereta terbang dan kapal yang keluar dari dalam air??" Ucap Draco sambil mencibir.
"Tidak setiap hari kita melihat pemandangan seperti ini, jadi nikmati saja." Blaise menepuk bahu Draco yang berdiri di sampingnya, Draco memutar bola mata malas melihat orang-orang yang terlihat sangat konyol sekarang. Kecuali Grace.
Setelah mengganti seragam, mereka di kumpulkan di great hall. Draco dengan cepat duduk di samping Grace, membuat Pansy dan Blaise bersiul menggoda.
Di depan sana Profesor Dumbledore sedang menyampaikan pidatonya seperti tahun-tahun sebelumnya. Orang-orang bersorak dengan ramai saat Profesor Dumbledore mengumumkan adanya Turnamen Triwizard, turnamen legendaris sepanjang masa.
"Sambutlah siswi-siswi cantik dari sekolah sihir Beauxbatons beserta kepala sekolah mereka, Madam Maxime!!" Sambut Profesor Dumbledore dengan gembira.
Pintu terbuka menampilkan sekumpulan siswi-siswi cantik yang memakai seragam serupa, mereka berjalan dengan anggun ke depan. Di setiap langkah mereka, ada kupu-kupu cantik yang beterbangan. Bukan hanya itu, paras mereka yang menawan mampu membuat para laki-laki memandang mereka dengan takjub.
Grace melihat ke arah Draco, bukannya melihat siswi dari Beauxbatons, Draco malah menatap ke arah dirinya sedari tadi.
"Kenapa malah memandangiku??" Tanya Grace dengan kening yang mengerut.
"Aku tidak tertarik dengan mereka, mereka terlihat sangat sengaja mencari perhatian para laki-laki di Hogwarts." Draco mencibir kelakuan siswi-siswi dari Beauxbatons.
"Padahal mereka sangat cantik." Grace kembali memandangi siswi-siswi dari Beauxbatons, mereka sangat anggun.
"Kau bercanda? Kau berkali-kali lipat lebih cantik dari mereka." Bisik Draco tepat di samping telinga Grace.
Mendengar itu, Grace tidak dapat menahan pipinya untuk tidak merona. Ia memukul bahu Draco dengan pelan, sementara itu Draco malah terkekeh melihat wajah Grace yang bersemu.
"Dan sambutlah putra-putra kebanggaan Durmstrang beserta kepala sekolah mereka, Igor Karkaroff!!" Seru Profesor Dumbledore.
Pintu kembali terbuka dengan sedikit kasar, aula yang semulanya penuh dengan kehangatan mendadak menyeramkan. Di sana siswa-siswa Durmstrang berbaris memasuki great hall, mereka mengetuk tongkat di tangan mereka sehingga menimbulkan percikan api di lantai.
Mereka menampilkan pertunjukan api yang sangat menarik, seisi great hall kembali ramai saat melihat Viktor Krum berjalan bersama kepala sekolah mereka, Igor Karkaroff.
"Itu Viktor Krum!!" Pansy menyenggol Grace yang duduk di samping kanannya.
Grace menatap ke depan dimana Viktor Krum berjalan dengan gagahnya di depan. Grace sedikit mengingat wajah laki-laki itu karena wajahnya terpampang dengan jelas saat pertandingan Piala Dunia Quidditch.
"Kenapa kalian sangat menyukai Krum??" Tanya Grace dengan bingung, Pansy melotot di tempatnya. Dengan cepat ia memandang Grace dengan horor.
"Krum itu orang yang sangat tampan dan menawan, apalagi saat ia sudah berada di lapangan." Sedetik setelahnya Pansy menjerit dengan kecil saat mengingat wajah Krum yang sangat serius saat bermain Quidditch.
Blaise yang duduk di depan mereka mencibir dengan pelan melihat tingkah laku Pansy yang menurutnya menggelikan.
"Kurasa ia tidak setampan dan semenawan itu." Ucap Blaise sambil menekankan ucapannya. Pansy menatap Blaise dengan sengit.
"Aku tidak meminta pendapat darimu!!"
Di depan sana Igor Karkaroff menjabat tangan Profesor Dumbledore dengan sangat senang. Sepertinya ia sangat antusias dengan turnamen kali ini, mereka berpelukan dengan cukup erat.
Durmstrang memutuskan untuk duduk di meja slytherin, Pansy lagi-lagi memekik dengan girang. Sementara itu Beauxbatons memutuskan untuk duduk di meja Ravenclaw.
✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...