✯
Hari ini pertandingan Qudditch antara gryffindor dan hufflepuff, awalnya gryffindor melawan slytherin tapi Marcus Flint dengan segala kelicikan membuat slytherin tidak jadi bertanding dengan alasan tangan Draco yang masih sakit.
Omong kosong, padahal tangan laki-laki itu sudah sembuh. Bahkan ia sudah bisa mengganggu orang lain dengan tangannya itu.
"Kalian sangat licik." Ucap Grace menatap teman-temannya dengan jengah.
Ruang rekreasi yang semulanya penuh dengan sorak gembira anak-anak slytherin mendadak hening. Mereka semua memang berada di sana sekarang.
"Bukan licik, kami hanya memanfaatkan keadaan. Siapa yang mau bertanding di tengah cuaca buruk seperti ini." Jawab Flint dengan santai.
"Flint benar Grace, lagi pula tanganku memang masih terasa sakit." Sambung Draco di sampingnya.
"Alasan!" Grace menatap Draco dengan jengah, Draco terkekeh geli mendengarnya.
"Untung saja slytherin tidak bertanding, aku bisa tidur sepuasnya hari ini." Ucap Adrian Pucey di ujung sana, ucapannya di sambut dengan gelak tawa dari anak-anak slytherin yang lain.
Ya, mereka memutuskan untuk tidak menonton pertandingan hari ini, siapa juga yang mau menonton di tengah hujan badai dengan para Dementor yang berkeliling di langit??
Grace menyandarkan tubuhnya di sofa, ia melirik ke arah Pansy yang lagi-lagi sedang bertengkar dengan Blaise. Di tangan mereka terdapat makanan yang sepertinya merupakan sumber masalah dari pertengkaran mereka.
Draco menatap Grace di sampingnya dengan lekat, tangannya bergerak untuk menyelipkan helaian rambut Grace yang menutupi wajahnya ke belakang telinga.
Ia menatap wajah Grace yang menyayu, matanya mengerjap dengan pelan. Sepertinya gadis ini mengantuk.
"Kau mengantuk??"
Grace menoleh ke arah Draco, ia mengangguk dengan pelan. Mungkin karena cuacanya sangat dingin, ia merasa mengantuk.
Draco menepuk bahu kananya dengan pelan. Bibirnya membentuk senyuman simpul. "Kau bisa tidur di sini, aku dengan senang hati meminjamkan bahuku untukmu."
"Memangnya boleh??" Tanya Grace penasaran. Draco tentu saja menganggukkan kepalanya.
"Tentu saja, kau bisa bersandar di sini sepuasnya." Draco kemudian menarik kepala Grace agar menyandar di bahunya, tanpa banyak kata Grace menutup matanya untuk tidur.
Selang beberapa menit kemudian, Draco dapat mendengar deru nafas Grace yang teratur. Gadis ini sangat mudah untuk tertidur.
"Apa dia tertidur??" Tanya Pansy yang duduk di depan mereka, Draco mengangguk dengan pelan.
Blaise menatap Draco menggoda, tentu saja yang ditatap langsung melotot ke arah Blaise. Laki-laki berkulit tan itu terkekeh melihat Draco yang sedang salah tingkah.
"Wajahmu memerah Drake." Blaise tertawa dengan keras melihat ke arah Draco.
"Diam bodoh! Kau bisa membangunkannya!!" Jawab Draco sambil melotot ke arah Blaise.
Blaise dan Pansy semakim tertawa mendengar ucapan Draco. Sementara itu laki-laki bersurai platina itu menghela nafas dengan gusar.
Ruang rekreasi semakin ramai saat mendengar bahwa hufflepuff yang memenangkan pertandingan kali ini. Mereka juga mendengar kalau Harry Potter terjatuh karena gangguan para Dementor.
"Bagaimana bisa mereka mengacau di pertandingan?! Profesor Dumbledore pasti sangat murka." Ucap Pansy sambil memakan Kacang Segala Rasa Bertie Botts.
"Aku bisa membayangkan betapa murkanya Dumbledore melihat murid kesayangannya terjatuh karena diganggu Dementor." Sambung Draco dengan sinis.
Grace mengerjapkan matanya dengan pelan, ia menegakkan kembali tubuhnya yang sebelumnya menyender ke arah Draco.
"Sudah bangun Princess??" Draco menatap Grace dengan seringai lebar miliknya, alisnya naik turun untuk menggoda gadis itu.
Grace nampaknya masih mengumpulkan nyawanya, ia menatap sekelilingnya dengan sayu. Oh ternyata dia masih berada di ruang rekreasi.
"Jadi apa yang aku lewatkan??" Tanya Grace pada teman-temannya.
"Banyakk." Jawab Pansy dengan semangat, di sebelahnya Blaise mengangguk setuju.
"Kau pasti tidak akan percaya, gryffindor berhasil dikalahkan oleh hufflepuff." Sambung Blaise.
"Gryffindor kalah??"
Draco menganggukkan kepalanya, tangannya bergerak untuk menyandarkan kembali kepala Grace pada bahunya.
"Benar, kabarnya Potter terjatuh akibat serangan dari Dementor." Jawab Draco, tangannya beralih mengusap kepala Grace dengan tenang.
"Benarkah?? Bagaimana bisa Dementor mengacaukan pertandingan?!"
Draco mengindikkan bahu dengan acuh. "Entahlah, sepertinya para Dementor sangat menyukai temanmu itu."
Grace menyenggol perut Draco dengan sikunya. "Yang benar saja."
Bukannya kesakitan, Draco malah tertawa terbahak-bahak.
"Tapi itu fakta."
Grace memutar bola matanya dengan malas, tangannya bersidekat di depan dada. Ia juga menatap Pansy dan Blaise yang ikut tertawa.
"Hei jangan menertawakan Harry!!"
"Maaf-maaf."
✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfic[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...