Draft obsession belum selesai, jadi aku belum bisa up ya🙂
✯
Hari ini tantangan pertama Turnamen Triwizard dilaksanakan. Saat ini Grace sendirian di dalam kamar, Pansy sudah lebih dulu keluar dan bergabung dengan yang lain.
Setelah merapikan rambutnya, Grace keluar dari kamar dan segera berjalan menuju ruang rekreasi. Sesampainya di sana, hanya ada Draco yang sedang duduk di sofa. Ia terlihat seperti menunggu seseorang.
"Draco."
Draco menoleh mendengar panggilan Grace, ia menatap Grace dengan lekat. Kenapa gadisnya begitu cantik?
"Draco!! Hei jangan melamun!!" Grace melambaikan tangannya di depan wajah Draco, laki-laki itu mengerjapkan matanya dengan pelan.
"Sudah siap?? Ayo keluar, sepertinya pertandingan sudah di mulai." Draco segera menggandeng tangan Grace untuk mengikutinya.
"Aku terlalu lama ya di kamar??" Tanya Grace sambil menatap sekelilingnya yang benar-benar sepi.
Draco mengangkat bahunya dengan acuh. "Tidak juga, orang-orang saja yang terlalu bersemangat menonton pertandingan."
Mendengar itu Grace mengangguk mengerti, beberapa saat kemudian mereka sampai di tempat pertandingan.
Draco membawa Grace duduk di kursi penonton bersama teman-teman slytherin mereka. Menyadari kedatangan Grace, Pansy melambaikan tangannya dengan semangat pada gadis itu.
"Hai Grace!!" Sapanya dengan semangat, Grace ikut membalas lambaian Pansy tak kalah semangatnya.
Grace duduk di apit oleh Pansy dan Draco, ia menatap ke arah arena dimana Viktor Krum sedang bertanding. Dari tadi Pansy tidak berhenti memberikan semangat pada Krum.
"AYO KRUM KAU PASTI BISA!!"
"ORANG TAMPAN SEPERTIMU PASTI SANGAT MUDAH MENAKLUKKAN NAGA ITU!!"
"YEAYY BERHASIL!!"
Kira-kira begitulah teriak-teriakan Pansy saat Krum bertanding, Blaise menatap jengah ke arah temannya ini. Ia heran kenapa Pansy sangat tergila-gila pada Krum.
"Kau terlihat seperti orang gila." Ucap Blaise sambil bergidik ngeri menatap ke arah Pansy. Gadis itu mendelik dengan tajam ke arah Blaise, sedetik kemudian ia memukul bahu laki-laki itu dengan kencang.
"Berisik!!" Pansy menatap tajam ke arah Blaise. Sedangkan yang di tatap masih sibuk mengelus bahunya yang dijadikan samsak oleh Pansy.
Dan sekarang giliran Harry yang bertanding, Grace memandang dengan cemas pada teman gryffindor nya ini. Bagaimanapun juga Harry masih berusia 14 tahun.
"Aku yakin dia tidak akan bisa bertahan lebih dari 5 menit." Draco berbisik dengan pelan ke telinga Grace, gadis itu langsung mendongak untuk menatap ke arah Draco.
"Kau tidak boleh meremehkan seseorang Draco, aku yakin Harry pasti akan berhasil." Jawab Grace.
"Kenapa kau terus membelanya." Draco mengerucutkan bibirnya sambil memandang Grace dengan kesal, sedetik kemudian ia membuang muka.
"Kau marah??"
Draco masih diam, sekarang ia melipat tangannya di depan dada. Ia menatap Harry yang sedang berjuang melawan naganya dengan sengit. Kenapa selalu Harry?!
Grace menatap Draco dengan bingung, akhir-akhir ini Draco selalu kesal saat ia membicarakan Harry ataupun membela Harry. Sebenarnya ada apa dengan Draco??
Grace membingkai wajah Draco kemudian menarik wajah laki-laki itu mendekat ke arahnya. Matanya langsung berpandangan dengan mata abu-abu milik Draco.
Draco sedikit terkejut karena Grace yang tiba-tiba menarik wajahnya, pipinya bersemu dengan merah saat menyadari jarak wajah mereka yang sangat dekat.
"Jangan marah."
Oh tidak, luntur sudah pertahanan yang di buat oleh Draco. Pipinya makin terasa hangat karena mendengar ucapan manis dari Grace, tolong mereka masih berada di tribun sekarang.
"Kalau tidak ingin menonton, setidaknya jangan bermesraan di sini."
Grace langsung melepas kedua tangannya yang menangkup wajah Draco saat mendengar ucapan Blaise.
"Kami tidak bermesraan!!" Jawab Grace dengan gugup. Sementara itu Draco malah menatap Blaise dengan tajam, merusak suasana saja.
Blaise menatap keduanya dengan menggoda, seringaian menyebalkan miliknya sudah terpatri di bibir tebalnya. Menyenangkan sekali menggoda Grace dan Draco.
"Eh itu Harry!!" Tunjuk Grace ke arah langit, di sana ada Harry yang menunggangi sapu terbangnya, sorakan penonton memenuhi indra pendengaran.
Grace juga ikut bertepuk tangan untuk Harry, laki-laki gryffindor itu kemudian mengambil telur emas yang menjadi incaran. Entah kemana naganya, sepertinya Grace melewatkan sesuatu yang sangat penting.
"Sudah-sudah, jangan bertepuk tangan terlalu keras untuknya. Kepalanya bisa-bisa membesar karena terlalu sering menerima pujian." Ucap Draco sambil menahan tangan Grace yang ingin bertepuk tangan.
"Tapi--"
"Sstt diam, sebaiknya kita kembali ke asrama. Pertandingan sudah selesai."
Belum sempat Grace menolak tapi Draco sudah lebih dulu menariknya, mereka melewati kerumunan orang yang masih berseru dengan bahagia.
"Draco kita meninggalkan Pansy dan Blaise." Ucap Grace di sela-sela mereka berjalan.
"Biarkan saja, aku yakin mereka menginginkan waktu luang untuk bersama."
"Maksudmu untuk bertengkar??"
"Ya."
✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...