26┊ ۪۫❁ཻུ۪۪ ᴛʀɪᴡɪᴢᴀʀᴅ ᴛᴏᴜʀɴᴀᴍᴇɴᴛ ᴀɴᴅ ᴛʜᴇ ɢᴏʙʟᴇᴛ ᴏғ ғɪʀᴇ

4.6K 727 116
                                    

Hai assalamualaikum kalian kangen aku gak??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai assalamualaikum kalian kangen aku gak??

Di depan sana Profesor Dumbledore kembali berpidato menyambut para tamu tapi sepertinya pidatonya harus terhenti karena Mr. Filch yang berlari ke arah Profesor Dumbledore.

Grace sedikit terkekeh melihat cara berlari Mr. Filch, benar-benar lucu. Di sampingnya Draco ikut tertawa melihat betapa konyolnya Mr. Filch sekarang.

Mr. Filch terlihat berbisik ke arah Profesor Dumbledore membuat laki-laki tua berkaca mata itu harus membungkuk untuk mendengar bisikan dari Mr. Filch.

Profesor Dumbledore menganggukkan kepala seakan mengerti apa yang di bisikkan oleh Mr. Filch, beberapa saat setelah Mr. Filch kembali ke tempatnya great hall yang tadinya tentram berubah menjadi seram saat petir tiba-tiba menyambar.

Grace spontan memeluk Draco di sampingnya, demi merlin ia ketakutan sekarang!! Draco membalas pelukan Grace dengan sepenuh hati, ia mengelus kepala Grace dengan pelan.

"Tidak perlu takut, aku di sini bersamamu." Bisik Draco.

Petir yang tadinya menyambar kini menghilang karena di sihir oleh seseorang di depan pintu, wajahnya menyeramkan apalagi bola mata palsunya yang bergerak dengan liar.

Grace melepas pelukannya karena tidak lagi mendengar suara gemuruh petir, Grace memandang laki-laki tua itu dengan takut. Dia benar-benar menyeramkan!!

"Bukankah itu Mad Eye??" Ucap Blaise.

"Mad Eye??" Tanya Grace, sepertinya ia pernah mendengar orang tuanya membicarakan orang ini.

"Mantan Auror, setengah Azkaban terisi penuh olehnya. Tapi akhir-akhir ini ia seperti orang gila." Jawab Pansy. Grace mengangguk mengerti, Mad Eye kemudian bersalaman dengan Profesor Dumbledore.

"Setelah di pertimbangkan matang-matang, kementrian memutuskan hanya siswa yang berusia 17 tahun yang dapat mengikuti turnamen ini." Ucap Bartemius Crouch Senior di depan sana. Murid-murid langsung berteriak tak terima, apalagi si kembar Weasley.

"Itu tak adil!!"

"Sebentar lagi kami berusia 17 tahun!!" Ucap keduanya hampir secara bersamaan.

"DIAM!" Profesor Dumbledore berteriak dengan nyaring, orang-orang yang tadinya protes kini terdiam.

"Aku tau banyak dari kalian yang merasa tak terima, untuk itu aku persembahkan pada kalian The Goblet Of Fire. Bagi siswa yang ingin mendaftarkan dirinya di turnamen ini hanya perlu menuliskan nama mereka di perkamen kemudian memasukkan nama mereka ke dalam ini. Piala Api sendiri yang memilih kalian, jika sudah terpilih maka kalian akan berjuang sendirian. Bagi siswa yang ingin mendaftarkan diri tapi masih berusia dibawah 17 tahun silahkan saja, tapi terima konsekuensinya."

Setelah mengucapkan kalimat terakhir, Profesor Dumbledore mengedipkan matanya ke arah si kembar Weasley. Dari sini Grace dapat melihat kelicikan di wajah Fred dan George, sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu.

"Piala ini akan di tempatkan di sini sampai besok malam. Dengan ini, Turnamen Triwizard resmi di mulai." Ucap Profesor Dumbledore yang mengakhiri pidatonya.

Meja yang semula kosong kini sudah terisi oleh makanan di atasnya, Grace langsung menyantap makanan di depannya tanpa peduli pandangan murid-murid Durmstrang kini tertuju padanya. Sepertinya sangat susah mengalihkan perhatian dari gadis keturunan Veela ini.

Draco sekarang sedang berbincang dengan Viktor Krum, sepertinya mereka mempunyai selera yang bagus dalam memilih tema obrolan. Pansy beberapa kali merilik Krum, pipinya bersemu dengan merah saat ia bersitatap dengan Krum.

Pansy meremas tangan Grace di sampingnya membuat gadis itu sedikit mengaduh.

"Kau kenapa Pansy??" Tanya Grace kebingungan.

"Jangan bertanya atau aku akan menjerit sekarang juga." Pansy berbisik di samping telinga Grace, wajahnya semakin bersemu dengan merah. Grace menggelengkan kepala dengan maklum melihat tingkah Pansy yang sedang terpesona dengan Krum.

Grace kemudian menatap sekelilingnya, pandangannya langsung bertemu dengan Cedric yang sepertinya sudah dari tadi memperhatikannya. Laki-laki itu tersenyum dengan manis ke arah Grace, tentu saja langsung di balas dengan senyuman oleh Grace.

Pansy menatap horor ke arah Grace, ia menepuk lengan gadis itu berkali-kali membuat Grace harus memperhatikannya.

"Kenapa??" Tanya Grace sambil memakan makanannya.

"Aku tidak salah lihat kan?? Apa kau baru saja tersenyum ke arah Diggory?!"

Grace mengerjapkan matanya dengan pelan kemudian mengangguk. "Kau tidak salah lihat, aku memang tersenyum ke arah Cedric."

"Apa kau bilang?!"

Bukan, bukan Pansy yang bertanya tapi Draco. Telinganya langsung berfungsi dengan benar saat mendengar Grace membicarakan laki-laki lain di dekatnya.

"Hmm??" Tanya Grace dengan bingung, kedua pipinya penuh dengan makanan membuat pipinya menggembung seperti balon.

"Kau tersenyum ke arah Diggory? Yang benar saja?!" Ucap Draco dengan sengit, matanya langsung memicing ke arah Cedric yang sedang bercanda dengan teman-temannya.

"Memangnya kenapa??" Tanya Grace sesaat setelah ia menelan habis makanan di mulutnya.

Draco mengacak rambutnya frustasi, dengan perasaan yang dongkol ia mengacak rambut Grace dengan gemas.

"Baru kali ini aku melihat gadis yang sangat tidak peka seperti dirimu."

"Hei kau merusak tatanan rambutku!!"

"Aku tidak peduli!!

Crush [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang