✯
Grace kembali berdiri di samping Draco sambil memakan apel pemberian dari laki-laki bersurai platina itu.
Saat ini Hagrid memilih Harry untuk menyapa Buckbeak, terlihat jelas raut ketakutan di wajah Harry.
"Aku yakin dia tidak akan berhasil." Ucap Draco sambil berbisik di telinga Grace.
"Ayo kita taruhan, kalau Harry berhasil menunggangi Buckbeak maka kau harus menuruti perintahku."
"Dan kalau aku yang menang kau juga harus menuruti perintahku." Sambung Draco yang memotong perkataan Grace.
Grace mengangguk setuju, ia kemudian menyodorkan telapak tangannya pada Draco. "Deal?"
"Deal!!" Jawab Draco sambil menjabat tangan Grace, ia sedikit mengelus tangan Grace dengan lembut. Kesempatan dalam kesempitan.
Pansy yang berada di belakang mereka mendengar dengan jelas taruhan konyol itu. "Apalagi yang direncakan dua bocah ini."
"Diam saja, nikmati saja permainan mereka." Jawab Goyle yang berdiri di sampingnya.
Di depan sana Harry dengan ragu membungkuk ke arah Buckbeak, untuk sesaat Buckbeak sedikit tidak menyukai Harry tapi detik berikutnya hewan itu balas membungkuk pada Harry.
"Kan sudah kubilang Harry akan berhasil." Ucap Grace sambil tersenyum dengan lebar menatap ke arah Draco.
"Hanya memberi salam, dia belum menunggangi ayam sialan itu." Jawab Draco dengan kesal.
Sesaat setelah itu Hagrid tiba-tiba mengangkat tubuh ringan Harry keatas Buckbeak, Harry dibawa terbang oleh Buckbeak.
Grace berseru dengan girang, artinya ia memenangkan taruhan ini. Ia menatap Draco yang wajahnya memasam sekarang.
"Aku menang dan kau kalah, mulai sekarang kau harus menuruti perintahku."
Gagal sudah rencana Draco untuk memanfaatkan taruhan mereka kali ini. Draco berdecak dengan kesal melihat keberhasilan Harry.
"Baiklah-baiklah kau menang, lagi pula semua orang bisa menunggangi Buckbeak termasuk aku." Jawab Draco dengan sinis.
"Aku tidak yakin Buckbeak mau membiarkan anak manja sepertimu naik ke atas tubuhnya." Grace menatap Draco di sampingnya dengan remeh.
"Oh jadi kau menantangku sekarang??" Tanya Draco sambil menaik turunkan alisnya. Saat hendak berjalan ke depan Grace menarik tangannya.
"Apa yang akan kau lakukan??"
"Tentu saja menunggangi Buckbeak, aku yakin dia tidak seberbahaya itu." Jawab Draco dengan tenang.
"Jangan konyol!! Buckbeak itu hewan yang sensitif."
Draco tidak mendengarkan ucapan Grace, ia maju ke depan mendekati Buckbeak yang sudah mendarat di tanah.
"Aku yakin kau tidak seberbahaya itu kan?? Dasar ayam jelek!!"
Grace melotot saat mendengar hinaan Draco pada Buckbeak, ia hendak menarik kembali tubuh Draco tapi terlambat. Draco sudah tercakar oleh Buckbeak.
Draco terjatuh ke tanah, ia memegang lengannya yang tercakar oleh Buckbeak. Darah merembes keluar mengotori jubahnya.
"AAA IT'S KILLED ME! IT'S KILLED ME!!"
"DRACO!!" Grace berteriak dengan panik, Hagrid dengan cepat menenangkan Buckbeak yang masih mengamuk.
"Hagrid dia harus dibawa ke Hospital Wing." Ucap Blaise yang kini sudah berdiri di samping Grace.
"Aku gurunya dan aku akan bertanggung jawab. Kelas dibubarkan." Hagrid segera mengangkat tubuh Draco yang lemas.
"You're gonna regret this! You and your bloody chicken!!"
Grace masih dapat mendengar gerutuan Draco.
"Sebenarnya apa yang dia pikirkan?! Dasar bodoh!!" Ucap Pansy.
"Astaga ini semua salahku!! Kalau saja aku tidak menantangnya maka ia tidak akan tercakar Buckbeak." Grace menggigit kukunya dengan gugup. Melihat itu Pansy mencoba menenangkannya.
"Hei tidak apa-apa, lagipula ini bukan salahmu Grace. Salah dia sendiri yang menghina Buckbeak."
"Tapi--"
"Sebaiknya kita menjenguknya di Hospital Wing, tenang saja Grace. Ini bukan salahmu, semua orang juga tau kalau ini murni kesalahan Draco sendiri." Sambung Blaise yang langsung diangguki oleh Pansy.
Grace menatap keduanya dengan panik, ia menganggukkan kepalanya dengan lesu. Rasa bersalah kembali menggerogoti hatinya.
Sesampainya di Hospital Wing, Draco ternyata sudah diobati oleh Madam Pomfrey. Lengannya sudah dibalut oleh perban.
Draco menatap teman-temannya yang baru saja masuk ke dalam ruangan, pandangannya jatuh pada Grace yang juga sedang menatapnya dengan khawatir.
"Draco kau baik-baik saja?? Sudah enakan??" Tanya Grace bertubi-tubi saat ia sudah berdiri di dekat ranjang tempat tidur Draco.
Draco menganggukkan kepalanya. "Tapi tanganku masih sakit, kata Madam Pomfrey terlambat sedikit saja maka aku akan kehilangan tanganku." Adunya pada Grace dengan ekspresi semelas mungkin.
Blaise memutar bola mata dengan malas melihat Draco yang sangat manja pada Grace.
"Maaf, seharusnya aku menahan saat itu. Kau pasti tidak akan tercakar oleh Buckbeak."
Draco melotot mendengar ucapan Grace. "Yang patut disalahkan disini adalah Ayam sialan itu. Aku akan mengadukan ini pada father."
"Enak saja!! Jangan menyalahkan Buckbeak!! Kau tercakar karena kesalahanmu sendiri yang menghina Buckbeak." Ucap Pansy dengan sengit. Matanya memicing menatap ke arah Draco, laki-laki itu juga melemparkan tatapan sengitnya pada Draco.
"Sudah-sudah jangan bertengkar, kalian seperti anak kecil." Ucap Blaise mencoba menengahi. Pansy dan Draco masih menatap satu sama lain dengan tajam.
"Grace kau harus menemaniku di sini." Ucap Draco sambil menatap Grace di depannya.
"Baiklah."
✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...