✯
Saat ini Grace sedang menemani Draco di Hospital Wing. Hanya ada Draco yang menjadi pasien hari ini.
"Draco kau butuh sesuatu??" Tanya Grace yang sedang duduk di ranjang sebelah Draco.
Draco mengangguk. "Kemari, aku ingin kau mengusap rambutku agar aku tertidur."
Grace kemudian duduk di depan Draco, tangannya langsung terangkat untuk mengelus rambut Draco yang berantakan.
Draco memejamkan matanya merasakan elusan tangan Grace pada rambutnya. Beberapa menit kemudian ia tertidur dengan pulas.
Grace menatap wajah damai Draco ketika tertidur, laki-laki itu sangat menggemaskan ketika tertidur. Raut wajahnya yang terbiasa angkuh, kini berubah seperti anak kecil yang sangat polos.
Tangan Grace kemudian beralih menyentuh pipi Draco, ia menusuk pipi itu dengan telunjuknya. Pipi Draco sangat kenyal!!
"Ekhem."
Grace dengan cepat menoleh mendapati Blaise, Pansy, Crabbe dan Goyle yang menatapnya dengan menggoda. Apalagi Blaise dan Pansy, senyuman mereka terlihat menggodanya sekarang.
Pipi Grace tiba-tiba menjadi merah, ia dengan cepat menarik kembali tangannya yang masing berada di pipi Draco.
"Apa kami mengganggumu??" Tanya Pansy seraya berdiri di samping Grace.
"T-tidak, lagi pula aku senang kalian di sini." Jawab Grace dengan gugup. Blaise menyeringai dengan lebar menatap ke arah Grace.
"Benarkah??"
Grace menganggukkan kepalanya dengan brutal, Pansy sampai khawatir kalau kepala temannya ini akan patah.
"Hentikan itu, aku takut kepalamu akan patah." Ucap Pansy.
"Sudah berapa lama ia tertidur??" Tanya Crabbe sambil melihat Draco yang masih memejamkan matanya.
"Sekitar dua puluh menit yang lalu."
Crabbe mengangguk mengerti mendengar ucapan Grace, mereka kembali mengobrol. Entah itu membicarakan asrama lain maupun membicarakan para Profesor yang menurut mereka sangat membosankan.
"Hng apa yang aku lewatkan??"
Suara Draco berhasil mengangetkan mereka semua, Grace memegang jantungnya yang berdegup dengan kencang karena kaget mendengar suara Draco.
"Astaga Draco!! Kau mengagetkan kami semua!!" Ucap Grace sambil menatap Draco dengan tajam. Melihat tatapan itu membuat Draco seketika meringis.
"Maaf-maaf, kalian sangat berisik tadi."
"Kami membangunkan mu ya??" Tanya Goyle yang langsung diangguki oleh Draco.
"Sebaiknya kita kembali ke asrama, hari sudah mulai sore." Sambung Blaise yang langsung diangguki oleh mereka.
Draco turun dari ranjang Hospital Wing dengan pelan, di sampingnya Grace setia menemani. Bagaimanapun juga ia masih merasa bersalah dengan Draco.
Saat berjalan kembali ke asrama, orang-orang menatap Draco dengan kasihan. Beberapa gadis juga menanyakan keadaan pemuda bersurai platina itu, tentu saja Draco akan mengacuhkan mereka.
Seorang gadis kembali menghadang mereka, Grace dapat melihat lambang asrama Ravenclaw di jubahnya.
Mata gadis itu masih tertuju pada Draco. Pandangannya yang semula ramah kini berubah tajam saat mendapati Grace yang berdiri di samping Draco.
Grace juga ikut memandang gadis itu dengan datar, apa-apaan gadis ini?? Grace bahkan baru melihatnya, kenapa tatapannya sangat tajam sekali saat melihat ke arahnya.
Pansy yang berdiri di belakang Grace dan Draco menyadari tatapan tidak bersahabat yang dilayangkan oleh gadis itu pada Grace. Beraninya dia menatap Grace seperti itu.
"Draco, aku mendengar kau tercakar Hippogriff dari orang-orang. Apa kau tidak apa-apa??" Tanya gadis itu, suaranya sengaja ia lembutkan saat berbicara dengan Draco.
Draco berdecak dengan kesal melihat gadis ini begitu centil padanya, apa gadis itu berpikir kalau Draco akan jatuh cinta padanya? Oh tentu saja tidak.
Draco terkekeh dengan sinis, ia menatap gadis Ravenclaw itu dengan tajam. Bahkan gadis ini berani memanggil nama depannya dengan lantang. Saat hendak membuka mulut membalas ucapan gadis itu, Pansy lebih dulu menjawabnya.
"Matamu kemana sampai tidak melihat tangan Draco yang terbalut perban, kau pikir ia mau memakai benda konyol itu kalau tidak terluka? Dasar otak kacang!! Murid asrama Ravenclaw yang lain pasti sangat malu mendengar pertanyaan bodohmu itu" Pansy menjawab dengan sinis, matanya menatap dengan tajam gadis itu.
Grace hampir saja meledakkan tawanya saat melihat wajah gadis Ravenclaw itu yang memerah menahan malu.
"Kenapa? Aku benar bukan?? Bahkan anak kecil pasti mengerti saat melihat perban yang melilit di tangan. Kau juga tidak perlu bersusah payah menjadi gadis polos yang lemah lembut, Draco tidak akan tertarik denganmu!!" Sambung Pansy dengan sinis, ia yang semula berada di belakang kini berpindah ke depan dan berdiri di samping Grace.
Tangannya terlipat di depan dada, matanya makin menatap tajam gadis Ravenclaw itu.
Draco menyeringai dengan lebar saat melihat gadis di depannya menunduk dengan takut saat mendengar ucapan Pansy yang sinis.
"Dasar konyol, jangan memanggil nama depanku seenaknya. Aku benar-benar tidak suka, terlebih yang memanggilku adalah gadis centil yang tidak tau malu. Oh satu lagi, aku tidak suka kau menatap Grace dengan matamu yang hina itu. Apalagi kau berani menatapnya dengan sinis, benar-benar gadis yang tidak tau malu." Ucap Draco dengan sinis.
Mendengar namanya di sebut, Grace segera menatap ke arah Draco. Pandangan matanya benar-benar tajam mengarah pada gadis itu. Karena tidak tahan mendengar hinaan dari Pansy dan Draco, gadis itu segera berlari menjauhi mereka. Grace dapat mendengar isak tangis yang keluar dari bibirnya.
Grace mengangkat bahunya dengan acuh, salah sendiri kenapa mengusik Draco.
"Ugh akhirnya gadis itu pergi juga, aku benar-benar kesal padanya." Ucap Pansy yang berada di sebelahnya.
"Kasihan, bisa-bisanya gadis itu di tempatkan di Ravenclaw." Sambung Blaise dari belakang.
"Menjijikan."
✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfic[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...