✯
Siang ini, Grace dan keluarganya memutuskan untuk mengunjungi Malfoy Manor. Mereka memang mengetahui masalah keluarga konglomerat itu.
"Pegang tangan Daddy dengan erat, Grace." Ucap Jeff yang langsung dituruti oleh Grace. Sedetik kemudian mereka sudah berapparate ke Malfoy Manor.
Kedatangan mereka disambut langsung oleh Narcissa, Rosie langsung memeluk tubuh Narcissa dengan erat dan mencoba untuk menenangkan perempuan yang sudah lumayan berumur itu.
"Sepertinya kita harus masuk ke dalam." Ucap Narcissa yang langsung diangguki oleh mereka.
Saat masuk ke dalam Manor, mereka langsung disambut dengan hawa dingin dan mencekam. Biasanya, Malfoy Manor tidak seperti ini sebelumnya.
"Cissy siapa itu??"
Grace tersentak pelan saat mendengar suara wanita yang sangat nyaring. Depan sana ada Bellatrix Lestrange, seorang tahanan azkaban yang berhasil kabur. Serta orang yang telah membunuh Sirius Black, ayah baptis Harry Potter.
Bellatrix yang semulanya berwajah sinis, mendadak tersenyum dengan lebar saat melihat kedatangan Rosie dan Jeff oh jangan lupa ada gadis manis yang berdiri diantara mereka. Bellatrix memang berteman dekat dengan Rosie saat masih berada di Hogwarts, makanya ia merasa senang karena bertemu dengan salah satu temannya.
"ROSIE!!" Bellatrix memekik dengan girang kemudian segera berlari memeluk Rosie dengan erat, Rosie tentu saja ikut membalas pelukan Bellatrix tak kalah eratnya.
"Aku tidak menyangka kau akan berhasil kabur dari azkaban." Ucap Jeff sambil menatap Bellatrix yang masih memeluk istrinya.
Bella menatap Jeffrey dengan seringaian yang terpatri di bibirnya. "Kau lupa aku ini seorang Black?? Tidak ada yang tidak bisa kulakukan." Jawab Bellatrix dengan bangga, tentu saja tersirat kesombongan dalam setiap katanya.
Rosie terkekeh dengan pelan saat mendengar ucapan Bellatrix. "Rambutmu sangat berantakan, kau pasti tidak pernah menyisirnya."
"Aku terlalu malas untuk menyisir rambutku, membunuh orang lebih penting daripada menyisir rambut semak ini." Balas Bella dengan acuh, pandangannya kemudian tidak sengaja melihat gadis kecil yang seperti anak hilang yang berdiri di samping Jeffrey.
"Siapa gadis menggemaskan ini??" Tunjuknya pada Grace membuat gadis itu tersentak pelan.
Grace beringsut memeluk lengan Ayahnya dengan erat, demi merlin!! Ia ketakutan sekarang.
"Kau melupakannya?? Ini Grace, gadis kecil yang sering kau jadikan bahan percobaan pada rambutnya." Jawab Jeffrey sambil sedikit terkekeh.
Bellatrix tersenyum dengan lebar ia kemudian beralih memeluk Grace dengan erat, tak lupa mengecup kedua pipi gembul milik si gadis.
"Graceku yang manis." Ucapnya setelah melepas kecupannya pada pipi Grace.
Grace tersenyum dengan gugup, bagaimanapun juga di depannya adalah seorang tahanan azkaban yang berhasil kabur.
"Grace, ini Aunty Bella. Aunty yang sering memainkan rambutmu dulu." Ucap Rosie saat melihat Grace yang kebingungan.
Grace membulatkan mata terkejut saat ingatan masa kecilnya terputar di kepala, ternyata wanita seram yang berada di depannya adalah Aunty Bella yang sering mengajaknya bermain.
"Sebaiknya kau ke atas. Sepertinya Draco akan sangat senang melihatmu mengunjunginya." Narcissa tersenyum dengan hangat menatap Grace.
Gadis itu langsung menganggukkan kepalanya setuju, ia kemudian bergegas ke lantai atas untuk menemui Draco. Saat sampai di depan kamar Draco, Grace langsung masuk tanpa mengetuk pintu.
Dari sini Grace dapat melihat Draco yang sedang melamun sambil memperhatikan tongkat Ayahnya. Walaupun Ayahnya adalah seseorang yang kejam, tapi Draco tetap mengagumi Ayahnya sebagai sosok yang kuat.
"Draco." Panggil Grace dengan pelan, laki-laki itu sepertinya sangat larut dalam lamunannya. Ia bahkan tidak menyadari kedatangan Grace.
Grace kemudian berjalan dengan pelan menghampiri Draco, ia memegang bahu Draco dan membuat laki-laki itu tersentak di tempatnya.
"Hei, ini aku." Ucap Grace saat melihat Draco yang mencengkram tongkat Ayahnya dengan kuat.
Mendengar suara Grace, Draco langsung membalikkan badan dan mendapati Grace berdiri di hadapannya. Draco langsung memeluk tubuh Grace dengan erat, ia membenamkan wajahnya pada ceruk leher milik Grace. Sementara itu, Grace membalas pelukan Draco, ia juga mengusap punggung Draco dengan perlahan.
Grace dapat merasakan bahu Draco yang bergetar, sepertinya laki-laki itu mencoba untuk menahan tangisnya.
"Tidak apa-apa Draco, kau boleh menangis. Kau juga seorang manusia, menangis di pelukanku tidak akan membuatmu terlihat lemah."
Mendengar ucapan Grace mampu membuat dinding pertahanan Draco runtuh, laki-laki itu menangis dengan kencang di pelukan Grace.
"Mereka menangkap father, aku tidak bisa menahan mereka karena mereka memiliki banyak bukti. Aku sudah mengecewakan father dan mother."
"Dan sekarang, Dark Lord mengincarku untuk menjadi bagian dari pengikutnya." Sambung Draco dengan nafas yang sedikit terengah-engah karena menangis.
Grace membulatkan mata dengan terkejut saat mendengarnya, Dark Lord mengincar Draco??
Grace semakin mengeratkan pelukannya pada Draco, ia juga membisikkan kalimat-kalimat penenang untuk Draco. Semoga Draco baik-baik saja setelah ini.
✯
"Sudah merasa lebih baik??" Tanya Grace sambil mengusap rambut Draco yang berada di pelukannya. Saat ini mereka sedang berbaring di atas ranjang milik laki-laki itu.
Draco semakin menyembunyikan wajahnya pada dada Grace, pelukannya semakin mengerat saat merasakan tangan Grace yang mengusap rambutnya dengan pelan.
"Ya, itu semua berkat dirimu." Balas Draco dengan suara pelan tapi Grace masih dapat mendengarnya.
Grace termenung memandang langit-langit kamar Draco, bagaimana bisa Dark Lord mengincar Draco? Laki-laki itu bahkan belum lulus dari Hogwarts.
Sementara itu di lantai bawah, para orang tua sedang berdiskusi membahas tentang sesuatu yang akan terjadi kedepannya.
"Mereka menginginkan kalian."
Rosie tersentak pelan saat mendengar ucapan Narcissa, kenapa mereka menginginkan keluarganya??
"Kami tidak akan bergabung!!" Balas Jeffrey dengan tegas.
"Kalian tidak akan bisa menghindar lebih lama lagi, Dark Lord pasti akan menemukan cara untuk membawamu menjadi pengikutnya." Sambung Bellatrix sambil memainkan tongkatnya.
Jeffrey mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Bella, kenapa Dark Lord sangat terobsesi menjadikan keluarganya sebagai Death Eaters?!
"Kalau dia mau, Dark Lord akan mempengaruhimu sekarang juga. Tapi dia mencari waktu yang tepat."
"Akan kubocorkan sebuah rahasia. Saat itu terjadi, dia akan menggunakan Grace sebagai senjata ampuhnya."
✯
xixi
30 april 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfic[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...