++
⚠︎super duper cringe🤢✯
"Mau duduk di pangkuanku??"
Grace mengerjapkan matanya menatap Draco, sementara itu si biang kerok malah asik menyeringai dengan lebar menatap ke arah Grace.
"Kau masih bisa memakan pancake milikmu di atas pangkuanku." Sambung Draco sambil menepuk pahanya.
"Tapi kau harus janji tidak akan memakan bibirku seperti waktu itu."
Draco hampir saja tersedak oleh air liurnya sendiri saat mendengar jawaban Grace. Bagaimana ya, padahal tujuan utama Draco meminta Grace duduk di pangkuannya kan karena itu.
Draco menggaruk leher belakangnya dengan gugup. "Tenang saja, aku tidak akan melakukannya. Tapi tidak janji." Cicit Draco pada kalimat terakhirnya sehingga Grace tidak dapat mendengarnya.
"Okeyy." Langsung saja Draco mengangkat tubuh Grace ke atas pangkuannya dengan posisi tubuh Grace yang membelakangi tubuhnya.
Grace kembali sibuk memakan makanannya. Draco memeluk pinggang Grace dari belakang dengan erat, ia menumpukan dagunya pada bahu Grace yang terbuka dan menatap ke arah gadis manis yang sudah berada dalam kurungannya.
Dari samping, Draco dapat melihat bulu mata Grace yang sangat lentik, pipinya yang chubby serta bibirnya yang merah merona. Oh sial, Draco memerah saat memikirkan kembali ciuman mereka waktu itu.
Dan dengan gilanya, Draco mengecup bahu Grace yang terbuka. Kecupan demi kecupan Draco berikan pada bahu mulus milik Grace, gawat! Bahunya sudah tidak perawan!!
"Hei, i think i have a crush on you." Bisik Draco dengan pelan.
Kecupannya menjalar ke segala arah, kini Draco mulai berani mengecup leher sampai ke telinga Grace. Sementara yang di kecup? Masih asik dengan pancake di pangkuannya, ia sama sekali tidak terganggu dengan ulah Draco.
Sekarang, Draco beralih menggigit leher Grace dengan gemas. Tenang saja, gigitannya tidak membekas. Hanya ada sedikit bercak merah di sana.
"Draco, kalau kau lapar kau bisa memakan pancakemu. Jangan memakan bahu dan leherku!!"
Kini, Grace sudah menyelesaikan makanannya. Ia menggembungkan pipinya dengan kesal saat merasakan Draco yang menggigit lehernya. Ayolah, dia bukan makanan!! Enak saja Draco menggigit lehernya.
Mendengar ucapan Grace tentu saja membuat Draco menghentikan aktifitasnya, otaknya sedang memproses kalimat yang terucap dari bibir Grace. Setelah berpikir beberapa saat, ia akhirnya meledakkan tawanya.
"Sayang, apa kau berpikir kalau aku sedang lapar karena menggigit lehermu??"
Grace tentu saja menganggukkan kepalanya. "Memangnya apalagi kalau bukan lapar?? Kau terus-terusan menggigit leherku, kupikir kau lapar."
"Aku tidak lapar, ini namanya memberi tanda. Hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa, hanya aku yang boleh membuatnya di sini. Di lehermu." Jawab Draco sambil meletakkan kembali dagunya di bahu jenjang milik Grace dan kembali menatap wajah gadis itu dari samping.
"Benarkah?? Kalau begitu, apa aku boleh melakukan hal yang sama padamu?? Aku kan juga sudah dewasa."
Draco menatap Grace dengan terkejut, tidak menyangka respon yang diberikan gadis itu akan seperti ini. Tapi raut wajah terkejutnya kini sudah berganti dengan seringaian lebar miliknya.
"Boleh saja, aku sama sekali tidak keberatan. Tapi sekarang bukan saat yang tepat, kau masih kecil."
"Aku sudah besar!! Sudah dewasa!! Aku bukan anak kecil lagi." Jawab Grace dengan sebal.
"Aku tidak percaya. Kalau kau sudah dewasa kau pasti mengerti perbedaan dari kecupan dan ciuman." Draco kembali menyeringai dengan lebar menatap ke arah Grace.
"Bukannya sama saja??"
"Kau salah. Sekarang, aku akan menunjukkan padamu perbedaan kecupan dan ciuman."
Entah bagaimana ceritanya, kini Grace sudah duduk menghadap ke arah Draco. Karena hal tersebut, membuat ujung gaun yang dikenakannya sedikit tersingkap karena posisi duduknya yang sedikit intim dan membuat pahanya sedikit terekspos.
Draco menatap wajah Grace dengan senyuman lebar, ia menuntun kedua lengan Grace agar melingkar pada lehernya. Draco kemudian kembali meletakkan tangannya pada pinggang milik Grace lalu sedikit mendorong tubuh gadis itu agar menempel padanya.
Draco memajukan sedikit wajahnya hingga bibir mereka menempel dengan sempurna. Tidak ada lumatan, Draco hanya menempelkan bibirnya saja. Setelah cukup lama, ia melepaskan kecupannya.
"Ini namanya kecupan."
Grace menatap wajah Draco yang berada tepat di depan wajahnya.
"Oh jadi ini namanya kecupan, aku sering melihat Daddy melakukannya pada Mommy." Balas Grace dengan lugu.
"Kau sering melihatnya??" Tanya Draco yang langsung diangguki oleh Grace
"Iya, tapi Daddy sering menyuruhku untuk menutup mata saat mereka akan melakukannya. Tapi karena aku penasaran, jadinya aku mengintip tanpa sepengetahuan Daddy."
Draco terkekeh dengan gemas mendengar pengakuan Grace, astagaa.
"Dasar anak nakal, aku akan mengadukanmu pada Uncle Jeff."
"JANGAN!!" Grace berseru dengan panik, jangan sampai Ayahnya mengetahui hal ini.
Sementara itu Draco semakin tertawa saat melihat wajah Grace yang panik, Grace sangat menggemaskan sekarang.
"Jangan adukan aku pada Daddy, Daddy pasti akan sangat marah nanti." Sambung Grace dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah. Ia menggigit bibir bawahnya dengan panik saat membayangkan Ayahnya yang akan marah besar nanti.
"Jangan menggigit bibirmu seperti ini." Ucap Draco sambil menarik dagu Grace dan membuat gigitan gadis itu terlepas.
Grace menatap Draco dengan takut-takut, sementara itu Draco beralih mengelus pipi Grace yang sedikit memerah.
"Tenang saja, aku tidak akan mengadukannya pada Uncle Jeff. Sekarang, biarkan aku menuntaskan ini."
Dan dengan sekejap, Draco kembali menempelkan bibir mereka. Kali ini Draco memberikan sedikit lumatan kecil pada bibir Grace, gadis itu terlihat memejamkan matanya dengan erat saat merasakan lidah Draco yang bergerak masuk mengacau ke dalam mulutnya.
Draco menekan tengkuk Grace agar ciuman mereka tidak terlepas, ia sesekali menggigit bibir Grace dengan gemas. Tangannya yang semula berada di pinggang Grace kini turun mengelus paha Grace yang terekspos dengan pelan dan berhasil membuat Grace meremang.
Setelah beberapa menit, Draco akhirnya melepaskan ciuman mereka dengan nafas yang terengah-engah. Ia menatap wajah Grace dengan lekat, gadis itu terlihat mengambil oksigen di sekitar mereka dengan rakus.
"Dan ini namanya ciuman. Kau tidak boleh melakukannya dengan orang lain, terlebih membiarkan orang lain mencicipinya. Hanya aku yang boleh, mengerti??"
"Iyaa." Jawab Grace sambil menganggukkan kepalanya. Malam itu mereka habiskan untuk berduaan, tentu saja dengan Draco yang sesekali mencuri kecupan pada Grace.
Tentang pesta?? Tenang saja, Pansy dan Blaise dengan senang hati memberitahu kedua orang tua Grace tentang kedua sejoli yang sedang ekhem berada di dalam kamar.
✯
Halo semuaa, gimana kabarnya? Aku baru bisa login lagi ke akun ini. Maaf banget karena udah gantungin kalian TvT
Makasih banyak buat yang masih baca-baca cerita ini, pokoknya kalian yang terbaikk 😻💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...