✯
Setelah kepergian gadis Ravenclaw itu, Grace dan teman-temannya kembali berjalan menuju Great Hall. Sesampainya di sana, mereka lagi-lagi menjadi pusat perhatian.
Grace menghela nafas dengan jengah, sampai kapan mereka akan menatap dirinya dan teman-temannya ini.
"Apa lihat-lihat?!" Sentak Pansy dengan sinis, ia memang menyukai kepopuleran tapi ia tidak suka ketika orang-orang menatap mereka begitu lekat.
"Tenang Pans." Ucap Blaise yang berdiri di sampingnya, Pansy berdecak dengan kesal kemudian menarik tangan Grace mengikutinya.
"Kali ini kau harus duduk di sebelahku Grace!!" Pansy menarik tangan Grace untuk duduk bersama para slytherin lainnya. Grace hanya mengangguk dengan pasrah.
"Kenapa menarikku tiba-tiba??" Tanya Grace sesaat setelah mereka duduk.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, kau dekat dengan Diggory ya??"
Grace mengerutkan dahi mendengar ucapan Pansy. Diggory?? Siapa lagi itu?!
"Diggory?? Siapa dia??"
Pansy melotot menatap ke arah Grace, ia mengguncang bahu gadis di sampingnya ini dengan brutal.
"Serius kau tidak tau Diggory?! Cedric Diggory si Pangeran Hufflepuff?!"
Grace lagi-lagi menggeleng. Draco yang sudah duduk di depan mereka menatap bingung ke arah dua gadis ini. Draco dapat melihat raut frustasi di wajah Pansy dan raut kebingungan di wajah Grace.
"Apalagi yang dibicarakan gadis-gadis ini??" Tanya Blaise.
Draco menggelengkan kepalanya. "Tidak tau, saat aku duduk mereka sudah seperti itu."
"Tapi tidak apa-apa, itu tandanya Diggory belum bertindak. Dengar Grace, kau tidak boleh dekat dengan laki-laki manapun kecuali anak-anak slytherin." Karena mereka tau Draco menginginkanmu Sambung Pansy sambil menatap Grace dengan serius.
Grace semakin bingung dengan temannya ini. "Memangnya kenapa?? Bukankah bagus kalau aku banyak mengenal orang lain??"
"No!! Tidak boleh!! Kalau sampai si Diggory itu mengajakmu berkenalan kau harus menghindarinya dengan cepat."
"Tunggu dulu, memangnya kenapa kalau aku berkenalan dengan Diggory??"
"Diggory?!! Maksud kalian Cedric Diggory dari Hufflepuff??" Tanya Draco pada keduanya. Pansy menepuk dahinya, celaka ternyata Draco mendengar pembicaraan mereka.
"Katakan padaku kenapa kalian membicarakan si Diggory itu!!" Sambung Draco dengan tajam. Ia tidak suka mendengar Grace membicarakan laki-laki lain di depannya.
"E-eh itu--" Belum sempat Pansy menjelaskannya, Crabbe lebih dulu memotong ucapannya.
"Oh Diggory, sebenarnya tadi kami menguping pembicaraan dia bersama teman-temannya. Dia bilang, dia sangat tertarik dengan Grace." Crabbe menjawab dengan santai, ia tidak menyadari tatapan nyalang yang di layangkan oleh Pansy, Blaise, Goyle dan Draco.
Blaise langsung menyenggol Crabbe dengan kuat. "Kan sudah kubilang untuk merahasiakannya dari Draco." Bisik Blaise dengan tajam.
Seakan tersadar, Crabbe menepuk bibirnya cukup kuat. Dengan takut ia memandang ke arah Draco, laki-laki itu memberinya tatapan yang sangat tajam. Apalagi Pansy, gadis itu melotot dengan galak ke arahnya.
"Diggory tertarik padaku??" Tanya Grace sambil memandang teman-temannya.
"Tidak-tidak!! Dia tidak tertarik denganmu, tadi itu sepertinya aku salah dengar." Jawab Crabbe dengan panik.
Draco melihat sekelilingnya dengan tajam dan mencoba mencari keberadaan Cedric Diggory. Kebetulan sekali laki-laki itu sedang menatap ke sini, lebih tepatnya ia memandang Grace.
Draco berdecak dengan kesal melihatnya. "Pansy ayo tukar tempat duduk."
Pansy menurut kemudian mereka menukar tempat duduk, Grace memandang keduanya dengan bingung.
"Kenapa kalian bertukar tempat duduk??"
"Sstt diam, makan malam sebentar lagi dimulai." Jawab Draco sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Grace. Gadis itu mengerjapkan matanya dengan bingung kemudian dengan pelan menyingkirkan jari Draco dari depan bibirnya.
"Ini semua salahmu!!" Pansy menatap Crabbe dengan sinis, laki-laki itu meringis mendengar ucapan sinis Pansy.
"Aku kan tidak sengaja." Jawab Crabbe sambil menunduk dengan takut. Melihat itu Pansy menghela nafasnya dengan gusar, gagal sudah ia memberikan petuah pada Grace untuk menjauhi Cedric.
Sementara itu di meja Hufflepuff, Cedric menatap Grace dan Draco dengan datar. Ia sedikit tidak suka melihat Draco begitu dekat dengan Grace.
"Sainganmu berat, seorang Malfoy." Ucap salah satu temannya.
Draco menghela nafas dengan gusar. "Sebenarnya aku tidak peduli, kalaupun nantinya aku tidak bisa menjadi kekasih Grace maka aku masih bisa menjadi temannya."
"Tapi tidak salahnya mencoba kan??" Sambung temannya yang lain sambil menaik turunkan alisnya dan menggoda Cedric.
Melihat itu Cedric terkekeh dengan pelan.
"Padahal Cho Chang sudah lama memperhatikanmu, tapi kau malah memperhatikan gadis lain."
Cedric kembali menatapnya salah satu temannya yang berbicara. "Seperti katamu, apa salahnya mencoba??"
Teman-temannya langsung menyoraki Cedric dengan heboh, beberapa mengacak surai laki-laki itu dengan pelan. Cedric hanya tertawa menerima perlakuan dari teman-temannya.
✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...