OMG HAII??
Kalo ada typo atau kalimat yang sekiranya ga nyambung mohon komen ya, aku baru mulai nulis di bab ini soalnya. Takutnya ada narasi yang ga sesuai, timaaciw
✯
Grace menatap cermin di depannya dengan gugup, hari ini adalah hari pernikahannya bersama Draco. Pesta pernikahan mereka di laksanakan secara sederhana untuk menghindari kemungkinan terburuk yang akan terjadi nanti, hanya ada sedikit tamu yang akan datang.
"Tidak apa-apa Grace, jangan gugup!! Aku akan berada di sampingmu." Pansy menatap Grace dengan senyuman manis miliknya.
Grace melirik Pansy melalui cermin di hadapannya, "Apa menurutmu aku sudah cantik??" Tanya Grace dengan gugup, ia memainkan jari-jari kecilnya di atas pangkuannya.
"Tentu saja!! Kau sangat cantik dan manis, Draco pasti akan sangat senang melihatmu." Jawab Pansy dengan semangat, ia kembali menelisik penampilan Grace kali ini.
Pansy menahan pekikannya karena melihat Grace yang sangat cantik hari ini, ia tidak menyangka jika gadis kecil yang selalu mengikuti setiap langkahnya akan menikah hari ini."Oh my god!! Aku tidak percaya kau akan menikah hari ini." Pansy menatap Grace dengan senang, ia menggigit jarinya dengan gugup. Padahal yang akan menikah itu Grace, tapi malah gadis berambut bob itu yang merasa gugup. Takut kalau Grace akan mengacaukan suasana dengan tingkah polosnya.
Siapa tau bukan, Grace akan mengacau dengan celotehan bak anak kecil seperti kebiasannya. Astaga, Pansy tidak bisa membayangkannya, bisa-bisa suasana pernikahan mereka nanti akan terasa seperti pernikahan bocah cilik yang terpaksa menikahi seorang pemuda tampan kaya raya.
"Aku juga tidak percaya kalau aku akan menikah, apalagi menikah dengan Draco." Jawab Grace dengan cengiran polos andalannya.
Perbincangan keduanya terpaksa berhenti saat ketukan pelan terdengar dari pintu kamar Grace, kedua remaja tersebut saling berpandangan. Pansy menatap Grace dengan pandangan penuh arti, sedangkan Grace menatap Pansy dengan gugup.
Pansy memegang pundak Grace dengan erat, senyuman lebar terukir di bibir yang sudah dipoles sedemikian rupa. Tampak elok saat bibir ranum tersebut tersenyum dengan manis sambil menatap gadis di depannya.
"Sudah saatnya kita keluar Grace." Masih dengan senyuman lembut yang menghiasi bibir, Pansy menuntun Grace untuk keluar dari kamarnya. Gadis itu menggenggam jari jemari kecil Grace dengan erat.
Sementara itu, sang tokoh utama sedang sibuk menenangkan suara jantung yang kian berisik karena gugup. Grace menatap Pansy yang berdiri disampingnya.
"Pansy, aku takut. Bagaimana jika aku salah mengucapkan janji pernikahan??"
Wajah Grace tampak memelas membuat Pansy yang berdiri di sampingnya tampak gemas, tangannya yang semula menggenggam jemari kini berpindah menangkup wajah mungil Grace yang sudah dipolesi make up sederhana.
"Jangan takut Grace, aku akan selalu berada di sampingmu. Bukankah semalam kau sudah berlatih keras untuk menghapalnya??"
Grace mengerjap dengan pelan, sedetik kemudian ia mengangguk dengan semangat. "Kau benar!! Aku sudah berlatih semalaman, kalau aku mengacau kali ini, Draco pasti akan marah. Lalu bagian terburuknya ialah Draco tidak akan mau menikah denganku, kalau sampai itu terjadi maka aku akan menjadi janda satu anak!!"
Pansy sedikit melongo mendengar deretan kalimat yang mengucur keluar dari bibir gadis di depannya ini.
"Grace sayang, kau tidak akan menjadi janda. Buang semua pikiran burukmu itu, Draco itu sudah berada di tahap cinta mati padamu. Dia tidak akan meninggalkanmu hanya karena kau salah mengucap janji pernikahan."
"Cinta mati? Maksudnya walaupun aku mati, Draco masih tetap mencintaiku. Begitu??"
Pansy menganggukkan kepalanya. "Benar, jadi lebih baik sekarang kita keluar. Aku yakin orang-orang pasti sudah menunggu kehadiran calon pengantin yang sangat menggemaskan ini."
Grace sedikit tersipu mendengarnya, ia cengar cengir sendiri membayangkan orang-orang yang tersipu malu saat melihat betapa menggemaskannya dirinya hehe.
Pintu kamar terbuka dengan lebar, Pansy semantiasa menuntun Grace berjalan. Saat berada di halaman belakang tempat mereka mengucap janji, Grace tersenyum dengan gugup menatap para tamu. Kini semua pasang mata menatap ke arahnya dengan kagum, termasuk Draco Malfoy yang telah berdiri di depan sang pendeta.
Ia menatap Grace dengan senyum bahagia, penampilan Grace sekarang sangat memukau. Draco selalu membayangkan hal ini di setiap tidurnya, kini ia tak perlu lagi berkhayal. Grace seutuhnya telah menjadi miliknya, milik seorang Draco Malfoy.
Jeffrey sudah berdiri di depan sana, menunggu sang anak untuk dituntun mendekati calon suaminya, ada setitik air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Ia sangat terharu melihat gadis kecilnya yang telah tumbuh dewasa. Tinggal menghitung menit, maka Grace telah resmi menjadi milik orang lain.
Ada rasa tak rela yang memupuk dalam hati, namun Jeffrey harus kuat. Bagaimanapun juga, Grace tetap harus menikah dan Jeffrey harus menerima fakta itu.
Sementara itu Rosie ikut merasakan apa yang dirasakan oleh jeffrey, sampai detik ini ia masih belum merelakan Grace yang akan menikah. Terlebih dengan keadaan yang tengah mengandung, ia menggenggam tangan Narcissa yang berdiri di sampingnya dengan erat. Cissy dengan lembut menggenggam kembali tangan Rosie yang terasa dingin.
"Calm down Rosie, semua akan baik-baik saja." Ucap Narcissa mencoba menenangkan. Rosie menatap Cissy dengan senyum lembutnya, ya Rosie tidak boleh terlihat sedih di pesta pernikahan anaknya.
Sementara itu Lucius hanya tersenyum tipis menatap calon menantunya, ada rasa bangga tersendiri di dalam dirinya mengingat Draco yang sangat pandai memilih seorang wanita yang akan ia jadikan istri.
Baiklah, kembali pada sang pemeran utama. Sekarang, Grace berada tepat di depan Ayahnya. Jeffrey dengan sigap mengulurkan tangannya yang langsung diterima dengan senang hati oleh Grace, kini sepasang Ayah dan anak itu tengah berjalan dengan perlahan menuju altar.
"Dad senang melihat Grace begitu cantik hari ini." Jeffrey berkata dengan pelan membuat sang anak melirik ke arahnya.
"Jadi sebelumnya Grace tidak cantik?!" Tanya Grace dengan sengit membuat sang Ayah tertawa kecil.
"Tentu saja cantik, tapi hari ini Grace terlihat sangat amat cantik. Matahari bahkan tak bisa menandingi betapa bercahayanya Grace saat ini, sangat memukau dan berkilauan."
"Benarkah??" Tanya Grace dengan mata yang berbinar, melihat wajah menggemaskan sang anak membuat Jeffrey merasa sesak. Wajah menggemaskan dengan mata yang berbinar ini tak dapat lagi ia lihat nanti.
Sambil berjalan dengan perlahan, Jeffrey menjawab. "Benar, ingat pesan Daddy. Saat berada di Malfoy Manor nanti, Grace harus menjadi anak yang penurut. Tidak boleh merepotkan orang lain, apalagi Draco. Paham??" Jelas Jeffrey sambil sedikit menjawil hidung anak semata wayangnya dan membuat sang anak sedikit terkikik.
Grace mengangguk dengan antusias, "Baik Boss."
Kini keduanya telah berada di depan Draco dan seorang pendeta di dekatnya, Draco mengulurkan tangannya pada Grace yang langsung di terima oleh gadis itu. Jeffrey menatap keduanya dengan intens, "Draco, uncle menitipkan Grace padamu."
Draco mengangguk dengan yakin, "Tenang saja uncle, aku akan selalu menjaga Grace." Ia melirik sang gadis di sampingnya. Melemparkan senyum meyakinkan yang membuat Jeffrey sedikit merasa lega, pria tua itu memutuskan untuk beranjak dan bergabung bersama Lucius yang berdiri tak jauh dari altar.
Kini, kedua pasangan yang sangat terkenal seantreo Hogwarts sedang menatap satu sama lain dengan gugup. Keduanya berbalik dan langsung berhadapan dengan pendeta yang akan meresmikan hubungan keduanya.
"Ulangi apa yang akan aku ucapkan nanti, mengerti?" Ucap si pendeta sambil menatap kedua pasangan ini dengan teliti.
Keduanya menganggukkan kepalanya dengan pelan kemudian menjawab secara bersamaan. "Mengerti."
Dan acara pemberkatan dimulai.
✯
Wow, akhirnya Grace ama Draco kawin juga😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfic[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...