✯
Setelah kelas Ramuan bersama Profesor Snape selesai, anak-anak slytherin berjalan ke pondok Hagrid.
Di jalan mereka bertemu dengan sekumpulan anak-anak gryffindor. Pansy yang berjalan bersama Grace berdecak dengan kesal.
"Kenapa kita harus disatukan dengan para singa??"
Grace mengindikkan bahu tidak peduli, yang penting sekarang ia harus sampai ke pondok Hagrid. Ia tidak sabar melihat kelas pertama yang diajari oleh Hagrid.
Sesaat kemudian mereka sampai di pondok Hagrid. Beberapa anak gryffindor sudah berkumpul di sana.
Draco langsung mengambil tempat di samping Grace, ia langsung merangkul dan menarik Grace mendekat ke arahnya.
"Jangan jauh-jauh dariku okeyy." Ucap Draco sambil menunduk menatap wajah Grace yang lebih pendek darinya. Mendengar itu Grace hanya mengangguk mengiyakan, matanya dari tadi sibuk mencari Hagrid.
Pansy langsung memundurkan langkahnya lalu bergabung bersama Blaise, Crabbe dan Goyle yang berdiri di belakang dua sejoli itu.
"Aku tidak tahan melihat kemesraan mereka." Ucap Goyle sambil berbisik pada teman-temannya.
"Draco merangkul Grace seakan-akan Grace akan pergi jauh." Sambung Pansy.
"Bilang saja kau iri karena tidak ada yang merangkulmu seperti Draco yang merangkul Grace." Jawab Blaise, ia menyeringai dengan lebar menatap ke arah Pansy. Gadis itu menatap tajam ke arahnya lalu sedetik kemudian kakinya ditendang begitu keras oleh Pansy.
"Dasar singa betina!! Aku akan membalasnya nanti!!"
Hagrid kemudian datang dengan senyuman lebarnya.
"Ayo ikuti aku, kita akan belajar di hutan sekarang." Hagrid memimpin jalan menuju Hutan Terlarang, sebenarnya mereka hanya menuju tepi hutan.
"Nah sekarang buka buku halaman 49, jangan lupa membuat kelompok." Ucap Hagrid dengan senyuman lebar yang terpatri di bibirnya.
Grace menatap buku Monster yang ada di genggamannya, ia agak bingung bagaimana cara membukanya.
"Hagrid?"
"Ya Grace?? Kenapa?? Ada yang bisa kubantu??" Tanya Hagrid bertubi-tubi pada Grace.
"Bagaimana cara kami membukanya??"
"Kau cukup membelai punggung bukunya." Jawab Hagrid dengan tenang, ia lalu beranjak pergi ke dalam hutan untuk mengambil sesuatu.
Grace langsung mengikuti instruksi dari Hagrid, ia membelai punggung buku itu dengan pelan.
"Berhasil!!" Ucap Grace dengan senang. Draco juga ikut mengelus punggung buku itu dan berhasil, buku itu berhasil terbuka tanpa mengamuk lebih dulu.
Sayang sekali Neville tidak mendengar instruksi dari Hagrid, ia membuka buku itu tanpa mengelusnya. Grace menatap kasihan pada Neville, saat ia akan membantu Neville, Draco menarik tangannya sehingga ia tidak bisa membantu laki-laki malang itu.
Grace menatap malas pada Draco. "Kenapa kau menahanku??"
"Biarkan saja dia, kau tidak boleh mendekatinya." Jawab Draco dengan santai.
"Aku pikir buku ini lucu." Ucap Hermione yang berada tak jauh dari mereka.
"Oh yeah benar-benar lucu, tempat ini sangat kacau. Tunggu sampai Ayah mendengar bahwa Dumbledore memperkerjakan dia." Jawab Draco dengan sengit, Grace melotot mendengar hinaan Draco.
Ia sedikit menyenggol perut Draco dengan sikunya. "Itu terlalu kasar Drake."
"Sstt aku tidak mau mendengar kalimat apapun dari mulutmu sekarang." Draco meletakkan telunjuknya di depan bibir Grace, menyuruh gadis itu diam.
"Shut up Malfoy." Harry tiba-tiba berjalan mendekati Draco yang masih menggenggam tangan Grace.
"Uhuhuhu." Draco menyeringai dengan lebar menatap ke arah Harry, ia melepaskan genggaman tangannya pada Grace lalu berjalan mendekati Harry.
Saat Draco sudah berdiri di depan Harry, ia menatap ke atas dengan wajah ketakutannya. Tangannya menunjuk ke atas dengan gemetar.
"D-dementor! Dementor!!"
Harry dan beberapa murid lainnya menatap ke arah yang di tunjuk oleh Draco. Grace juga ikut menoleh, ia penasaran dengan wujud Dementor. Bukannya melihat Dementor mereka malah mendapati langit cerah di langit sana.
Harry berbalik mendapati Draco yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Draco dengan cepat menaikkan tudung jubahnya sehingga penampilan mereka terlihat seperti Dementor.
Grace menatap tajam pada Draco yang masih menggoda Harry. "Draco itu tidak lucu!!"
Draco melirik ke arah Grace, ia terkekeh dengan pelan, Draco lalu merangkul pundak Grace dengan erat.
"Ayolah ini sangat lucu, kau lihat wajah ketakutan mereka?? Benar-benar konyol."
"Terserah." Grace melihat Hermione yang menarik Harry menjauhi mereka, sebelum benar-benar pergi Hermione menatap tajam pada Draco.
Melihat tatapan itu Draco berdecak dengan kesal. "Beraninya Mudblood itu menatapku dengan tajam."
"Draco!! Kan sudah kubilang namanya Hermione, jangan menyebutnya Mudblood!! Itu sangat kasar, aku tidak suka kau mengejeknya dengan kata-kata kasar itu."
Draco menghela nafas dengan pasrah, tangannya yang berada di pundak Grace berpindah mencubit pipi gadis itu dengan kuat.
"Baiklah, aku akan menurutinya." Tapi tidak janji. Sambungnya dalam hati, ia terkekeh saat melihat wajah Grace yang memasam.
"Lepaskan tanganmu Draco!! Cubitanmu sangat sakit!!" Grace menatap Draco dengan memelas.
"Tidak mau, aku suka mencubit pipimu. Kenapa kau sangat menggemaskan hmm??" Draco semakin keras mencubit pipi Grace, walaupun Grace mengaduh kesakitan Draco tetap tidak mau melepas cubitannya.
Blaise dan Pansy menatap keduanya dengan jengah.
"Lihatlah, mereka bermesraan tanpa tau situasi dan kondisi." Cibir Pansy yang langsung diangguki oleh Blaise.
"Kau benar, mereka bercanda seolah-olah kita tidak ada di sini." Balas Blaise dengan sengit.
"Mengapa kalian berdua tidak ikut bermesraan seperti Draco dan Grace??"
Blaise dan Pansy melotot ke arah Crabbe, sedangkan yang ditatap hanya menatap keduanya dengan bingung.
"Kenapa?? Aku hanya memberi saran pada kalian."
✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Fanfic[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...