✯
Seminggu setelah tantangan pertama dilaksankan, Profesor McGonagall tiba-tiba menyuruh mereka semua untuk berkumpul di great hall. Meja-meja panjang yang semula berada di sana kini sudah menghilang.
"Kenapa kita berkumpul di sini??" Tanya Grace pada Pansy yang duduk di sebelahnya.
"Aku juga tidak tau, sebentar aku akan bertanya pada para singa. Hei Singa! Kenapa kita di kumpulkan di sini??" Tanya Pansy pada salah satu murid gryffindor yang duduk di dekatnya.
Siswi itu terlihat gugup saat Pansy bertanya padanya. "K-katanya Profesor McGonagall a-akan mengajari k-kita berdansa." Jawabnya dengan terbata-bata.
Pansy mengerutkan dahinya dengan bingung. "Dansa??"
Siswi itu mengangguk dengan kaku, Pansy mengangguk mengerti. Ia kemudian menatap Grace.
"Kau dengar sendirikan Grace, kita akan berdansa." Ucap Pansy. Mendengar itu Grace mengangguk mengerti, ia kembali bergelayutan dengan manja pada Pansy. Pansy tentu saja tidak keberatan, Grace sangat menggemaskan saat ia bertingkah seperti anak kecil.
Sementara itu di depan mereka, Draco tidak berhenti berdecak dengan kesal karena melihat orang-orang yang menatap ke arah Grace. Terlebih lagi gadis itu sedang bermanja-manja dengan Pansy membuat kadar keimutannya semakin bertambah.
Tempat duduk perempuan dan laki-laki memang terpisah tapi saling berhadapan. Tentu saja para laki-laki tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk menatap Grace selagi gadis itu tidak bersama pawangnya, Draco.
"Biar kutebak, kau pasti sedang menyumpahi orang-orang yang menatap Grace. Tenang saja mate, mereka tidak ada apa-apanya dibanding dirimu. Gracemu tidak akan berpaling darimu."
"Diam, aku sedang merencanakan sesuatu sekarang. Bagaimana jika aku memberi mereka kutukan cruciatus? Pasti sangat menyenangkan."
"Jangan konyol!! Kau bisa di keluarkan dari Hogwarts." Blaise menatap temannya dengan horor.
Draco mengangkat bahunya dengan acuh. "Aku tidak peduli, oh atau aku perlu membutakan mata mereka? Sepertinya aku harus membutakan mata Potter terlebih dahulu karena dia tidak berhenti menatap Grace."
Orang-orang yang duduk di dekat Draco bergidik dengan ngeri mendengar kalimat-kalimat pedas yang keluar dari bibir pemuda slytherin itu. Mereka yang awalnya mencuri-curi pandang pada Grace mendadak terdiam di tempat.
Mereka tidak ingin merasakan kutukan dari Draco, laki-laki itu tidak akan segan memberi mereka kutukan.
"Kau cemburu." Blaise segera merangkul pundak Draco agar laki-laki itu berhenti memikirkan kutukan-kutukan yang akan diberikan pada orang lain.
"Memang."
Beberapa saat kemudian Profesor McGonagall datang. "Sudah menjadi tradisi bahwa setiap tantangan pertama telah dilaksanakan, ketiga sekolah akan mengadakan pesta dansa atau sering juga di sebut Yule Ball."
Beberapa orang mendengarkan penjelasan Profesor McGonagall dengan antusias. Kapan lagi Hogwarts mengadakan pesta dansa seperti ini, terlebih lagi dengan murid-murid dari sekolah lain.
"Untuk itu aku akan mengajari kalian bagaimana berdansa dengan baik dan benar, aku tidak ingin reputasi sekolah tercoreng karena tingkah kalian yang sangat tidak profesional. Mr. Ronald Weasley, maju ke depan dan berdansa bersamaku."
Ron yang tadinya sedang asik bercanda mendadak kaku, Fred dan George tertawa dengan keras menatap adik mereka. Beberapa orang juga ikut tertawa melihat wajah Ron yang pucat pasi.
Grace dan Pansy ikut tertawa melihat Ron, bahkan Draco sudah tertawa terbahak-bahak melihat musuhnya yang sangat kocak. Ron maju ke depan dengan tegang, ia menatap Profesor McGonagall dengan enggan.
"Mr. Filch mainkan musiknya." Perintah Profesor McGonagall yang langsung diangguki oleh Mr. Filch.
"Perhatikan baik-baik, Mr. Weasley letakkan tanganmu di pinggangku."
"Hah??" Ron menatap Profesor McGonagall tidak percaya. Profesor McGonagall langsung menarik dan mengarahkan tangan Ron untuk berada di pinggangnya.
"Seperti ini." Ucap Profesor McGonagall sesaat setelah ia meletakkan tangan Ron di pinggangnya. Mereka berdansa bersama, Ron menatap teman-temannya dengan panik.
"Tunggu apalagi?? Cepat cari pasangan kalian." Ucap Profesor McGonagall, beberapa siswi mulai berdiri dari duduknya.
Draco masih duduk di tempatnya, ia akan berlatih hanya dengan Grace. Jika gadis itu tidak berdiri maka ia juga tidak akan berdiri, jika Grace tidak latihan berdansa maka ia juga tidak akan latihan berdansa. Dasar budak cinta.
Grace menatap sekelilingnya, beberapa gadis mulai berdiri tapi para laki-laki masih duduk seakan enggan untuk memulai sesi latihan kali ini.
"Pansy kau ingin latihan dansa??" Tanya Grace yang langsung diangguki oleh Pansy.
"Tentu saja, aku tidak ingin memalukan diri sendiri karena tidak pandai berdansa. Ayolah, aku yakin Draco pasti sedang menunggumu di sana." Pansy langsung menarik tangan Grace untuk berdiri mengikutinya.
Para laki-laki yang semulanya enggan kini dengan semangat berdiri dan berjalan ke arah Grace, siapa tau gadis itu mau berdansa dengan salah satu dari mereka.
Melihat Grace yang berdiri membuat Draco ikut-ikutan berdiri, ia berjalan dengan cepat ke arah Grace. Draco membelah kerumunan laki-laki yang hendak berjalan ke arah Grace.
"Minggir!! Pangeran mau lewat." Ucapnya sambil menyeringai dengan lebar.
Segerombolan laki-laki yang hendak menghampiri Grace mengurungkan niat mereka saat melihat Draco yang berjalan menghampiri gadis itu.
Draco tersenyum dengan lebar ke arah Grace. "Ayo Princess kita latihan bersama."
Draco mengulurkan tangannya ke arah Grace, tentu saja gadis itu menerimanya dengan senang. "Ayoo."
Pansy menatap keduanya sambil menyeringai dengan lebar, untung saja Draco cepat bertindak. Kalau tidak, bisa-bisa Grace akan latihan bersama orang lain. Dan Draco pasti tidak akan senang melihatnya, ujung-ujungnya pasti satu asrama akan terkena amukannya nanti.
Draco menarik Grace untuk berdansa di tengah-tengah ruangan, tentu saja untuk memamerkan pada orang-orang bahwa hanya dia yang pantas untuk berdansa bersama Grace.
Draco meletakkan tangannya di pinggang Grace dengan mesra, salah satu tangannya menggenggam tangan Grace dengan erat. Keduanya melempar senyum dengan lebar, tolong ingatkan mereka bahwa sekarang hanya sekedar latihan.
✯
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [Draco Malfoy]
Hayran Kurgu[FOLLOW SEBELUM BACA] [Cerita ini dimulai pada tahun ketiga] Semua karakter adalah milik J.K. Rowling. Di sini aku cuman minjam karakter serta latar cerita dan nambahin beberapa karakter lain untuk keperluan book ini. "I think i have a crush on you"...