42. Dua Lawan Empat

66 2 0
                                    

Fani masih tertidur pulas di atas kasurnya. Sedangkan Rika Suryani yang sejak tadi berada di kamar putrinya itu tak tampak bahwa ia bosan.

Jemarinya masih sibuk mengotak-atik laptop di depannya. Sedangkan ia beberapa kali menoleh ke arah jendela untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

"Kelar!" ujar Rika lega.

"Fani, ayo temenin mama bentar!"

"Kemana, Ma?" tanya Fani malas. Gadis itu masih setia memeluk gulingnya.

"Ikut aja dulu, kamu mau kita ketangkep polisi?"

"Polisi?" Fani tersentak, gadis itu buru-buru melompat dari kasurnya dan menghampiri sang mama.

"Kenapa kita harus ditangkep polisi, Ma?"

"Jangan banyak nanya deh, ayo kita belanja. Daripada di rumah suntuk, kamu juga libur kan?"

Fani mengangguk, sangat-sangat tak bersemangat mengingat bahwa hari libur adalah harinya untuk tidur. Mendengar kata belanja, rasanya tidak enak jika dilewatkan.

***

Sindikat pembobol data masih menjadi incaran petugas kepolisian. Beberapa mobil polisi juga tampak terparkir rapi di depan rumah Nata.

Sedangkan dari dalam sana, tampak seorang laki-laki paruh baya tengah diborgol dan dibawa oleh dua orang berseragam polisi.

"Lepaskan pak Hutama, dia tidak bersalah. Dia baru saja tertipu, dan saya yang secara langsung menjadi saksi atas tindakan penipuan itu." ujar Bagas. Laki-laki berjas itu tampaknya tidak membuat polisi itu melepaskan pak Hutama.

"Anda bisa jelaskan di kantor polisi! Mohon maaf, kami harus segera melakukan pemeriksaan terhadap saudara Hutama. Permisi!"

Dengan jelas, Nata melihat papanya dibawa dengan mobil polisi. Terlihat sangat, butiran air yang jatuh di pipinya, sambil memanggil nama papanya.

Setelah pak Hutama dibawa pergi oleh polisi itu, barulah Bagas memulai pembicaraan.

"Ini nggak bener, ada yang sengaja bobol keamanan data pak Hutama. Orang itu sengaja bikin sistem di komputer pak Hutama seolah menjadi server pembobol data, dan itu bahaya. Pak Hutama bisa kena hukum pidana!" ujar Bagas tak tenang.

"Jangan nangis, pak Jaya itu programmer perusahaan, jadi mungkin pak Jaya bisa tau siapa yang bobol keamanan sistem di laptop pak Hutama. Iya kan, Pak?" Ana ikut menenangkan, semenjak hubungannya dan Nata membaik, perempuan itu lah yang kini menjadi teman Nata.

Pak Jaya, sosok laki-laki yang sama-sama memiliki rencana yang sama dengan mereka. Mengungkap kejahatan Fani dan Rika Suryani, juga mengungkap tentang kesalahan Rika Suryani yang dengan sengaja memfitnahnya hingga ia masuk penjara selama beberapa Minggu. Miris.

"Saya tau siapa orangnya!"

***

"Ya ampun, banyak banget barang yang kita beli. Habis berapa tadi, Ma?" tanya Fani antusias, barang-barang di tangannya seolah bukan menjadi beban, akan tetapi menjadi suatu kebiasaan.

"Tenang, uang mama masih banyak, nanti kita ambil lagi di bank."

"Permisi!" seorang cowok datang menghampiri Fani.

Fani kenal orang itu.

"Ngapain Lo kesini?" tanya Fani sinis.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang