36. Lawan!

73 4 0
                                    

Happy reading.

---

"Aku gak mau pulang ke rumah, Nat!" Daren menggenggam pergelangan tangan Nata. "Bawa aku ke rumah kamu, pliss!" Pria itu memohon.

Nata berpikir sejenak. Daren ingin ke rumahnya dan tinggal bersamanya? Tunggu, lalu apa kata tetangganya nanti?

"Gak boleh, Ren. Lo harus pulang ke rumah lo, mana bisa seorang cowok tinggal di rumah cewek."

"Ada pak Hutama kan?" Daren beralasan.

Nata mengangguk, "iya ada sih, tapi lo kan cowok, kalo cewek sih gue boleh aja!"

"Nanti biar aku yang urus. Kamu tau rumah RT nya kan?"

Nata mengangguk. Benarkah Daren akan melakukan hal itu? Lantas apa alasan Daren menginginkan tinggal di rumah Nata?

***

Seorang pria berjas merah tampak tengah sibuk dengan pulpen dan beberapa lembar kertas dan stopmap. Pria itu terlihat sedang gundah.

"Permisi, apakah anda memanggil saya, Tuan?" Seorang pria setengah baya masuk ke dalam ruangan pria itu.

Pria berjas merah itu menghentikan pekerjaannya lantas menatap pria itu dengan tatapan marah.

Pria berjas merah itu berdiri, "beraninya kamu bermain api dengan Kevin Ramadansyah!"

Plakk..
Kevin menampar pria di depannya.

"Maafkan saya, tuan Kevin! Saya tidak bermaksud melakukan penggelapan uang anda, saya terpaksa karena nona Fani yang meminta!"

"Kenapa kamu mau?" Tanya Kevin lagi, kali ini suaranya lebih keras.

"Nona Fani menginginkan uang untuk pesta ulang tahunnya, tuan. Dua miliar sudah saya transfer ke rekeningnya."

"Kamu bodoh!" Kevin menampar pria itu lagi. "Kamu pikir uang dua miliar itu tidak sedikit? Kamu hampir saja membuat saya rugi!"

"Maafkan saya, maafkan saya, Tuan. Saya mengaku bersalah. Tapi tolong jangan pecat saya!" Pria itu memohon.

"Oke, saya beri satu kesempatan lagi. Dengan syarat kamu harus mengikuti apa yang saya katakan!"

"Baik, Tuan. Apapun akan saya lakukan!"

"Buka ponselmu, saya akan mengirim pesan rahasia yang hanya diketahui oleh kamu dan saya!"

***

"Apa? Daren mau menginap di rumah kita?"

"Iya, Pa. Dia gak mau pulang, aku udah coba bilang sama dia, tapi dia tetep kekeh buat tinggal disini. Papa mau terima dia apa enggak?" Tanya Nata.

Pak Hutama menggeleng, "gak bisa, apa kata tetangga kalo ada cowok yang nginep di rumah anak gadis.

"Tenang, Pak. Saya sudah ke rumah ketua RT dan memberikan keterangan. Jadi, saya sudah diterima disini sebagai tamu oleh bapak RT. Sekarang tinggal bagaimana pak Hutama saja."

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang