12. Dipaksa Mesra

173 17 1
                                    

Dibaca alhamdulillah, enggak ya saya baca sendiri.
Terimakasih yang udah baca sampai part ini😊

---

Suasana di lantai 3 Nusa Citra Company sedikit riuh akibat perdebatan ringan antara model cantik bernama Natania Amira dan putra pemilik Nusa Citra Company yang bernama Sandi Antariksa.

"Kalo lo mau dapet duit ikutin aja mau nyokap gue, lagian lo mau dituntut karena gak profesional?" Tanya Sandi dengan keras hingga membuat beberapa orang di ruangan itu fokus memperhatikannya bersama Nata.

Nata memutar bola matanya malas. "Kalo gue tau partner gue itu lo, gue gak bakal terima job ini. Lo tuh orang paling ngeselin di muka bumi tau gak. Pokoknya gue gak mau dipasangin sama lo." Ujar Nata.

Sandi yang sudah rapi dengan baju yang akan diperagakannya merasa sedikit kecewa dengan keputusan pacarnya itu.

"Oke kalo lo emang udah gak mau dipasangin sama gue. Tapi inget ya, lima menit dari sekarang lo bakal ketemu yang namanya P-O-L-I-S-I." Kata Sandi dengan menekankan kalimat terakhirnya.

"Hello, emangnya gue takut!!" Tantang Nata.

"Kak Vino bakal dateng kesini lima menit dari sekarang." Sandi mengangkat ponselnya secara perlahan mendekati telinganya.

Nata melipat kedua tangannya di dada. Dari raut wajahnya, sepertinya ia sedang memikirkan banyak hal.

"Gue mau!" Pekik Nata saat itu juga.

Sandi menyimpan ponselnya ke saku jas yang ia pakai. "Nah gitu dong, sekarang lo dandan yang cantik, abis itu pake tuh baju!" Sandi menunjuk pada sebuah gaun merah yang tergantung di etalase. Ia berbalik membelakangi Nata.

"Jangan grogi ya, ini latian buat tunangan kita nanti." Lanjut Sandi dengan senyum sumringah di wajahnya.

"Mbak Anaaa!!!" Teriak Nata keras.

Orang yang dipanggilnya itu segera mendekat dan sudah mengetahui apa yang dimaksud oleh majikannya itu.

***

"Aww.. sakit tau. Jangan diinjek dong kaki gue!" Pekik Nata saat pria yang tengah berfoto mesra dengannya itu menginjak jari-jari kakinya.

"Angkat aja tuh kaki, biar gak gue injek." Jawab Sandi sinis.

"Kok lo sewot sih, jelas-jelas lo yang salah." Nata mengomel.

Sandi menggeleng, pria itu memegang keningnya yang hangat akibat meluapkan emosinya pada Nata.

Tangan kanan Nata masih bertengger di pundak Sandi, sedangkan tangan kirinya tengah memegang jari kakinya yang tidak sengaja terinjak oleh Sandi.

Semua orang yang berada di ruangan itu sekuat tenaga menahan tawa melihat dua insan yang kini tengah berada di booth pernikahan. Suasana tegang berubah menjadi kacau akibat dua insan tersebut yang saling menyalahkan dan tak ingin kalah.

Sang fotografer secara diam-diam mengambil foto kedua insan tersebut. Jadilah gaya antimainstream sepasang pengantin yang saling ingin menang sendiri. Si pengantin wanita yang sibuk dengan jari kaki, dan si pria yang tengah kebingungan dengan memegang keningnya.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang