5. Hari Pertama Mbak Ana

303 40 6
                                    

Semangat banget deh updatenya😊
Kuy lah baca!

***

"Aaaaaaa..."

Nata terduduk lemas di kasurnya. Ia baru bangun tidur setelah beberapa jam yang lalu ia terlelap.

Ia masih mengatur nafasnya yang tidak karuan. Detak jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Ia mimpi!!

"Ya ampun, ternyata cuma mimpi!" Ujarnya kesal. "Untung bukan kenyataan."

"Ini jam berapa sih, kok gue berasa lama banget tidurnya." Nata meraih jam tangan di mejanya.

06.30

"Ya ampun! Gue telat pemotretan." Pekiknya.

Dengan buru-buru, ia menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia meraih sandal tidur yang masih tergeletak di bawah meja.

"Tuh kan, cuma mimpi. Sandal gue aja masih disini. Gue harus cepetan mandi sebelum gue bener-bener telat."

Nata segera berlari ke kamar mandi, sebetulnya ia tidak mandi. Ia hanya mencuci muka dengan sabun pembersih, menggosok gigi, dan memercikkan air ke lengan dan kakinya. Ia sangat terburu-buru, sampai-sampai ia lupa bahwa ia sama sekali belum mengemas make up dan baju yang akan ia kenakan.

"Mati gue!!!"

***

Di dapur, bi Uma telah mempersiapkan makanan yang tertata rapi di meja.

"Bi Uma, kenapa aku gak dibangunin? Telat kan jadinya?" Gerutu Nata sambil menuang susu ke dalam gelas. Ia sudah terlihat sangat cantik dengan anting-anting panjang dan rambut yang dikucir ke atas. Tak lupa dengan polesan krim serbaguna miliknya yang selalu ia bawa.

"Udah mbak. Mbak Nata malah bilang, suruh masuk, tempatin di ruang tamu gitu, kan bibi jadi bingung."

"Ya terus gimana dong? Make up sama baju aku kan belum disiapin." Gerutu Nata.

"Oh, yang itu udah mbak. Tadi mbak Ana, asisten baru mbak Nata udah sempet masuk ke kamar mbak Nata buat beresinnya."

"Hah, udah?" Tanya Nata kegirangan.

"Udah. Tinggal berangkat aja."

"Mantap banget tuh asisten."

***

Dengan diantar oleh pak Karim, Nata segera menuju ke lokasi pemotretan. Ia akan dinobatkan menjadi salah satu model yang akan mengisi cover majalah ternama di ibukota.

Sembari menikmati perjalanannya ke lokasi pemotretan, gadis itu menyempatkan diri untuk membuka sebuah buku kesayangannya. Sebuah buku yang berisi seluruh kenangannya di kampung dulu. Hal ini bukanlah hal yang biasa dilakukan oleh Nata, mengingat bahwa ia benar-benar tidak ingin masalalunya diungkit. Namun, akibat mimpinya tadi, ia jadi teringat akan beberapa kisah masalalunya, termasuk mantan pacarnya.

Nata membuka lembaran-lembaran buku berisi foto yang tertata rapi beserta keterangan dan tanggal foto itu diambil.

Sesekali Nata tersenyum, masalalunya memang indah, tapi kadang ia malu. Ia sungguh malu!

***

"Pak Karim, nanti gak usah jemput aja ya, aku sama asisten baru mau ngobrol ke kafe sebentar, nanti aku pesen taksi aja." Kata Nata sebelum keluar dari mobil.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang