34. Hidup Baru

89 2 0
                                    

Welcome....

---

Rumah sakit menjadi tempat yang tidak asing lagi bagi Nata. Bagaimana tidak, selama sebulan ini, ia sudah lebih dari 10 kali datang ke rumah sakit.

Nata memandang ruang IGD yang tak kunjung terbuka. Ia sesekali melihat keadaan di dalam melalui kotak kecil di atas pintu. Samar, ia juga melihat seseorang tengah berbaring di atas tempat tidur. Ini mengingatkannya pada Sandi Antariksa yang pernah mengalami hal demikian.

Sejujurnya Nata merindukan Sandi. Ia rindu akan tindakan bodoh yang membuat Nata geram. Ia rindu dengan Sandi yang selalu saja membuat ia tidak nyaman. Ia rindu semuanya tentang Sandi Antariksa, tentang janjinya untuk membuat pria itu jatuh cinta lalu meninggalkannya begitu saja.

Kenyataannya berbalik dari apa yang diinginkan, yang terjadi Nata sendiri yang jatuh dalam pelukan Sandi Antariksa, dan ia pula yang harus ditinggalkan pria itu.

"Dengan keluarga saudara Daren?" Seorang perawat keluar dari ruangan itu. Ruangan menutup kembali.

Nata beranjak, gadis itu ingin melihat keadaan di dalam, namun perawat itu buru-buru menutupnya.

"Saya temannya, ada apa dengan dia?" Nata panik.

"Mohon maaf, pasien harus segera mendapatkan transfusi darah dengan gol-"

"Golongan apa? Golongan darah saya A, ambil darah saya aja, saya tau stok darah di rumah sakit ini lagi kosong." Potong Nata. Ia hanya menebak golongan darah Daren, mungkin karena ia mirip Sandi Antariksa, golongan darahnya pun sama.

"Iya, golongan darahnya A. Stok di rumah sakit ini masih mencukupi, jadi mau melakukan transfusi dari rumah sakit atau dari pihak lain?" Tanya suster itu.

"Ambil darah saya!"

***

"Papa dapet laporan kalo kamu baru saja bikin anaknya bu Rika nangis. Apa itu benar, Bagas?"

"Papa. Aku itu Kevin, bukan Bagas!" Kevin menyela.

"Siapapun nama kamu, papa tetep gak setuju sama tindakan kamu tadi, nama papa jadi hancur di depan bu Rika." Pria itu menggebrak meja. Tampak sekali kemarahan dalam dirinya.

Kevin beranjak, baru dua menit ia duduk di meja kerjanya, namun sang papa lebih dulu mengusik ketenangannya.

"Kenapa? Papa takut kalo bu Rika gak suka lagi sama papa? Come on, Pa! Papa ini adalah Nusa Tamawijaya, papa mau kalah sama janda miskin kayak Rika Suryani itu?"

"Stop bilang dia janda miskin! Dia itu kaya, Kevin. Dia itu pemegang aset keluarga Hutama yang nilainya bisa sampai ratusan miliar. Coba bayangkan, kalo kamu sampai nikah sama anaknya, kamu yang bakal jadi penerus perusahaan Hutama." Jelas pak Nusa. Pria itu adalah papa Kevin.

Satu fakta kembali ditemukan. Sandi Antariksa dan Kevin Ramadansyah adalah saudara.

"Aset keluarga Hutama udah di tangan aku, Pa!"

***

Rumah Fani sudah rapi seperti semula. Sisa pesta mewah sudah tidak tersisa. Dengan uang, semua pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang