8. A Bad Day

205 23 2
                                    

Baca dan vote yaa!!
Nanti di back kok, janji✌

---

Jam dinding di kelas XI IPS 3 menunjukkan pukul 14.30. Lima belas menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Namun, suara decitan spidol di papan tulis masih terdengar sangat nyaring. Puluhan insan berseragam abu-abu masih setia menggoreskan pena di atas lembaran putih. Menyalin deretan angka dan tanda yang kini memenuhi papan putih berukuran 3x1 meter. Sang pemilik angka tak kunjung membiarkan mereka mengemasi barang-barangnya untuk bersiap pulang.

"Bu Disa, kami capek tiga jam nulis angka mulu. Udah dulu ya bu, difoto aja. Share grup kelas. Lagian matemaatika bukannya bikin saya pinter malah bikin saya pusing." Celetuk seorang siswi di pojok belakang. Siapa lagi kalau bukan si Fani, tukang rusuh plus mageran.

Bu Disa, sang guru matematika yang merasa mata pelajarannya dilecehkan menyudahi menulisnya di papan tulis. Ia menatap tajam ke arah Fani.

"Fani! Kalau kamu tidak mau ikut pelajaran saya, lebih baik kamu keluar sana!" Bentak bu Disa keras.

Bukannya takut, Fani malah dengan beraninya menyandarkan kepalanya di pundak Kevin.

"Hei!! Ini bukan tempat untuk tidur. Kalau kamu tidak memperhatikan, kamu tidak akan bisa naik kelas, bahkan tidak lulus." Bu Disa menggertak.

Tidak ada respon lebih yang diberikan Fani. Semua siswa menoleh ke arahnya. Fani mengangguk lemah.

"Bu, Fani kecapekan." Sahut Kevin yang memang sedang berada di samping Fani. "Dia ngantuk bu!" Lanjutnya.

"Yang mengantuk di jam saya boleh keluar!" Bu Disa marah sambil menunjuk ke arah pintu.

Semua siswa saling berpandangan.

Tak lama kemudian, satu persatu siswa mulai beranjak dari duduknya. Mereka berjalan ke arah pintu tanpa menghiraukan guru yang masih berdiri tegak di depan papan tulis.

Bu Disa hanya diam sambil menggeleng.

Dalam sekejap, kondisi kelas mulai sepi. Yang terakhir tinggalah Nata seorang. Bukannya ia tidak mengantuk sama seperti teman-temannya, akan tetapi ia lebih takut kepada papanya yang selalu mengawasinya dari ruang kepala sekolah.

"Kamu mau keluar sekalian?" Tanya bu Disa pada Nata yang tengah duduk sendirian.

"Tidak bu!"

"Saya kasih kamu nilai tambah, asal kamu bujuk teman kamu untuk masuk ke kelas lagi."

"Baik bu." Ujar Nata.

Gadis itu segera menyusul teman-temannya keluar.

Nata masuk tanpa ada satupun siswa yang mengikutinya.

"Mana teman kamu?" Tanya bu Disa.

"Mereka ngantuk bu." Nata menahan dirinya agar tidak menguap. Namun hal itu malah membuat bu Disa geram.

"Kamu mempermainkan saya? Katanya kamu tidak mengantuk, buktinya kamu menguap. Kamu sama saja dengan teman kamu yang lain ya." Bentak bu Disa.

Nata hanya diam sambil memandang langit-langit kelas.

"Mending kamu keluar sana! Saya tidak butuh siswa yang bermuka dua seperti kamu." Bentak bu Disa lagi. Sebenarnya Nata ingin marah, namun sulit rasanya meluapkan kemarahannya akibat CCTV yang terpasang di setiap sudut kelas.

"Jangan harap nilai ada nilai tambah dari saya."

"Kok gitu sih bu?" Nata terlihat kesal. Susah payah ia menahan amarah pada gurunya yang satu ini, akan tetapi ia sama sekali tidak mendapat simpati dari gurunya ini.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang