Sekali lagi terimakasih telah menyempatkan waktu sampai part ini!
***
Pagi itu Nata sengaja bangun lebih pagi. Di rumahnya yang sangat mewah ini ia sengaja memasak untuk dua orang yang kemungkinan masih tertidur dengan lelap.
Meskipun memasak bukan keahliannya, nyatanya Nata mampu melakukan hal itu. Terbukti dengan aroma khas bawang goreng yang menyeruak ke seluruh ruangan hingga membangunkan seorang cowok yang kelihatannya masih sangat berantakan.
"Nata bisa masak?" tanya pria itu.
Nata menoleh ke sumber suara, gadis itu tersenyum. "Bisa dong. Lo kira gue cuma bisa gaya di depan kamera doang? Sini bantuin!"
"Bantuin apa?"
"Bantuin nyuci baju! Ya bantuin masak lah, Ren. Abis ini gue mau ke Nusa Citra. Mau ikut gak?"
Nusa Citra Company?
"Ngapain kesana?"
"Ya gue mau komplain langsung sama bu Citra. Karena gue yakin bu Citra gak bakal lakuin itu."
"Udahlah, Nat. Mending nggak usah, kamu tau kan bu Citra itu gimana?"
Nata tetap dengan keinginannya, ia tidak menghiraukan nasehat Daren untuk tidak pergi ke Nusa Citra Company. Apakah ini ada hubungannya dengan Daren?
***
"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?" seorang satpam menghampiri Nata dan Daren yang saat itu terlihat kebingungan.
Nusa Citra Company sangat ramai pagi itu. Puluhan mobil mewah berjajar memenuhi halaman gedung yang luasnya bisa sampai setengah lapangan bola itu.
"Saya ingin bertemu bu Citra, apakah beliau tidak sibuk?" jawab Nata.
Daren terus menunjukkan gelagat aneh sejak Nata memaksanya untuk datang ke Nusa Citra Company bersamanya. Nata menduga bahwa Daren adalah Sandi, putra pemilik Nusa Citra Company. Artinya, jika Daren pergi kesana, maka secara langsung pihak-pihak yang dekat dengan keluarga Nusa Citra Company akan mengenali Daren sebagai Sandi.
"Oh, maaf sekali, di dalam sedang ada acara penting. Jadi siapapun tidak boleh masuk kecuali tamu undangan. Apakah anda salah satu tamu undangannya?"
Nata menggeleng pasrah. Gagal sudah niatnya untuk bertemu dengan orang yang sangat berpengaruh pada nama baiknya di dunia model itu.
Daren menunjukkan reaksi tak biasa ketika satpam itu menjelaskan bahwa di dalam gedung itu sedang ada peresmian.
"Ren, lo kenapa? Lo seneng karena gue nggak jadi masuk kesana?" tanya Nata curiga.
"Eh, nggak gitu, Nat. Aku cuma takut kalo kamu bakal malu disana, Nusa Citra Company itu luas, terkenal, dan lumayan terpandang. Apa kamu nggak malu kalo bu Citra bener-bener nolak kamu di depan orang banyak?" Daren beralasan.
"Udahlah, lo seneng aja nggak masalah buat gue. Lagipula gue juga nggak punya undangan buat kesana." ujar Nata tak bersemangat.
Melihat gadis itu tampak lesu, Daren berniat menghadiahkan sesuatu untuknya. Diam-diam ia pergi tanpa sepengetahuan Nata, ia menghampiri seorang pria berbaju batik dan terlihat mengobrol dengannya. Nata yang masih kecewa itu malah duduk di depan taman Nusa Citra Company tanoa menghiraukan Daren yang kala itu ia ajak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPRAMENTAL (selesai)
Teen FictionNata. Siapa yang tak mengenal Natania Amira? Model cantik yang terkenal di seluruh penjuru negeri. Seperti model-model lainnya, ia dibanjiri job untuk mengisi klub-klub malam yang memang membutuhkan gadis sepertinya, tentunya dengan bayaran yang tak...