Kuylah vote dan comment. Masih amatir nih, banyak typonya.
Terimakasih.---
"Hah? Lo sayang sama Nata?" Tanya seseorang yang baru saja muncul dari depan kelas XI IPS 3.
"Fani?" Kevin terlihat kaget.
"Ternyata lo kejebak friendzone Vin?" Tanya Fani tak percaya.
Kevin terlihat sedikit kebingungan. Pria itu tengah mencari alasan untuk menjawab pertanyaan dari Fani. Sedangkan penghuni kelas yang tadi sempat menjadikan Nata dan Kevin sebagai pusat perhatian kini kembali fokus ke aktivitas semula.
"Siapa bilang? Orang gue sayang sama Nata sebagai temen kok. Wajar kan kalo gue khawatir sama dia?" Ucap Kevin membela diri.
"Omongan lo barusan keliatan serius banget Vin. Gue gak percaya kalo lo gak ada perasaan lebih sama Nata? Please Vin, lo mau hancurin persahabatan kita demi kata cinta? Gak kan? Jadi stop bilang sayang ke Nata!" Fani terlihat kesal.
"Kok lo marah sih?" Kevin tak kalah kesalnya kepada Fani.
Nata hanya diam ketika kedua temannya itu saling berargumentasi. Tangannya terlipat di depan dada. Ia memutar bola matanya malas.
"Udah deh. Kevin cuma becanda Fan. Gak mungkin lah Kevin suka sama gue." Ujar Nata menengahi perdebatan kedua temannya itu.
"Tapi Nat, gue gak mau cuma karena kata cinta persahabatan kita jadi hancur. Percaya deh, friendzone itu gak enak!"
"Fani! Please deh, gue tuh gak ada perasaan apapun ke Nata kecuali rasa sayang gue sebagai sahabat." Kali ini Kevin terlihat sangat serius di depan Fani. "Toh, Nata kan udah punya pacar!" Sambungnya.
"Pacar?" Pekik Fani. "Pacar lo siapa Nat? Sejak kapan? Kok lo gak pernah cerita sama gue?" Fani menggoyangkan tubuh Nata.
"Emang gue harus ceritain semua hal yang gue alami ke lo?" Ujar Nata.
Fani menarik Nata kembali ke tempat duduknya.
"Cerita dong Nat." Pinta Fani.
"Gue laper. Mau makan."
"Ya udah. Kita ke kantin, abis itu lo cerita ke gue." Ujar Fani bersemangat.
Kevin yang kini tengah berada di depan pintu menghampiri kedua teman gadisnya itu.
"Fani kan lagi puasa. Jadi Nata ke kantin sama gue aja!" Ucap Kevin pada Fani. Pria itu masih menunjukkan wajah kesalnya.
"Jangan! Kalo gitu biar Nata sendiri aja." Cegah Fani.
"Lo sewot amat sih Fan. Orang Nata temen gue kok." Ujar Kevin sinis.
Nata kembali terdiam di depan teman-temannya yang tengah berdebat itu.
Jam dinding masih tak henti-hentinya berdetak. Dan kedua manusia di depan Nata juga masih tidak berhenti berdebat.
Nata berinisiatif untuk pergi kantin sendirian. Kedua temannya itu masih membutuhkan waktu lama untuk berdebat.
"Gue ikut Nat." Kevin yang menyadari kepergian Nata langsung mengejarnya. Fani yang masih dengan kalimat panjangnya ia tinggalkan sendirian di tempat duduknya.
"Males tau gak diceramahin sama Fani. Omongan gue tadi jangan diambil hati ya Nat. Lo tau kan kalo gue suka becanda?" Kevin berusaha mensejajarkan langkah kakinya dengan Nata.
"Heem." Nata berdehem pelan sambil terus berjalan. Diikuti Kevin di belakangnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPRAMENTAL (selesai)
Teen FictionNata. Siapa yang tak mengenal Natania Amira? Model cantik yang terkenal di seluruh penjuru negeri. Seperti model-model lainnya, ia dibanjiri job untuk mengisi klub-klub malam yang memang membutuhkan gadis sepertinya, tentunya dengan bayaran yang tak...