18. Sebuah Usaha

96 10 5
                                    

Terimakasih yang udah mau mampir dan bantuin baca cerita saya.

---

Pagi menjelang siang. Di apartemen milik Nusa Citra Company terlihat jelas dua orang berlawanan jenis sedang berada dalam satu kamar eksklusif yang hanya bisa ditempati oleh keluarga Nusa Citra Company.

"Semalem lo tidur dimana?" Tanya Siska panik. Gadis itu tengah menyelimuti dirinya yang sedang duduk di tepi kasur.

"Ya disini lah." Sandi menjawab dengan santai seolah tidak terjadi apapun.

Siska semakin panik. Gadis itu memeluk erat selimutnya, meskipun ia tahu pakaiannya semalam masih melekat di tubuhnya. Namun tidak ada yang salah jika ia merasa panik dan curiga karena semalam ia sedang mabuk berat.

"Lo tidur bareng gue? Apa yang lo lakuin ke gue selama gue pingsan?" Siska panik tak karuan.

"Ya gue cuma tidur. Lo pikir gue perkosa lo? Gak kan? Gue sayang sama lo, gue gak bakal bikin lo rusak Sis." Sandi meyakinkan Siska.

"Gak, gue gak percaya. Lo gak pake baju San, gue yakin lo pasti macem-macem sama gue."

Sandi memutar bola matanya malas. "Gue gak mau masuk penjara karena hal konyol kayak gini Sis, percaya sama gue."

"Pokoknya kalo gue hamil, lo harus tanggung jawab. Lo harus nikahin gue secepatnya!" Ujar Siska. Gadis itu hampir menangis.

"Oke. Gue bakal nikahin lo. Kalo perlu hari ini langsung gue lamar!"

"Gue gak mau nikah sama lo. Lagian gue juga belom pasti hamil kok." Tolak Siska.

"Ya udah. Dua minggu ke depan kota ke dokter buat pastiin. Kalo lo hamil, gue langsung lamar lo." Ucap Sandi mantap. Keinginan pria itu untuk memiliki Siska sangatlah besar, sehingga apapun ia lakukan.

"Oke."

***

Kantin SMA Hutama sudah lumayan ramai pagi ini. Deretan meja dan kursi sudah tertata rapi dan bersih dari debu, menanti para siswa SMA Hutama untuk segera menempatinya.

"Lo cakep hari ini." Ucap seorang gadis yang kini tengah bersandar di bahu Sandi.

"Apaan sih. Lebay banget deh!" Sandi dengan sengaja menggeser bahunya sehingga gadis di sampingnya hampir jatuh.

"Kok lo jahat sih sama gue. Padahal kan kita baru balikan. Oh iya San, gue punya hadiah buat lo. Buka aja, gue harap lo suka." Ucap gadis itu sembari menyerahkan sebuah kotak berbentuk hati.

Sandi menerimanya dengan berat hati. Suasana kantin yang lumayan ramai membuatnya sedikit risih dekat dengan gadis itu.

"Kaos?" Tanya Sandi sambil membentangkan sebuah kaos lengan pendek di tangannya.

"Iya. Gue simpen satu di rumah. Itu kaos couple kita." Ujar gadis itu. Senyum sumringah terlihat di wajahnya.

Gadis itu Natania Amira.

"Ya ampun Nata, buat apaan kaos couple. Buat pamer kalo kita pacaran? Lebay." Sandi menanggapinya dengan tawa. Nata membalasnya dengan senyuman.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang