15. Sandi vs Kevin

123 13 0
                                    

Baca aja! Siapa tau suka!

---

Sinar mentari pagi memaksa masuk ke kamar Nata melalui celah sempit di sela-sela jendela. Kicauan burung mulai terdengar hampir di seluruh kompleks perumahan elite di tengah kota. Deru kendaraan yang semalam sempat terhenti kini mulai terdengar hingga pelosok kota.

Gadis yang kini tengah mengenakan baju berwarna biru itu mulai membuka matanya secara perlahan. Samar ia bisa mendengar keramaian kota yang entah sejak kapan mulai terdengar kembali.

Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya, meraih handuk yang berada di depan pintu kamar mandi, dan berniat membersihkan badannya setelah semalaman berhadapan dengan buku dan penanya.

***

06.20

Suasana SMA Hutama masih belum terlalu ramai. Hanya beberapa siswa yang berlalu lalang. Sisanya masih berada di perjalanan, di kantin, bahkan ada juga yang masih berada di alam mimpi.


"Pagi Nata!"

"Hai calon masadepan!"

"Hai cantik!"

Sapaan demi sapaan telah Nata dapatkan pagi itu. Tanpa membuang energi, Nata membalas sapaan itu dengan melambaikan tangannya, atau sekedar mengangguk.

Sapaan bisa menjadi awal dari tumbuhnya rasa.

Kata itu yang selalu Nata pikirkan setiap hari, karena membawa perasaan dalam sebuah obrolan itu lebih mudah daripada membawa hubungan ke dalam sebuah perasaan.

Misalnya dengan Sandi.

***

Bel pulang sekolah SMA Hutama berbunyi. Puluhan bahkan ratusan siswa mulai berdesak-desakan di setiap lorong penghubung SMA Hutama.

Dua orang insan berjalan keluar dari kelas XI IPS 3.

"Hari ini gue anter yuk Nat." Tawar seorang pria. Kevin.

"Enggak deh Vin. Lo ke rumah Fani aja, tumben anak itu gak masuk sekolah tanpa ijin." Ujar Nata. Gadis itu berjalan sejajar dengan Kevin.

Kevin memalingkan wajahnya dari Nata. "Males. Yang ada gue dikira suka sama dia, padahal kan gue suka sama orang lain."

Kevin mengedikkan bahu acuh tak acuh.

Sorot mata Nata langsung tertuju ke arah Kevin.

"Lo suka sama orang? Siapa Vin, siapa?" Tanya Nata. Gadis itu tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

Kini beralih pada Kevin, ia sangat terkejut dan kebingungan tentunya.

"E.e.. y..ya ada lah. Pokoknya cewek." Jawab Kevin asal.

"Gue pikir lo homo! Gak jelas." Ucap Nata. Gadis itu kesal.

"Anterin gue yuk! Please, gue lemes banget hari ini!" Pinta Kevin.

"Lemes?" Nata tertawa. "Palingan cuma alesan biar gue bisa pulang sama lo. Gak deh, gue mau pulang bareng papa aja, tadi pagi udah janji." Bohong Nata pada Kevin. Gadis itu sebenarnya memang tak ingin lebih dekat dengan Kevin. Ia takut akan ada harapan lebih dalam diri Kevin.

"Oh, yaudah." Kevin mengangguk.

Keduanya pun segera berjalan menjauh dari kelas IPS 3. Suasana di sekolah itu sudah tidak seramai ketika bel berbunyi. Tetapi masih ada satu dua siswa yang berlalu lalang di sekitar lorong.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang