Update!!
(Gak teratur, maaf!)
Terimakasih yang sudah mampir:)---
Namanya SMA Hutama. Jelas sekolah itu adalah sekolah untuk orang-orang kaya dan terpandang. Untuk kalangan atas, SMA ini sangatlah cocok untuk mereka yang ingin mendongkrak derajat keluarganya. Banyak yang mengira bahwa SMA Hutama adalah sekolah paling elite sekaligus sekolah bagi siswa kece.
Tidak semuanya. Untuk kelas IPA 5 dan IPS 5 dikhususkan untuk orang-orang kelas bawah dan anak-anak berandal yang memang memaksakan diri untuk bersekolah di yayasan Hutama. Jika dilihat lebih dalam lagi, kelas IPA 5 dan IPS 5 adalah kelas yang berisikan siswa dengan tingkat kecerdasan tinggi, akan tetapi dengan kelas menengah ke bawah.
Bagi Nata, bersekolah di SMA Hutama bukanlah hal yang ia impikan. Ia lebih suka masuk ke sekolah biasa milik pemerintah. Dengan begitu, ia takkan lagi berurusan dengan papanya yang setiap hari selalu memantaunya. Bisa dibilang ia tidak mendapat kebebasan selama bersekolah di yayasan Hutama.
Pagi itu Nata berjalan kaki untuk sampai di sekolah. Tapi bukankah ia bisa berangkat bersama papanya, mengingat papanya adalah pemilik sekaligus kepala SMA Hutama? Ia memang selalu berangkat dari rumah bersama papanya, namun ia juga selalu minta diturunkan 50 meter sebelum sampai di SMA Hutama. Alasannya, ia malu jika teman-temannya tahu bahwa ia adalah pemilik sekolahnya sendiri.
Dari arah yang sama, muncul sebuah motor modifikasi berwarna kuning yang tiba-tiba lewat di depan Nata.
Hal itu membuat Nata kaget dan hampir terjatuh.
Orang itu berhenti tepat 2 meter di depan Nata. Orang itu diketahui adalah seorang pria. Dan juga mengenakan seragam putih abu-abu dan atribut lengkap SMA Hutama. Wajahnya tidak terlihat karena pria itu memakai helm fullface.
"Model terkenal kok jalan kaki sih?" Cibir pria itu sambil tertawa.
Nata menghampiri pria itu, "Udah salah, bukannya minta maaf malah ngejek." Ujar Nata kesal. Ia memukul helm kuning pria itu, sebuah tindakan bodoh yang dilakukan oleh Nata. Hal itu malah menyakiti tangannya.
"Aw sakit." Rintihnya.
Pria itu membuka helm fullface nya.
"Si tukang fitnah?" Pekik Nata yang masih memegang tangan kanannya.
"Gue punya nama. Sandi, Sandi Antariksa. Lo model miskin ya, sekolah kok jalan kaki? Ups, lo anaknya pak kepsek, lupa gue." Ejek pria yang ternyata adalah Sandi, orang yang kemarin lusa bermasalah dengan Nata.
"Mau lo apa sih?"
Sandi berpikir.
"Gue mau pak Hutama cabut keputusannya buat mindahin gue ke kelas IPS 5. Itu kelas loser tau. Mana ada cowok ganteng plus kaya masuk ke IPS 5, mau ditaruh mana muka gue?"
Nata tertawa, "Urusan lo. Bukan urusan gue. Wleee..."
"Lo ngeselin amat sih."
Nata segera berlari menjauhi Sandi. Sandi tak tinggal diam, ia menyalakan motornya dan langsung mengejar Nata yang mulai menjauh.
Dengan cekatan, Sandi langsung membelokkan motornya ke arah Nata. Mengunci pergerakan Nata untuk menjauh darinya.
"Lo mau kemana Nata? Gue mau ngomong dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPRAMENTAL (selesai)
Teen FictionNata. Siapa yang tak mengenal Natania Amira? Model cantik yang terkenal di seluruh penjuru negeri. Seperti model-model lainnya, ia dibanjiri job untuk mengisi klub-klub malam yang memang membutuhkan gadis sepertinya, tentunya dengan bayaran yang tak...