26. Ceroboh

85 4 1
                                    

Silahkan memberi vote dan komen.
Terimakasih.

---

"Pagi Nat." Suara Fani membuat Nata terperangah. Gadis yang baru saja bangkit dari tidurnya itu terlihat terkejut.

"Apa yang terjadi sama gue?" Tanyanya ketika sadar bahwa ia hanya memakai sehelai kain. Hanya menutup tubuh bagian atasnya sampai lutut.

Fani mengernyit, seolah ia tak tahu apapun. "Gak tau sih. Seinget gue, lo abis minum teh yang kata lo bisa bikin kurus, terus lo bilang mau tidur. Jadi gue yang abisin teh lo, kali aja bisa ngecilin perut gue yang udah kayak mau meledak ini."

Yang ada perut lo yang bakal jadi segede bola, Nat!!

"Kok gue kayak orang pingsan gini sih. Perasaan gue kemaren cuma minum teh biasa deh."

Sadar bahwa Nata mulai curiga, Fani segera mengalihkan pembicaraan. "Udah mau jam 6, lo gak mandi, ditungguin bu Citra kan?"

"Ya ampun. Gue masih lemes Fan."

Nata beranjak dari kamar Fani. Bukan, kamar lamanya yang dihuni oleh Fani. Ia berjalan sempoyongan keluar kamar, tentunya dengan baju tak layak yang ia kenakan.

***

Nusa Citra Company.
Tempat ini lagi. Nata tidak suka. Ia harus berhadapan dengan dua orang yang sama-sama mempermainkannya. Tidak. Hanya satu orang sekarang, bukankah Sandi Antariksa masih berada di rumah sakit?

"Come on Nata, saya bayar kamu untuk bekerja, bukan duduk dan termenung seperti ini!" Ibu Citra terlihat sangat marah melihat gadis di depannya ini.

Nata yang merasa namanya dipanggil mendongak ke atas, ke arah seorang wanita yang tengah marah kepadanya.

"Ibu Citra? Saya baru duduk dua menit disini, saya manusia biasa, saya juga bisa capek." Ujar Nata.

"Kalo kamu gak profesional, saya akan mengakhiri kontrak dengan kamu."

Nata kembali menanggapi dengan santai. "Ibu ngancem mau putusin kontrak dengan saya? Oke, gak masalah. Tapi kalo sampai ibu Citra menuntut ganti rugi, saya tidak akan memberikannya. Jam kerja saya tidak sesuai dengan kontrak yang ibu buat, bahkan ibu juga tidak memberikan waktu istirahat untuk saya."

Ibu Citra diam. Ia yang salah. Bukan Nata. Ia tidak mau disalahkan, selalu tidak mau.

"Baik. Ambil saja semuanya, sekarang pergi dari sini."

Nata mengambil tasnya dengan cepat, Ana yang juga berada di dalam ruangan itu dengan segera mengemasi seluruh perlengkapan milik Nata. Sedangkan ibu Citra, sang pemilik perusahaan tengah tersenyum puas melihat Nata keluar dengan perasaan marah.

***

"Uang seratus juta sebagai ganti rugi dan model profesional untuk menggantikan Natania Amira!" Ujar seorang gadis sambil menyerahkan amplop coklat berisi uang.

Gadis itu duduk di kafe dengan meja bernomor 9 bersama dua orang wanita di depannya.

"Sandra. Saya yang akan menggantikan Natania Amira." Ujar seorang wanita bergaun merah. Ia menyalami seorang wanita di depannya. Ibu Citra.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang