44. Hidup Baru Fani

66 2 0
                                    

"Pak Jaya gimana, Pa?"

"Ya gitu, udah balik lagi ke rumah Fani." jawab pak Hutama singkat.

Rasa penasaran masih menghinggapi Nata, "nggak diusir sama Bu Rika?" tanyanya lagi.

"Sejauh ini belum ada kabar dari pak Jaya, mungkin aja pak Jaya diterima sama Fani dan mamanya."

Jawaban dari pak Hutama cukup memuaskan Nata. Paling tidak, ia berhasil mendapatkan informasi mengenai Rika Suryani, perempuan yang belakangan ini menjadi masalah di keluarga Sandi.

Iya Sandi, ternyata Daren yang Nata kenal adalah Sandi. Seorang pria yang membuatnya jatuh cinta sampai sedalam ini. Masalahnya, mungkin pak Nusa akan menjodohkan Sandi dengan Fani setelah kebohongan Bagas dan Ana terbongkar.

"Pa, aku boleh minta sesuatu sama papa nggak?" tanya Nata sedikit ragu.

Pak Hutama menoleh ke arah putrinya itu, pekerjaannya yang harus ia ulang dari awal ia tinggalkan sementara demi mendengar keluhan putrinya itu.

"Papa bisa nggak, minta sama pak Nusa buat jodohin aku sama Sandi?" Nata gugup, bagaimana tidak, ini adalah permintaan aneh yang belum pernah ia minta sebelumnya, terlebih, ini mengarah pada urusan yang lebih serius daripada sebuah pekerjaan.

Pak Hutama bingung dibuatnya.

"Bentar, Pa! Aku mau jelasin dulu, jadi gini, selama ini Daren itu adalah Sandi. Pertama, Sandi itu nggak sakit, nggak kayak yang dibilang sama orang-orang. Entah kenapa, dia nyamar jadi Daren, dan kenapa juga dia milih aku buat jadi sahabatnya selama jadi Daren. Kedua, aku nggak tau apa motif Sandi nyamar jadi Daren, kemungkinan besar, dia nyamar karena pengen balik ke kelas lamanya, dia bakal bongkar penyamarannya setelah lulus nanti. Ketiga, ternyata Bagas itu sodaranya Sandi, anak pak Nusa sama bu Citra." jelas Nata panjang lebar.

Pak Hutama menggeleng, tidak paham atas penjelasan panjang yang diutarakan oleh Nata. Memang, pikirannya hari itu sedang kacau dengan masalah perusahaan yang ia tinggal beberapa waktu lalu.

"Papa nggak paham, coba kamu jelasin lagi!"

"Ih, Papa!" Nata merengut.

"Mau dijodohin sama Sandi nggak nih?" goda pak Hutama.

"Ya mau lah, Pa! Jadi gini, Daren itu nyamar jadi Sandi, dan sebenarnya Sandi itu nggak sakit. Kemungkinan, Sandi nyamar karena pengen lulus di kelas lamanya, aku juga baru tau kalo Bagas sama Sandi itu sodara, anaknya pak Nusa sama bu Citra."

"Apa? Jadi, Bagas itu anaknya pak Nusa? Sekarang papa tau, perusahaan papa kemarin itu dimanipulasi sama Bu Rika karena disuruh sama pak Nusa!" raut wajah pak Hutama berubah marah.

"Loh, kok gitu sih, Pa?" Nata ikut bingung.

"Siapa lagi kalo bukan pak Nusa yang menyuruh? Secara, mereka itu memang ada sedikit persaingan sama papa, nggak menutup kemungkinan kalo Bu Rika sengaja memanipulasi perusahaan papa, biar bisa dia ambil semaunya sesuai permintaan pak Nusa."

"Bentar deh, Pa, maksud papa apa sih? Kenapa Bu Rika ada sangkut pautnya sama pak Nusa? Sedangkan papa tau, kalo yang beli perusahaan papa itu Bagas."

"Bagas itu anaknya pak Nusa, dan Bu Rika itu adalah perempuan simpanan pak Nusa!"

"Hah?" Nata menutup mulutnya tak percaya. "Papa tau darimana? Papa yakin?" Nata bertanya tak percaya.

"Sebenarnya, papa dulu ingin menjadikan Bu Rika itu mama kamu. Dan ternyata, Bu Rika itu mendekati papa hanya itu memanipulasi perusahaan papa. Dan faktanya, Bu Rika nggak lagi bersimpati sama papa setelah dia dapat apa yang dia mau."

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang