11. Kebenaran

171 16 1
                                    

Kalo suka ya dibaca, kalo gak suka harus tetep dibaca😂.
Saya maksa nih..

---

Sore itu halaman parkir Nusa Citra Company nampak sedikit sepi. Mobil mewah yang biasa terparkir kini hanya tinggal beberapa saja. Di dalam sana tidak banyak orang, nuansa sepi pun dapat terlihat dari luar gedung bertingkat banyak itu.

Di ujung tempat parkir terdapat sebuah mobil berwarna putih dengan 3 orang yang berada di dalamnya. Sang majikan terlihat duduk di belakang kemudi sambil menggunakan ponsel pintarnya. Natania Amira.

"Sudah sampai mbak." Ujar Ana yang tak lain adalah asisten Nata. "Kita mau tunggu sampai hujan reda atau pakai payung mbak?" Tanyanya lagi.

Nata tersadar dari pandangannya yang tertuju ke HP nya. "Oh, langsung aja mbak. Aku takut kalo yang ngasih job ini perusahaan yang toleransi sama waktu. Kita gak bisa telat." Nata membuka pintu mobil dan membuka payungnya di luar.

Nata kembali masuk ke mobil dengan payung dan kakinya yang berada di luar. "Mbak Ana gak salah? Ini kan Nusa Citra Company?" Tanya Nata heran.

"Ya memang ada tawaran dari Nusa Citra Company. Bukannya mbak Nata sudah tandatangan kontraknya?"

"Kenapa mbak Ana gak bilang kalo job nya di Nusa Citra Company? Tau gitu aku tolak mbak." Gerutu Nata.

"Waktu itu saya nyuruh mbak Nata untuk baca dulu suratnya. Mbak Nata keburu ngantuk katanya." Terang Ana.

Nata mengela napas panjang. Kini gadis itu sudah berada di luar mobil dengan payung yang mengembang. "Ya udah, aku duluan mbak, takutnya owner nya marah. Nanti dibantu sama pak Karim ya."

Nata berlari menuju ke dalam gedung bertingkat banyak milik Nusa Citra Company. Dirinya masih mengenakan seragam sekolah kebanggaan papanya itu. Gerimis yang melanda sore itu sungguh membuatnya sedikit kacau.

***

"Akhirnya sampe juga. Untung aja si owner belom dateng." Nata menghela napas.

"Hai sayang!"

Sebuah suara pria tiba-tiba mengejutkan Nata.

"Lo ngapain disini?" Tanya Nata sinis.

"This is my office. Oh, im sorry, my mother office. Lah lo ngapain disini?" Tanya pria itu.

Nata berdecak sebal. Sejak ia keluar dari mobil tadi ia sudah menduga bahwa si pria pengacau akan datang kepadanya. Sandi Antariksa. Dan benar, pria itu tengah berada di hadapannya sekarang.

"Sok Inggris! Ya gue ada job disini. Lo ngapain?" Tanya Nata lagi.

"Sama dong. Mungkin ini ya yang dibilang jodoh. Kita sama-sama ada di tempat yang sama, main peran yang sama." Sandi tersenyum lebar. "Asal lo tau ya, disini lo jadi model busana pengantin karya mami gue, for your information, pasangan lo kali ini adalah gue, pacar lo sendiri! Ini bukan kebetulan, ini takdir. See you sayang, dandan yang cantik ya, anggep aja hari ini kita lagi foto prewedding." Sandi melebarkan tangannya sebagai isyarat agar Nata memeluknya.

"Ngapain?" Tanya Nata sinis.

"Sini peluk." Jawab Sandi santai.

Nata mengedikkan bahunya tak acuh.

"Hari ini kita mau latian prewedding buat nikahan kita nanti, biar pas prewedding beneran lo gak gugup." Sandi berlalu dari hadapan Nata dengan kedua tangannya di saku celana.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang