30. Masalah

82 4 4
                                    

Skuy baca aja!

---

Dua hari lagi pesta ulang tahun Fani akan digelar. Seluruh siswa SMA Hutama pasti akan diundang untuk memenuhi istana mewah milik Fani. Milik ayah Kevin tepatnya.

"Gue diundang ke pestanya Fani."

"Gue juga. Kira-kira kita mau bawa kado apa ya?"

"Gak sabar banget buat liat rumah mewahnya Fani."

Fani menoleh ke arah siswi yang tengah membicarakannya itu. Senyum sumringah tampak di wajahnya.

"Apa gue bilang, lo bakal terkenal setelah ini." Ujar Siska yang kini tengah duduk di depan Fani. Juga bersama dua orang temannya.

"Iya sih. Untung aja mami gue baik, kalo enggak, mana bisa gue bikin pesta yang meriah." Fani tertawa. Diikuti Siska dan kedua temannya.

"Soal si Nata, lo ngundang dia gak sih?" Tanya Steva.

Fani mengernyit, ya, dia lupa tentang Nata.

"Nata? Gue males ngundang dia, kalo ada si anak autis itu di pesta gue, gue bisa malu lah. Lagian Nata bentar lagi jadi miskin kok!" Ujar Fani dengan bangganya. Seolah ia sudah lupa tentang Nata yang sudah kerap kali membantunya.

"Miskin? Darimana lo tau?"

***

"Saya tidak pernah sekalipun menjual semua aset saya!" Pak Hutama berbicara dengan keras, hingga seluruh orang yang berada di rapat itu terkejut.

Seorang pria muda berdasi datang ke arahnya, ia menepuk pundak pak Hutama. "Maaf, tapi anda sudah menandatangani surat perjanjian kita."

"Saya tidak merasa menandatangani apapun! Ini adalah penipuan!" Pak Hutama bersikeras.

Pria muda itu melempar stopmap berwarna hijau dengan gambar yayasan Hutama ke tengah meja rapat. "Itu adalah bukti yang kuat bahwa anda benar-benar menjual seluruh aset berharga yang anda miliki. Termasuk SMA Hutama, sebagian kampus Hutama, dan rumah mewah anda yang terletak di jalan Merpati. Seluruh uang sudah saya transfer ke rekening anda, jumlahnya 20 miliar!

"20 miliar? Saya tidak akan pernah menjual aset saya semurah itu. Anda ditipu, saya tegaskan bahwa saya tidak pernah menjual semua yang saya miliki!"

"Maaf, pak Hutama. Semua surat ini menegaskan bahwa anda telah melakukan penjualan atas sebagian kekayaan anda. Hanya sebagian, rumah anda di jalan Garuda masih anda sisakan. Coba cermati dan baca kembali surat perjanjian ini. Jika anda tidak segera mengosongkan rumah anda, maka dengan terpaksa saya akan membawa kasus ini ke polisi."

Emosi pak Hutama memuncak. Ia tidak mengenal pria muda ini, ia juga tidak pernah menjual aset-asetnya, namun mengapa pria itu tiba-tiba datang dan mengklaim bahwa seluruh asetnya telah dijual?

Pak Hutama mengambil surat yang tergeletak di atas meja.

Saya, Hutama Kertawijaya, dengan ini menyatakan bahwa saya benar-benar menjual aset saya yang meliputi :

1. Tanah dan bangunan Yayasan Hutama
2. Rumah mewah di jalan Merpati
3. 2 buah mobil Daihatsu tahun 2014

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang