9. Dijemput Pacar

220 23 0
                                    

Update lagi!!

---

Angin pagi kembali berhembus dari arah utara. Sinar mentari mulai muncul, mengiringi dimulainya hari yang baru. Udara dingin masih menelisik dan menusuk hingga ke tulang. Sang embun masih berada antara rimbunnya dedaunan, bahkan enggan untuk pergi saat itu juga. Hiruk pikuk kota mulai terasa. Bisingnya kendaraan serta kemacetan di jalanan akan terjadi lagi. Entah sampai kapan kemacetan itu menggeser keindahan yang tertorehkan di bumi ini.

Jam dinding di kamar Nata sudah menunjukkan pukul 5.15. Namun gadis itu masih menikmati mimpinya di alam bawah sadar. Bagi seorang Natania Amira, bangun pagi bukanlah kebiasaannnya, toh selalu ada bi Uma yang akan menyiapkan segala kebutuhannya.

"Mbak Nata!!" Panggil seseorang dari luar.

Nata membuka matanya. Harusnya ia belum melakukannya, tetapi suara itu cukup menghancurkan mimpi bawah sadarnya. Nata terduduk di kasurnya. Mengumpulkan seluruh nyawanya yang sebagian mungkin masih terbawa alam mimpi.

"Masuk." Teriak Nata parau.

Kemudian pintu kamarnya terbuka. Bi Uma masuk dengan tangan kosong, tidak biasanya seperti ini. Bi Uma hanya akan masuk ke kamarnya jika ada barang atau sesuatu untuknya.

"Ada yang cari mbak Nata, sepertinya teman sekolah mbak Nata."

"Siapa? Fani ya? Pagi-pagi udah main ke rumah orang." Nata menggaruk lehernya yang memang gatal akibat terlalu lama bersentuhan dengan bantal.

Bi Uma menggeleng, "Bukan mbak. Cowok."

"Kevin?" Tanya Nata lagi.

"Bukan. Bi Uma juga tidak kenal. Sepertinya dia baru pertama kali datang kesini."

"Ya udah. Suruh tungguin aja, kalo dia nanya aku ada dimana, bilang aja lagi maskeran." Kata Nata pada bi Uma, ia sebenarnya malu untuk mengatakan bahwa ia baru bangun tidur.

"Iya mbak. Saya keluar dulu."

"Siapa sih, pagi-pagi udah main masuk ke rumah orang." Gerutu Nata.

Nata mengambil handuk dan segera mandi. Ia masih mengantuk saat ini, namun orang yang bertamu ke rumahnya pagi ini sungguh tidak beretika. Harusnya ia datang sebentar lagi. Menunggu dirinya selesai dengan mimpinya.

***

Tak sampai setengah jam, Nata sudah rapi mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Hanya saja ia belum mengenakan almamater kebanggaan papanya.

Setelah memastikan bahwa seluruh barang yang ia perlukan di sekolah sudah tertata rapi dan masuk ke dalam tas, Nata meraih HP nya yang tergeletak di samping bantal. Kemudian ia segera berlari keluar kamarnya dengan menenteng tas dan almamater berwarna merahnya.

Dari tangga, Nata melihat sekilas sosok pria yang kini sedang membelakanginya. Wajahnya tidak jelas karena ia tidak menghadap ke arah Nata. Nata pastikan itu adalah teman sekolahnya, dibuktikan dengan almamater yang dikenakan oleh pria itu.

"Siapa ya?" Tanya Nata sambil menuruni tangga.

"Pagi sayang!" Ujar pria itu.

Nata bukan main terkejutnya mendapati pria yang ternyata adalah Sandi Antariksa, pacar barunya yang baru ia pacari sejak kemarin.

"Lo ngapain disini?" Kali ini Nata sedikit berbisik.

"Jemput pacar kesayangan lah. Lo kira mau ketemu pak Hutama, mohon-mohon biar gue gak jadi dipindahin ke IPS 5?" Tanyanya.

TEMPRAMENTAL (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang